x

photo by freepik

Iklan

renny ambar

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Februari 2021

Sabtu, 27 November 2021 06:03 WIB

Limbah Mikroplastik Industri Kosmetik, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Tahukah kamu, kalau kosmetik juga kerap menyumbang limbah microplastik di lautan? Well, sudah waktunya untuk beralih ke produk organik dan biodegradable nih!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Membicarakan tentang tren dan minat masyarakat akan dunia kecantikan seolah tidak ada habisnya. Bahkan, seiring berjalannya waktu tidak hanya perempuan dewasa yang menggunakan kosmetik, melainkan laki-laki, remaja, hingga para orang tua pun memakainya.

Hal ini selaras dengan data yang didapatkan selama Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) pada Desember 2020 lalu, bahwa kosmetik menduduki peringkat kedua sebagai produk yang paling banyak dibeli selama event berlangsung.

Tak hanya itu, Kementrian Perindustrian pun menyebutkan bahwa sejak 2016 silam, pertumbuhan pasar industry kosmetik kian meningkat, bahkan mencapau angka lebih dari 9%. Kamu pun dapat menemukan fenomena ini dengan mudah lewat banyaknya iklan atau produk-produk kosmetik baru yang berjajar di rak-rak ritel kosmetik di sekitarmu. Ya, tak hanya merk-merk lama dan telah tenar. Melainkan merk kosmetik baru dengan varian yang sama barunya juga memenuhi berbagai ritel kosmetik, dari skala rumahan hingga ritel besar di swalayan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat kebutuhan dan produksi besar-besaran ini, pernahkah kamu bertanya-tanya seberapa besar pengaruh industry kosmetik terhadap pencemaran lingkungan?

Sayangnya, iya. Laporan dari BBC yang dilansir dari Tirto, menyebutkan bahwa industri kosmetik rupanya turut menyumbang pencemaran lingkungan, terutama zat mikroplastik. Kenyataannya hingga kini banyak produk kosmetik yang dicampur dengan mikroplastik, yang kemudian akan sampai ke saluran pembuangan, lalu kelingkungan, hingga akhirnya sampai di rantai makanan kita.

Butiran mikroplastik ini khususnya cenderung ditemukan pada produk peeling wajah, agar mendukung proses eksfoliasi sel kulit mati dan kotoran yang ada pada epidermis. Tak Cuma itu, butiran plastic mini ini pun ditemukan pada pasta gigi, lulur, sabun, maskara, lipstick, dan foundation. Buliran halus platik ini menjadi limbah karena tidak dapat terurai baik di tanah, saluran pembuangan, sungai, dan laut.

Limbah Mikroplastik di Laut dan Dampaknya

Produk kosmetik sendiri dibagi menjadi dua jenis, yang pertama merupakan produk kecantikan seperti makeup (decorative product), untuk riasan wajah. Dan yang kedua, merupakan produk perawatan kecantikan dan kesehatan kulit, seperti skincare.Penggunaan mikroplastik pun sama-sama digunakan dalam formulasi kedua jenis kosmetik tersebut.

Mikroplastik pada limbah kosmetik tidak bisa larut atau terurai, baik pada tanah maupun saluran pembungan, hingga akhirnya sampai di laut. Pada tahun 2011, seorang pakar limbah melakukan sebuah penelitian tentang mikroplastik dan dampaknya pada lingkungan.

Dari hasil studi itu ditemukan dampak-dampak limbah mikroplastik sebagai berikut ini.

Dampak Mikroplastik Bagi Lingkungan dan Manusia

  • Membahayakan biota dan ekosistem yang add#a di laut. Banyak penelitian yang sebenarnya telah meneliti soal dampak microplastic yang menumpuk di laut, termasuk rusaknya ekosistem dan kematian hewan-hewan di laut.
  • Mikroplastik yang tertelan oleh biota laut ini pun berisiko masuk ke sistem pencernaan manusia bila dikonsumsi.
  • Mikroplastik dapat menjadi media transport bagi mikroorganisme laut, bahkan virus-virus tertentu.
  • Mikroplastik pun merupakan salah satu faktor terbesar dalam pemanasan global. Sebab mampu memproduksi gas rumah kaca, seperti metana yang sangat potensial dalam menyebabkan pemanasan bumi.

Cara Mengurangi Limbah Kosmetik

Isu soal pemanasan global, limbah industri dan berbagai hal lain yang dapat merusak alam adalah hal yang harus kita perhatikan. Sebab bumi yang kita tinggali sekarang telah banyak mengalami perubahan dan pengurangan kualitas, bayangkan bagaimana kondisi alam pada sepuluh tahun ke depan.

Seberapa besar perubahan iklim yang terjadi? Bencana alam apa saja yang menunggu anak cucu kita di masa mendatang? Dan kalau bumi sudah terlalu rusak untuk ditinggali, mau lari ke mana manusia?

Bisa dibayangkan seberapa banyak produk kosmetik yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat, bukan? Nah, kamu juga pasti bisa mengerti mengapa industri ini bisa menjadi salah satu penyumbang limbah terbesar.

Sayangnya, kita juga enggak bisa menyuruh orang begitu saja menghentikan penggunaan produk kosmetik ini. Sebab, kini merawat penampilan bukan lagi menjadi hal yang bisa begitu saja dilewatkan. Malahan posisinya telah bisa disejajarkan dengan kebutuhan sehari-hari.

Untuk menyiasati hal ini akhirnya muncul tren-tren dan produk-produk perawatan kecantikan yang mengusung tema ramah lingkungan. Penasaran, enggak, apa aja tren dan produk yang dimaksud? Baca sampai habis, dong, biar tahu!

Castile Soap

Castile soap adalah produk yang sangat direkomendasikan untuk kamu coba. Sebab sabun satu ini enggak hanya baik digunakan sebagai perawatan kecantikan. Melainkan untuk juga untuk membersihkan perabot rumah, memandikan hewan peliharan, dan mencuci bahan makanan.

Nah, castile soap ini juga sangat ramah lingkungan. Karena 100% dibuat dari bahan alami dan bisa diproduksi tanpa melalui proses pabrik, alias bisa homemade lho, Guys. Kamu bisa mencari tutorial pembuatan castile soap dengan mudh di Internet.

Hal yang membuat sabun ini makin direkomendasikan untuk kamu coba adalah sifatnya yang aman untuk kulit. Bahkan untuk orang yang memiliki kulit sensitif pun tidak akan iritasi ketika menggunakan castile soap.

Organic Mask

Produk perawatan wajah yang sempat populer dan cukup ramah lingkungan lainnya adalah organic mask atau masker organik. Produk yang dibuat dengan bahan-bahan alami ini pun diklaim lebih aman digunakan dan memiliki risiko memunculkan reaksi alergi yang lebih rendah pada penggunanya.

Yang tak kalah menariknya, masker organik dapat dengan mudah dibuat sendiri di rumah. Inilah yang akhirnya membuat produk perawatan wajah ini diklaim ramah lingkungan, karena jika orang-orang bisa memproduksi sendiri, maka limbah pabrik dan kemasan juga akan dapat diminimalisir.

Vegan Skincare

Tren skincare satu ini pasti udah enggak asing di telinga kalian. Pasalnya, vegan skincare tengah jadi buruan di kalangan pecinta kosmetik. Tapi kamu tahu enggak, apa vegan skincare itu?

Vegan skincare adalah tren skincare yang menekankan konsep no animal product dalam formulanya. Ini dimaksudkan untuk mengurangi animal harm dan membuat produk lebih ramah lingkungan.

Tak hanya itu, vegan skincare juga diklaim sangat cocok digunakan oleh pemilik kulit sensitif. Dilansir dari laman Alodokter, disebutkan bahwa skincare yang diproduksi dari ekstrak tumbuh-tumbuhan akan jauh lebih aman untuk kulit yang sensitif dibanding yang mengandung animal product.

Oh ya, jangan salah sangka dan mengira kalau vegan skincare ini sama dengan organic skincare. Sebab keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam organic skincare menggunakan bahan-bahan alami, baik dari hewan maupun tumbuhan. Sementara vegan skincare sama sekali menolak menggunakan bahan-bahan hewani.

Clean Beauty Skincare

Tren skincare ini tak kalah booming-nya, apalagi kalau Emma Watson (artis ternama Hollywood) turut mengampanyekan tren ini di media sosialnya. Clean beauty skincare sampai kini telah banyak diproduksi, baik di luar maupun dalam negeri.

Clean beauty skincare mengutamakan keamanan penggunanya dan berusaha lebih ramah lingkungan. Tren skincare ini masih menggunakan bahan kimiawi, hewani, dan organic sekaligus dalam formulanya. Dengan catatan, bahwa bahan-bahan ini haruslah aman dan tidak menimbulkan dampak buruk pada penggunanya.

Reusable Cotton Pads

Aplikator kosmetik juga bisa menjadi limbah dan merusak lingkungan, termasuk kapas yang kamu gunakan tiap akan membersihkan muka atau memakai toner. Nah, untuk menanggulangi dan mengurangi penggunaan kapas berlebihan, telah ada reusable cotton pads yang sesuai namanya bisa dipakai berkali-kali.

Kapas yang terbuat dari kain ini sebenarnya telah lama diproduksi dan dijual di pasaran. Sayangnya, enggak banyak orang yang tahu tentang keberadaannya. Padahal reusable cotton pads ini dapat bertahan cukup lama, yakni selama 1-3 bulan per kapasnya.

Nah itu adalah beberapa produk dan tren skincare ramah lingkungan yang bisa kamu coba aplikasikan sehari-hari. Meski enggak semuanya, langkah sederhana kamu untuk menjaga lingkungan kita agar selalu sehat adalah sebuah hal yang sangat berarti.

Mimin enggak bakal bilang kalau tren-tren atau produk di atas sangat praktis, karena pada kenyataannya kamu juga harus telaten merawat produk-produk reusable agar enggak terkontaminasi bakteri. Atau pas mau bikin castile soap dan organic mask bisa dibilang cukup rempong, meski begitu harganya cukup setimpal dengan limbah yang mungkin saja bisa kita kurangi.

 

 

Ikuti tulisan menarik renny ambar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler