x

Iklan

Sabrinaaiwa_

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 November 2021

Sabtu, 20 November 2021 08:37 WIB

Kenangan Masa Kecil

Cerpen ini membawa kita kepada kehidupan seorang aku yang selalu kena marah bapak tetapi bapak memarahinya karna sang bapak sangat menyayangi aku.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ku pandangi rumah kosong yang penuh dengan tumbuhan rambat, dahulu rumah itu adalah
tempat tinggal masa kecilku, dan sekarang semua itu hanyalah sebuah kenangan, kenangan
indah tak terlupakan.
Saat ini aku sedang berkunjung ke kampung halamanku, tempat dimana aku menjalani masa
kecilku, dan tempat dimana aku selalu kena marah sama bapak, bapak memarahiku bukan
tanpa alasan melainkan bapak amat sangat menyayangiku dan peduli denganku, aku rindu
bapak.
Saat aku ingin memutarbalikkan kendaraan ku untuk menuju ke salah satu TPU disini, tiba-
tiba salah satu momen terlintas di kepalaku.

Terik matahari begitu menyengat di luar sana, setelah makan aku beranjak tidur siang, lebih
tepatnya pura-pura tidur siang.
Setelah bapak mengecek kamarku dan bapak kembali ke kamarnya untuk tidur, aku
menyelinap keluar rumah dengan berjinjit-jinjit sembari membawa jaring kecil.
Aku berlari tanpa alas kaki menuju teman-teman ku yang tengah menungguku di pinggir
sungai kecil yang tak jauh dari rumahku, aku mulai membuka baju, dan menceburkan diriku
ke sungai, sungai ini tidak dalam hanya setinggi pahaku saja.
Aku pergi ke sungai untuk mencari ikan sambil bermain-main dengan teman-temanku, ikan
disini hanya ikan kecil-kecil saja, seperti ikan sepat dan wader.
Bapak seringkali memarahiku saat aku ketahuan pulang dari sungai, karena saat aku sampai
di rumah pakaianku basah kuyup, dan hanya membawa dua ikan kecil saja.
Dan benar saja, saat sore tiba dan aku kembali ke rumah, bapak memarahiku karena
bukannya tidur siang malah pergi ke sungai.

Setelah mandi, aku minta tolong pada ibuku untuk menggoreng ikan yang aku tangkap tadi,
dan lagi-lagi aku kena marah, karena ikannya hanya seekor saja dan kecil pula.
Malam harinya setelah makan, aku belajar dengan penerangan yang minim, tetapi itu tidak
menjadikanku alasan untuk tidak belajar, aku ini termasuk salah satu murid pintar disekolah,
dan seringkali ditunjuk oleh guru untuk mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan di
sekolah maupun di luar sekolah, bagaimana tidak, setiap malam aku selalu belajar dan selalu
diawasi oleh bapak yang sembari membawa rotan, bapak adalah guru matematika disalah
satu sekolah yang ada disini.
Aku mempunyai cita-cita, cukup sederhana sebenarnya cita-cita ku, ini juga rata-rata cita-
cita setiap orang, yaitu membanggakan kedua orangtua.

Saat sampai di TPU, aku menuju ke salah satu kuburan, dan mulai membersihkan rumput-
rumput liar yang telah memanjang diatas kuburan tersebut, setelah itu aku menaburi
bunga, dan membaca surat al-fatihah, dan surat yasin.
“Pak” ucapku dengan suara pelan, “aku pulang pak” ucapku lagi, “berkat doa dan didikan
bapak, sekarang aku bisa membantu banyak orang pak, sekarang aku bisa jadi seorang
pemimpin, sekarang aku bisa punya banyak penghasilan, teriamakasih pak untuk
semuanya”.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Sabrinaaiwa_ lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB