Dari Nasi Bakar ke Baby Shop, Rahmi Cetak Omzet Rp600 Juta
2 jam lalu
Rahmi Siti Mardiah memulai usahanya dari berjualan nasi bakar. Kini ia berhasil membangun Baby Shop dengan omzet hingga ratusan juta rupiah.
***
Saya berkesempatan mewawancarai seorang perempuan inspiratif bernama Rahmi Siti Mardiah, 32 tahun. Beliau adalah sosok tangguh yang kini menjadi pemilik retail baby shop, sebuah toko yang menyediakan perlengkapan bayi, anak, hingga kebutuhan ibu dalam satu tempat. Melalui usaha ini, Rahmi berhasil menarik perhatian banyak orang hingga akun Instagram usahanya (ilwababy.id) kini memiliki lebih dari 30,3 ribu pengikut. Jumlah tersebut menjadi bukti bahwa usahanya tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan dipercaya oleh banyak pelanggan.
Di balik kesibukan usahanya, Rahmi juga memikul tanggung jawab besar sebagai seorang ibu dari dua anak sekaligus penopang bagi ibunya. Kehidupan keluarga yang penuh tantangan akibat perpisahan orangtua serta kondisi ekonomi yang terbatas tidak membuatnya menyerah. Justru dari situlah tumbuh keteguhan hati untuk terus berjuang.
Meski begitu, Rahmi merasa beruntung karena mendapat dukungan penuh dari seorang suami. Sang suami lebih banyak membantu mengurus usaha dan mendampingi anak belajar di malam hari, sedangkan Rahmi fokus pada urusan rumah tangga seperti belanja, memasak, dan mengatur kebutuhan sehari-hari. Sesekali, urusan rumah pun dibantu orang lain agar tidak terlalu berat.
Ketika ditanya soal brand, Rahmi menjelaskan nama yang ia pilih ini bukan sekadar label, melainkan punya cerita. Tahun 2015, saat mengikuti pelatihan di Bukalapak, Rahmi membaca buku Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang berlatar di Rusia. Dari situlah ia menemukan kata yangmkini jadi nama brand-nya. Bahkan kini juga menjadi nama anak keduanya.
Perjalanan usaha Rahmi sudah dimulai sejak remaja. Saat duduk di kelas 3 SMP, ia memberanikan diri menjual baju hanya dengan bermodalkan brosur dari kakaknya. Meski tidak tahu cara berjualan dan awalnya kurang mendapat perhatian teman-teman, ia tetap mencoba. Ia juga pernah berjualan nasi bakar yang dimasak ibunya sejak pukul 3 pagi. Rahmi berangkat jam 5.30 pagi untuk menawarkan dagangan ke sekolah, bahkan hingga ke kantor guru. Saat kuliah di tahun 2009, ia mulai masuk ke dunia jualan online dengan mengambil barang dari kakaknya, mulai dari jaket, mukena, jam tangan, hingga sistem dropship. Dari pengalaman-pengalaman itu, ia belajar bahwa usaha butuh keberanian, meski dimulai dari hal kecil.
Alasan Rahmi memilih jalur digital sangat sederhana: lebih mudah menjangkau pasar luas, modal relatif kecil, dan bisa fleksibel dijalankan sambil mengurus rumah tangga. Baginya, usaha baby shop Hilwa bukan pekerjaan sampingan, melainkan sumber utama kehidupan. Usaha ini sudah berjalan sejak 2015 dan sempat melonjak pesat saat pandemi Covid-19, di mana produk bayi justru semakin banyak dicari.
Rahmi tidak menutup-nutupi bahwa tantangan di awal cukup berat, terutama persaingan harga yang ketat dan menjaga konsistensi promosi. Namun, kerja kerasnya membuahkan hasil. Saat pandemi, omzet usahanya bahkan pernah mencapai sekitar 600 juta per bulan. Meski begitu, ia mengakui omzet tidak selalu stabil karena kondisi pasar bisa naik-turun.
Ketika ditanya soal trik penjualan, Rahmi menjawab singkat: konsisten. Menurutnya, kunci penjualan ada pada konsistensi posting produk, menjaga komunikasi dengan pelanggan, serta pelayanan yang ramah dan cepat. Untuk menghadapi persaingan, ia menggunakan berbagai platform digital seperti Instagram, marketplace (Bukalapak, Shopee, Tokopedia), dan WhatsApp. Ia juga mengembangkan jaringan reseller dan dropship supaya produknya bisa dipasarkan lebih luas.
Sebagai penutup, Rahmi memberikan pesan khusus untuk perempuan lain yang ingin memulai usaha. Ia mengatakan, “Jangan tunggu modal besar dulu. Mulai saja dari yang kecil, dari apa yang ada. Yang penting berani, konsisten, dan mau belajar.” Baginya, kesuksesan bukan sesuatu yang instan, melainkan hasil dari proses panjang, jatuh-bangun, kerja keras, dan tentu saja doa. Dukungan keluarga, menurutnya, juga sangat berharga untuk menjaga semangat tetap menyala.
Dari wawancara ini, saya pribadi belajar banyak. Perjalanan Rahmi menunjukkan bahwa seorang perempuan bisa tetap mandiri, produktif, dan berkontribusi lewat dunia usaha. Cerita hidupnya menjadi bukti nyata bahwa dengan konsistensi, keberanian, serta dukungan orang-orang terdekat, usaha kecil bisa berkembang besar dan bermanfaat.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler