x

Iklan

retno ayu ms

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Minggu, 5 Desember 2021 06:22 WIB

Apresiasi Diri dalam Ruang Ekspresi Cerminan kelas Merdeka Belajar

Mengapresiasi diri dalam mengekspresikan diri untuk berkarya sebagai cerminan kelas merdeka belajar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

APRESIASI DIRI DALAM RUANG EKSPRESI CERMINAN KELAS MERDEKA BELAJAR

Kelas merdeka belajar memberikan ruang gerak lebih banyak kepada siswa untuk bisa mengekspresikan diri melalui gagasan, opini dan karya. Pertanyaannya apakah ruang tersebut sudah bisa dimanfaatkan siswa secara optimal untuk mengembangkan potensinya. Nyatanya, masih banyak temuan yang menyebutkan siswa belum bisa mengekspresikan diri melalui ide dan karya dikarenakan kurangnya kepercayaan diri. Bahkan bagi siswa yang tampaknya paling beranipun, saat diminta mencoba hal baru atau hal yang bukan dikuasainya maka kepercayaan dirinya akan melemah. Umumnya manusia secara alamiah bisa melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri untuk menemukan mana aspek yang dikuasainya dan yang tidak dikuasainya, disebut dengan self esteem. Respon yang didapat ketika menghadapi hal yang diluar kemampuannya menjadikan siswa takut untuk mencoba, alasannya karena takut gagal dan diejek oleh rekan-rekannya. Proses ini yang menjadikan siswa melakukan tindakan pencegahan seperti mengatakan karya yang dibuatnya jelek, tidak bisa melakukannya, tidak mau berpendapat dan enggan untuk mengekspresikan diri. Dibandingkan mencoba terlebih dahulu, siswa mencoba melindungi dirinya agar tidak terlihat lemah dihadapan rekan-rekannya. Dikarenakan masa remaja merupakan masa dimana mereka membutuhkan pengakuan. Pengakuan ini berupa apresiasi yang bisa ditunjukan melalui ucapan dan perbuatan. Apresiasi diri menjadi hal penting untuk dikembangkan pada tiap individu agar siswa bisa menghargai usahanya untuk belajar hal baru.

Sebagai guru seni budaya yang mengajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Sindang kabupaten Indramayu. Banyak temuan yang mengarah pada kurangnya apresiasi diri siswa dalam ruang ekspresi. Kegiatan menggambar, bermain musik, menyanyi, menari  dan berlakon dianggap sebagai suatu ajang yang bisa menampilkan kelemahan diri siswa di depan umum. Secara alamiah, siswa mampu menilai diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Sehingga saat melihat karya orang lain, mereka secara langsung akan membandingkan dengan karyanya sendiri. Hal ini bisa memperburuk kepercayaan diri siswa dalam mengapresiasi jika guru membandingkan karya siswa satu dengan lainnya, apalagi mengumumkan nilai tanpa ada persetujuan dan bahan refleksi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa yang harus diperbaiki? Bagaimana cara membangun pribadi yang memiliki sikap penghargaan diri sehingga membentuk siswa yang memiliki kepercayaan diri dan kecakapan dalam berekspresi dan beropini di publik. Jawabannya masih dalam proses, apa yang akan saya utarakan selanjutnya berdasarkan pengalaman refleksi kegiatan pembelajaran yang saya coba terapkan sebagai bentuk dari aplikasi kelas merdeka belajar.

Pertama, mencari perbedaan. Saya yakinkan siswa bahwa bentuk penilaian yang saya berikan berdasarkan perkembangan tiap individu. Bukan untuk mencari dalam satu kelas itu gambar siapa yang terbaik atau siapa yang bisa menari dengan hebat, suara siapa yang paling merdu. Poin perbandingan yang saya terapkan bukan membandingkan satu siswa dengan siswa lainnya. Saya membandingkan progres setiap individu, apa yang telah kamu lakukan saat proses latihan hingga penilaian akhir. Apa saran yang siswa dapatkan dan apakah sudah diperbaiki berdasarkan saran tersebut. Perbedaan apa yang telah kamu lakukan pada awal proses penilaian hingga penilaian akhir.

Kedua, fokus pada proses. Maksudnya apa yang saya nilai tidak hanya melihat dari hasil karyanya saja namun lebih ke bentuk penghargaan saat mereka berproses untuk menyelesaikan tantangan dalam kegiatan pembelajaran. “Saya tidak hanya menilai hasil karya kalian tapi juga usaha kalian yang mau mengalami proses untuk mencapai kata finish dalam tantangan”, merupakan kalimat andalan saya ketika menghadapi siswa yang ragu dengan karyanya.

Ketiga, puji dirimu dan sekitarmu. Dibandingkan mengatakan karya siswa bagus atau jelek, saya akan mengatakan semua karya yang dibuat siswa bagus tapi memberikan saran sekiranya apa yang bisa mereka tingkatkan kedepannya atau yang bisa diperbaiki. Hal yang terkadang dilupakan oleh kita pengajar adalah fakta bahwa siswa sadar dan mampu menilai dirinya sendiri. Sebelum menerima kritik dan saran dari orang lain, siswa yang mencoba hal diluar apa yang dikuasainya akan mengatakan bahwa karyanya jelek. Respon yang saya terapkan adalah bagaimanapun hasilnya saat mereka berani melangkah, langkah kecil itu yang akan dinilai. Sehingga puji dirimu karena sudah bisa melangkah dari zona nyamanmu, maka apresiasi diri itu kelak akan berbuah manis.

Mengapresiasi diri saat berkarya bukanlah hal mudah untuk dilakukan, karena siswa dihadapkan akan fakta menilai diri dengan sekitarnya. Penguatan diri agar bisa mengapresiasi usahanya dalam mengekspresikan ide dan karya merupakan setitik langkah penerapan kelas merdeka belajar. Dimulai dari bisa mengapresiasi diri saat belajar akan meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam tampil di depan publik. Kepercayaan diri siswa yang tinggi, akan menjadikan kelas penuh dengan ide kreatif dan pemikiran yang kritis. Merdeka belajar berarti melepaskan bayang-bayang kegagalan untuk berekspresi, karena sekolah menjadi tempat untuk menempa kegagalan sebagai awal kesuksesan.

 

Ikuti tulisan menarik retno ayu ms lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB