x

foto ngeliwet

Iklan

Fath Aulia Muhammad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 November 2021

Rabu, 24 November 2021 06:51 WIB

Ngeliwet di Cicalengka

Bercerita tentang ngeliwet yang penuh dengan makna kebersamaan, kekeluargaan, dan kesederhanaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kereta dari jogja telah tiba di Stasiun Kiaracondong di kota Bandung. Kemudian aku segera berganti kereta ke kereta lokal Bandung Raya untuk menuju ke Stasiun Cicalengka.
Hamparan sawah menjadi pemandangan yang menyertai perjalananku menuju ke Stasiun Cicalengka. Kemegahan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Masjid Apung yang terlihat dari kereta turut menghiasi perjalanan.

Kali ini kereta cukup penuh dengan pembatasan penumpang maksimal 70 % kapasitas karena masih dalam suasana pandemi covid19. Banyak penumpang ibu-ibu dan anak-anaknya yang akan berwisata ke Cicalengka.

Sesampainya di Stasiun Cicalengka, aku sudah ditunggu oleh tukang ojek-tukang ojek yang mangkal di stasiun. Setelah membeli roti rasa kopi yang outletnya ada di stasiun kemudian aku berjalan menuju jalan raya yang dilewati angkot. Di pojok jalan raya itu ada warung makan yang terkenal akan kelezatan pepes ikan masnya. Warung makan berwarna putih hijau itu selalu menjadi persinggahanku saat mencari sarapan setelah turun dari kereta.

Pepes ikan mas yang terbungkus daun pisang berwarna hijau tua itu menjadi menu favoritku pagi ini. Bapak warung menawariku setibanya aku di dalam warung makan.

" Makan A ? ", tanya bapak warung.
" Iya pak ", jawabku.
" Pakai apa A ? ", tanya bapak warung lagi.
" Pepes ikan mas pak ", kataku.

Tak berapa lama kemudian bapak warung menghidangkan pepes ikan mas dan nasi satu ceting disertai sambal dan lalapan. Kelezatan pepes ikan mas, kesegaran lalapan timun dan terong hijau, ditambah pedasnya sambal mewarnai keindahan dan kesejukan suasana pagi di Cicalengka.
Keramahan bapak warung dan segarnya teh tawar yang menjadi minuman khas warung makan di tanah sunda menambah kehangatan suasana.

Setelah selesai sarapan aku segera memesan ojek online untuk menuju kosnya Bela. Perempuan yang aku kenal melalui media sosial. Tak lama kemudian datanglah ojol yang mengantarkanku ke kosnya Bela.

" Ngopi dulu mas ", kata Bela sesaat setelah aku sampai di kosnya.
" Boleh ", kataku.
" Aku beli kopi dan rokok dulu ya mas ", kata Bela.
" Iya bel ", kataku.
Bela memanggilku mas bukan A atau Aa karena aku orang jawa. Kemudian Bela pergi untuk membeli kopi dan rokok.


Minum kopi dan merokok adalah salah satu kebiasaan masyarakat sunda. Kebiasaan tersebut sering disebut dengan istilah kopdud alias kopi dan udud. Biasanya kopinya adalah kopi hideung alias kopi hitam. Tapi sekarang ini sudah bertransformasi ke aneka jenis kopi dengan adanya kopi instan sachetan.

Tak lama kemudian Bela datang dengan membawa kopi, rokok, dan bakso.

" Makan bakso dulu mas ", kata Bela.
" Iya, kamu makan juga kan ? ", tanyaku.
" Aku mau ngopi dan merokok dulu mas ", kata Bela kemudian.
" Oke ", kataku lagi.

Dan selanjutnya aku menikmati bakso yang dibelikan oleh Bela sementara Bela asyik dengan kopi dan rokoknya.

" Mas, beberapa hari lagi kan sudah bulan puasa. Kalau disini sebelum puasa biasanya pada ngeliwet. Bikin nasi liwet dan lauk pauknya kemudian dimakan bersama-sama ", kata Bela.
Nasi liwet adalah makanan khas sunda yaitu nasi yang dimasak dengan ditambah bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, cabai, salam, dan serai dan dimakan bersama-sama dengan teman atau saudara.
" Aku pengen ngeliwet di kos ini mas bareng teman-teman kos sekalian ngenalin mas ke teman-teman ", kata Bela lagi.
" Ya gak pa pa. Bagus itu ", kataku.
" Tapi butuh modal untuk belanja bahan-bahannya mas ", kata Bela.
" Berapa Bel ? ", tanyaku.
" Seratus cukup mas ", jawab Bela.
Kemudian aku mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru dan menyerahkan kepada Bela.
" Ini bel untuk belanja bahan-bahan ngeliwet ", kataku.
" Baik mas. Terimakasih ya ", kata Bela.
" Sama-sama ", kataku lagi.

" Bel aku pulang ke hotel dulu ya. Mau istirahat dulu. Masih belum hilang rasa capeknya ", kataku.
" Iya mas. Besok kesininya agak siangan aja sekitar jam 11 soalnya besok pagi aku mau ngeliwet dulu di rancaekek, rumah Mama ", kata Bela.
" Iya bel. Besok aku kesininya agak siangan ", kataku.

Tak lama kemudian aku turun dari kosnya Bela yang di lantai 2 dan memesan ojol untuk menuju ke Stasiun Cicalengka.

Sesampainya di Stasiun Cicalengka, kereta lokal Bandung Raya yang akan mengantarkanku menuju Stasiun Bandung telah siap dan akupun segera naik ke kereta.
Tak lama kemudian bergeraklah kereta Bandung Raya menuju Stasiun Bandung. Sesampainya di Stasiun Bandung aku segera memesan ojol untuk menuju ke hotel yang terletak tidak jauh dari Stasiun Bandung.

Hari ini cuaca agak mendung tapi tidak hujan. Waktu menunjukkan pukul 08.00. Aku segera bergegas menuju ke Stasiun Bandung. Sesampainya di pintu selatan Stasiun Bandung aku tidak langsung masuk stasiun karena kereta ke Cicalengka berangkat pukul 09.00. Aku masih punya waktu untuk menikmati teh tawar hangat yang dijual oleh warung rokok yang terletak di dekat pintu masuk selatan Stasiun Bandung.
" Teh tawar hangat satu A ", kataku kepada penjaga warung.
" Siap A ", kata penjaga warung.
Tak lama kemudian aku telah menikmati teh tawar hangat yang disajikan oleh penjaga warung rokok.

Setelah beberapa saat aku menikmati teh tawar hangat kemudian waktu telah menunjukkan pukul 08.45.

Karena sudah hampir pukul 09.00 maka aku segera masuk ke Stasiun Bandung. Aku menunggu beberapa saat di dalam stasiun sampai kereta datang. Setelah menunggu beberapa saat, tak lama kemudian kereta datang dan aku segera naik ke dalam kereta Bandung Raya.
Setelah kereta berjalan sekitar 30 menit maka sampailah aku di Stasiun Cicalengka.
Sekitar pukul 10.00 aku sudah sampai di kosnya Bela.
Sesampai disana Bela sedang memasak nasi liwet, tumis kangkung, aneka gorengan seperti tahu dan tempe goreng, ikan asin goreng, serta lalapan dan sambal. Menu yang sederhana dan jauh dari kata mewah. Tujuannya adalah bisa makan bersama-sama dengan teman-teman kos tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak.
Setelah makanannya siap, Bela segera memanggil teman-temannya satu kos untuk menikmati nasi liwet dan lauk pauknya. Teman-teman Bela satu per satu datang ke kamar kos Bela dan segera mengambil nasi liwet dan menikmatinya di area sekitar kamar kos Bela.
Suasana cukup meriah saat itu. Suasana kebersamaan, keakraban, kekeluargaan, dan kesederhanaan menaungi acara ngeliwet pada hari itu. Semoga kesederhanaan dan kebahagiaan selalu menyertaimu Bela.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Fath Aulia Muhammad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu