x

Segerombolan burung terbang mengiringi pesawat Boeing 777 saat terbang di dekat bandara Heathrow, London. Dailymail.co.uk

Iklan

kebogiraz

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menyambut Pelancong Dari Bumi Utara

Fenomena migrasi burung adalah salah satu yang mengagumkan di muka bumi. Ayo cari sedikit tahu tentang para penjelajah lintas benua itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semua makhluk hidup yang bergerak pasti melakukan perjalanan dalam hidupnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Meskipun sekedar pindah kos setelah diusir ibu kos karena nunggak sewa bulanan. Saya berpindah tempat dari kampung kelahiran saya di Malang menuju Yogyakarta untuk kuliah, lalu bergeser lagi ke Taman Nasional Baluran untuk bekerja. Di luar sana, ribuan, jutaan, bahkan milyaran manusia bergerak menuju tempat yang bisa memenuhi kebutuhannya bahkan sampai melintasi batas-batas negara. Itu sebabnya, penemuan roda 5500 tahun yang lalu menjadi penemuan primordial paling bersejarah karena mampu mengubah peradaban manusia. Jangan dibayangkan bagaimana kehidupan manusia tanpa alat transportasi. Seberapa kuat manusia bisa berjalan, berlari, berenang atau melompat karena tidak bisa terbang?

Tapi, burung-burung itu terlalu canggih untuk memerlukan teknologi transportasi manusia. Burung-burung yang terbang tidak hanya melintasi negara, tapi benua sejak kehidupan dihembuskan Tuhan di muka bumi!

Mungkin sampeyan pernah melihat burung elang terbang dalam jumlah sangat besar seakan memenuhi langit. Atau ketika sampeyan pergi dengan keluarga ke sebuah pantai lalu menemui burung berwarna kusam, berkaki panjang, beberapa bahkan memiliki paruh yang panjangnya hampir sama dengan panjang tubuhnya memenuhi bibir pantai. Atau, di pekarangan rumah sampeyan tiba-tiba ada burung asing yang sebelumnya belum pernah lihat wujudnya atau mendengar suaranya. Mungkin yang paling sering sampeyan temui, tapi tanpa disadari, ribuan burung mirip walet berekor panjang seperti gunting berhamburan lalu bertengger memenuhi tali jemuran atau tiang listrik di dekat rumah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yes, sodara-sodara sekalian, itulah para tamu dari negara jauh di belahan bumi utara: burung-burung migran.

Fenomena migrasi burung. sumber: english.pravda.ru

Jalur lintas (flyway) Migrasi Burung Asia Pasifik. Sumber: www.teara.govt.nz

Meskipun tubuh mereka kecil, namun kemampuan terbang mereka jauh mengalahkan teknologi pesawat yang pernah dibuat manusia. Mereka bergerak dari belahan bumi utara saat memasuki musim dingin ke belahan bumi selatan untuk menemukan makanan yang lebih berlimpah. Setelah belahan bumi utara memasuki musim yang lebih hangat, mereka akan kembali lagi untuk kawin, membesarkan anak-anaknya, menimbun energi dari makanan dalam tubuhnya untuk menyiapkan musim migrasi berikutnya. Dan begitu seterusnya.

Para pelancong ini dibedakan dalam 6 kelompok, yaitu kelompok burung pantai, burung air, kuntul-kuntulan, burung air belibis-belibisan, burung pantai, burungBiru Laut Ekor-blorok si pengembara ulung. sumber: Wikipedia laut/pelagik, burung raptor, dan burung darat. Dari kubu burung laut, sebut saja Dara Laut Artik (Sterna paradisea) yang kampung halamannya berada di kutub utara ini menyeberangi bumi sampai kutub selatan. Kubu burung pantai ada burung Biru laut Ekor-blorok (Limosa lapponica) yang sepertinya menjadi burung dengan rute migrasi terjauh yaitu 10.200 km! Dari kubu burung pemangsa atau elang atau sebutan kerennya raptor, seekor Alap-alap Amur (Falco amurensis) bisa menempuh 2.500-3.100 km dalam 2-3 hari terbang non-stop! Kapan tidurnya, pakan makannya, kapan pipisnya ya?

Untuk burung darat yang juga dikenal sebagai kelompok passerines, burung yang paling terkenal tapi sering diabaikan adalah Layang-layang Api (Hirundo rustica). Orang sering menyebutnya sriti atau walet. Jika sampeyan punya kesempatan, sesekali mampirlah di KM 0 Malioboro, Yogyakarta. Pada musim migrasi, gedung-gedung bersejarah seperti Kantor Pos Besar, Bank Indonesia akan dipenuhi oleh gerombolan ini. Tidak hanya ratusan tapi ribuan bahkan puluhan ribu. Mereka nongkrong di kabel-kabel listrik, pepohonan atau gedung.

Migrasi burung adalah fenomena alam yang sangat luar biasa. Teknologi navigasi, pemilihan pit stop dan manajemen energi selama perjalanan panjang burung-burung ini selalu menarik untuk dikaji oleh peneliti. Bahkan beberapa burung pelagik mampu terbang sambil tidur, dan tidak tersesat saat kembali ke kampung halamannya!

Bagi orang awam, melihat burung yang berhamburan memenuhi angkasa adalah keasyikan tersendiri yang tidak dapat disaksikan tiap hari. Di beberapa negara maju, fenomena migrasi burung bahkan sudah menjadi atraksi wisata yang bisa mengundang jutaan manusia berbondong-bondong memenuhi daerah-daerah pengamatan burung migrasi. Membuka ribuan lapangan pekerjaan dan tentunya mendatangkan devisa bahkan sampai milyaran rupiah. Memiliki 1598 jenis burung dimana 149 jenis adalah burung migran, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar meskipun belum semeriah seperti di Australia, India apalagi Amerika Serikat.

sumber: worldmigratorybirdday.orgDi Indonesia sendiri, aktifitas menyambut tamu dari jauh ini banyak dilakukan oleh para birdwatcher yang berasal dari pelajar, peneliti dan aktifis lingkungan. Di antara mereka sumber: fobi.web.idmuncul kelompok-kelompok pengamat burung yang aktif mengamati burung di lokasi masing-masing. Aktifitas mereka tidak hanya have fun melihat fenomena alam, tapi lebih jauh hasil pengamatan burung ini juga menghasilkan data-data yang sangat bermanfaat untuk konservasi burung liar di Indonesia.

Di setiap minggu ke-2 di bulan Mei, para birdwatcher di seluruh dunia, termasuk Indonesia, melakukan pengamatan serentak mengamati burung migran di masing-masing negaranya. Word Migratory Bird Day bisa jadi adalah pesta 2 hari terbesar bagi pengamat seluruh dunia. Bayangkan jutaan birdwatcher melakukan pengamatan bersama-sama!

Tapi ngomong-ngomong, minggu ke-2 udah lewat ya? Hihihihi... bagi yang baru tahu, segera masukkan agenda minggu ke-2 bulan Mei ini pada rencana tahunan sampeyan. Jangan sampai tahun depan kelewatan lagi. Buat yang tidak tahan menunggu tahun depan, ada juga event pengamatan burung bersama tiap tanggal 2 Oktober. Hari apa itu? Yes, untuk memperingati Hari Batik ada event BUHARTI (Pengamatan Burung di Hari Batik). Syaratnya harus pakai batik. Asyik kan, jalan-jalan ke hutan atau pantai sambil pakai batik?

Atau kalau sampeyan gak tahan menunggu Oktober, ada juga event bulanan yang di-IO-i oleh masing-masing kelompok burung lokal. Kalau masih kebelet juga, ya segera matikan laptop sampeyan itu dan pergi sana cari burung! :D

***

@kebogiraz

www.pratapapa81.wordpress.com

Ikuti tulisan menarik kebogiraz lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu