x

Kumpulan surat-surat

Iklan

Azura Jalan Jalan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 November 2021

Minggu, 5 Desember 2021 12:41 WIB

Surat Lamaran untuk Safika

Andi Ramdhani, seorang pria biasa yang jatuh hati dengan Safika Ayu Diah Melati, selebritis terkenal di tanah air. Rasa cinta Andi di curahkan lewat surat, tanpa di kirimkan ke Safika. Suatu hari, Andi merasa mendapat peluang, di kirimkannya surat lamaran kepada Safika. Apakah Safika akan menerimanya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sabtu, 20 Mei 2014

 

Hari ini, aku melihatmu. Di dalam kotak elektronik yang membuatmu terlihat  mungil. Senyum manismu membuatku terpaku. Degup jantungku bergemuruh untuk pertama kalinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kulitmu yang mulus, membuatku mendekat tanpa sadar hingga menutupi adik adikku yang sedang menatap sandiwaramu di layar kaca.

 

Teriakan demi teriakan tak ku pedulikan. Tanganku bergerak bebas menyentuh pipimu yang terhalang dinding kaca. Meski begitu, getar ini tetap terasa, menambah suasana hatiku yang bercahaya.

 

Baru kali ini ku rasa, ada seorang wanita yang menyebabkan ruang fana tercipta di relung hatiku. Ruang kosong yang memintaku untuk mencari pemiliknya.

 

Ku tekan dada dengan kuat, menahan segala gejolak ingin yang baru terasa.

 

"Ya Tuhan, apa ini cinta pada pandang pertama?" gumamku.

 

Sebuah lemparan tepat mengenai belakang kepalaku. Tersadar, aku menepi dengan menguntai rasa ini. Tatapku lekat di canda riamu yang lucu. Gerikku terbuat karena tingkah lakumu.

 

Hai, kamu. Ku jatuhkan hati ini kepadamu yang tak ku tahu siapa sebenarnya dirimu.

 

Mungkin terjal akan menghalangku untuk menujumu tapi aku rela. Dan jika kamu tak menerima rasa yang ku persembahkan ini, aku pun terima. Karena sejatinya rasa ini hanya untuk ku bawa.

 

 

 

 

Juni 2015

 

Santer terdengar kabar tentangmu, hiruk pikuk pemberitaan melanglang wajahmu di setiap layar kaca.

 

Ada apa? 

 

Kamu duduk disana sedang berhadapan dengan seorang pria berkebangsaan Arab, wajahnya kecil dengan hidung yang mancung. Rambutnya hitam legam sama sepertimu. Ku kira kalian cocok bersama, meski kata 'sahabat' tercetus dari mulut kalian berdua.

 

Haha, mulut kalian berbohong sedangkan mata kalian berbicara jujur. 

 

Hahhhh, bagaimana kalian bisa menutupi, jika tatap kalian begitu intens?

 

Anehnya, aku tak sakit hati. Rasa ini masih terpatri meski aku tahu pemilik hatinya adalah dia, bukan diriku.

 

 

 

 

Oktober, 12 2016

 

Selamat ulang tahun, pemilik hati. Semoga suatu hari nanti, aku bisa menampakkan diri. Membawa sejuta kasih yang akan ku beri tanpa permisi.

 

 

 

 

Februari, 24 2017

 

Hari ini, aku lulus. Toga ini ku persembahkan untukmu yang telah lebih dulu lulus mendahuluiku.

 

Apa kabarmu disana?

Siapa pujaan hatimu sekarang?

Apa aku ada kesempatan?

 

Ahahah, mungkin aku harus lebih berjuang ketimbang pria yang sudah kau tinggalkan.

 

Tenang, aku tau resahmu. Aku akan datang menggantikannya yang tak mampu membahagiakanmu.

 

 

 

 

 

Juli, 16 2017

 

Setitik bening menggantung di sana. Meski itu tangis bahagia karena pencapaianmu, aku tetap merasa sedih karena mata indahmu itu harus memerah menahan perasaan yang tak mau di bendung.

 

Aku ikut bahagia, melihatmu mampu mewujudkan mimpimu satu persatu. Kau membuatku iri, seorang gadis kecil yang bijaksana dan dewasa mampu melewati setiap cobaan dan tantangan dalam hidup. Aku bangga padamu Putri Mungilku.

 

 

 

 

 

Januari, 1 2018

 

Selamat tahun baru mungil, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu.

 

Mungil, tahun ini aku akan mencoba bisnis yang membuatku melangkah ragu. Aku memang tak sekuat dirimu yang tegas mengambil langkah, keraguan selalu menyelimutiku meski ilmu sudah bersanding dari dulu.

 

Mungil, menurutmu apa yang harus ku lakukan? Melanjutkan mimpiku atau mengikuti arus yang tentunya sangat membosankan?

 

Aku ingin sepertimu Mungil, yang bisa melakukan apapun dengan jari jarimu yang lucu.

 

 

 

 

 

Agustus, 2 2018

 

Hari ini, aku ulang tahun Mungil. Bodohnya diriku, saking tak punya pasangan ku rayakan ulang tahunku sendirian dan membuat kue ulang tahun sendiri. Aku harap kamu datang meski hanya dalam mimpi.

 

Mungil, kue apa yang paling kamu suka? Aku akan membuatkannya untukmu,  gratis tentunya.

 

 

 

 

 

 

November, 30 2018

 

Sepertinya aku sering menulis surat padamu Mungil. Hahah, apa kamu terganggu? Aku harap tidak.

 

Mungil, hari ini aku mendapat pesanan besaaaarrrr. Setelah sebelumnya di rendahkan oleh saudaraku sendiri tentang keahlian bakeryku, akhirnya hari ini setumpuk pesanan datang menendang  mulutnya yang bagaikan gas bocor. Bau dan menyebabkan ledakan.

 

Hahahah, aku tertawa kencang untuk itu. Apa aku jahat jika mentertawakannya Mungil?

 

 

 

 

 

 

Maret, 19 2019

 

Kau merilis film baru, sebagai fansmu aku merasa senang. Aku akan menontonnya untukmu.

 

 

 

 

 

 

April, 21 2019

 

Mungil, hari ini aku mendapat sebuah tawaran kerja sama. Namun aku bingung Mungil, meski ini adalah suatu kesempatan besar.

 

Seorang teman menawariku bagi hasil dengannya. Semua kebutuhan seperti tempat, alat dan bahan dia yang akan menyediakan. Ada rasa untuk menerima, hanya saja ada yang mengganjal.

 

Keinginanku adalah punya toko roti sendiri dengan hasil jerih payahku. Tak ingin mengikut campurkan orang lain dalam bisnis kecilku ini. Bisnis ini belum ingin ku kembangkan terlalu jauh karena aku masih dalam tahap pengembangan bekery. Hanya itu tujuanku untuk tahun ini. Selebihnya biar menjadi fokusku tahun depan.

 

Bagaimana menurutmu Mungil? Apa itu salah? Kalau salah, bagaimana baiknya?

 

 

 

 

 

 

September, 4 2019

 

Corona membuat para pedagang hancur Ngil. Aku bersyukur tidak menerima tawaran temanku itu. Karena ternyata dia mengambil hutang yang cukup besar di bank dan tidak bisa melunasinya karena tokonya sendiri hancur di renggut Inflasi.

 

Sedangkan usaha onlineku malah berkembang pesat, aku yang tak perlu membayar pajak bangunan dan bisa menerima pesanan jam berapun aku mau, membuat pelanggan berdatangan tanpa ku minta. Bahkan ada yang berulang kali memesan dalam jumlah besar dan kecil.

 

Alhamdulillahhh, rezeki mengalir terus menerus dan semoga rezeki ini mampu membawaku menyambangimu suatu hari nanti.

 

Amin.

 

 

 

 

 

 

Oktober, 13 2019

 

Maaf, untuk kue ulang tahunnya yang terlambat. Akhir akhir ini aku sangat sibuk sekali, sehingga tak sempat mengirimkan kue ulang tahun kepadamu.

 

Semoga tahun depan, aku bisa membawakan kue ulang tahun buatanku sendiri dan membawanya ke rumahmu.

 

Amin.

 

 

 

 

 

 

Januari, 5 2020

 

Aku melihat wawancaramu, dan ada sedikit harapan yang timbul karena itu.

 

Kamu bilang, tak mengapa mempunyai pria yang bergaji UMR asal potensi yang ada selalu dikembangkan. Karena itulah, aku ingin mencobanya.

 

Harapan yang ku gantung di awan, ku ambil dengan segera dan membawanya kemana mana.

 

Akankah, impianku selama ini terwujud? Bagaimana caranya agar bisa mendekatimu yang jauh di sana?

 

 

 

 

 

 

Semarang, 26  Februari

 

 

 

Kepada 

Yth Saudari Safika Ayu Diah Melati

Di rumah

 

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

 

Nama.       : Andi Ramdhani

Alamat.    : Desa Karang Ayu, Semarang

Nomor.    : 085221556443

 

Mengajukan surat lamaran pernikahan kepada Saudari Safika. Besar harapan saya untuk di terima, sebagai bahan pertimbangan saya cantumkan :

 

1. Ijazah S1 Jurusan Management

2. Sertifikat Bakery

3. Foto diri ukuran 4X6

4. Foto usaha

 

Demikian surat lamaran ini saya buat untuk di diskusikan dengan keluarga Saudari. Terima kasih untuk perhatiannya. Jika ada pertanyaan silahkan hubungi saya di nomor yang tertera. 

 

Andi Ramdhani

 

 

 

 

 

 

 

Juli, 17 2020

 

Tak ada surat balasan yang datang setelah berbulan bulan menunggu. Aku gelisah. Bagaimana ini? Bagaimana jika dia mengira aku orang gila atau malah melaporkan ke kantor polisi? Aku harus bagaimana jika itu terjadi?

 

Ku tatap ponsel bututku itu, tak ada nomor baru yang menghubungi. Apa dia tak membaca surat lamaranku? Atau apa managernya tak memberikan surat itu ke padanya?

 

Aku resah. Ku kirimkan surat lamaran lagi kepadanya. Dengan menyertakan foto pembangunan toko kueku juga menyertakan catatan bahwa aku orang baik dan bukan orang gila.

 

 

 

 

 

 

September, 20 2020

 

Toko kueku jadi dengan sangat sempurna. Lokasinya yang berada di pinggir jalan dan bentuknya yang mungil sepertimu membuatku puas. Aku pun tak sabar ingin menunjukkan foto foto kueku kepadamu.

 

Satu amplop foto ku kirimkan sebagai bukti bisnis yang sedang ku kembangkan. 

 

Aku juga punya potensi yang bagus, jadi aku akan tetap berusaha merebut hatimu, wahai pemilik hati.

 

 

 

 

 

 

Oktober, 10 2020

 

Aku pergi sendiri, menuju Jakarta tempat  agensimu berada. Tentunya aku tidak datang ke rumahmu karena tak tahu di mana alamatmu. Jadi aku datang ke agensi membawa kue kesukaanmu.

 

Jantungku berdegup kencang meski hanya bertemu dengan karyawan agensimu, entah bagaimana nanti jika bertemu denganmu, mungkin jantungku bisa copot. Hahaha.

 

Dengan sepenuh hati, ku titipkan kue itu dan semoga bisa berakhir di tanganmu. Kenikmatan akan kue racikan buatanku semoga mampu memasukkan ku dalam antrian hatimu. Semoga.

 

 

 

 

 

 

 

Desember, 23 2020

 

Meski tak banyak yang merayakan natal tapi masih banyak yang memesan kue buatanku. Aku kebanjiran pesanan, entah itu dari online maupun offline. 2 pekerja membantuku mengembangkan bisnisku yang semakin melaju. Aku tak kalah denganmu kan, yang punya bisnis di mana mana.

 

Ku kirimkan foto kue kue hasil buatanku kepadamu, semoga air liurmu menetes menginginkan ini.

 

 

 

                              *****

 

 

 

"Tolong taruh di rak nomor 2 ya," ujarku kepada Wawan, kasir sekaligus pelayanku yang menangani toko offline.

 

"Baik, mas," serunya. "Mas, si Ana tadi bilang sama saya kalau dia sakit," ujarnya memberi tahu.

 

Ana adalah pelayanku yang lain.

 

"Oh iya, sudah bilang tadi sama saya kok," ujarku.

 

"Oh, ya sudah," jawabnya lantas sibuk menata kue kue yang berada di dalam etalase.

 

"Mas, ada pesanan Red Velvet ukuran jumbo untuk besok, apa bisa?" tanya Sintia, admin onlineku.

 

"Besok? Bisa. Jam berapa maunya?" tanyaku.

 

"Jam 8 malam," jawabnya.

 

"Oke, bisa," jawabku optimis.

 

Suara motor berhenti di depan toko, seseorang masuk membawa bungkusan.

 

"Mas, ini pesanan mas," ujar Cahyo, kurir tokoku. Dia memberikan bungkusan plastik hitam padaku.

 

"Thanks bro!" jawabku sembari menepuk pundaknya.

 

"Mas, ini daftarnya. Jangan lupa yang ini dulu," ujar Sinta sembari menunjuk sebuah nama kue untuk di dahulukan proses pembuatannya.

 

"Oke Sin."

 

Aku kembali masuk ke bagian dalam, tempat pembuatan kue yang hanya boleh aku saja yang memasuki. Jujur saja, aku memang sensitif dengan dapurku. Jika ada yang mengusikku saat bekerja membuat kue, maka aku akan sangat marah. Jadi mereka selalu menungguku keluar dari kandang jika ingin berbicara atau berdiskusi.

 

Pukul 9 malam, lampu merah berkedip di dalam ruangan, itu pertanda para karyawan ku sudah bersiap pulang. Aku memberi kode dengan menyalakan lampu hijau di ruangan mereka. Lampu kuning pun menyala, tanda mereka sudah mengunci pintu dan pulang.

 

Sekarang waktunya, aku fokus kembali membuat kue untuk waktu yang lama. Aku terlalu menyukai pekerjaan ini, hingga suatu hari pernah aku tak tidur sama sekali karena terlalu asyik membuat pesanan.

 

Meski lelah dan ngantuk, aku merasa puas dengan kue kue hasil ciptaan ku.

 

Malam ini, aku bisa menyelesaikan lebih cepat dari dugaan. Pukul 10 tepat, satu Black Forest ukuran sedang, sudah tersaji dengan cantik. Menunggu untuk dimasukkan ke pendingin dan di beri tanda agar tak tertukar.

 

"Sempurna!" ujarku puas.

 

Semua sudah beres, aku pulang setelah mandi, membersihkan sisa sisa tepung dari tubuh yang menempel seharian.

 

"Ah, segarrr," seruku saat menghirup udara bebas di luar toko, setelah keluar dari pintu samping.

 

Aku melangkah ringan, berjalan pulang. Tiba tiba aku melihat ada seseorang berambut panjang sedang mengintip ke dalam toko, gelagatnya mencurigakan.

 

Aku mengernyit dan menegurnya.

 

"Hei! Sedang apa kamu?" hardikku.

 

Orang itu terkejut lantas menatapku. Aku pun terkejut, tas yang ku pegang jatuh ke tanah. Aku tak percaya dengan apa yang ku lihat.

 

"Safika?" seruku.

 

Dia tersenyum malu, "maaf, mengagetkan. Apa sudah tutup tokonya? Sayang sekali," ujarnya dengan sedih.

 

Segera ku buka toko dan menghidupkan lampu dengan secepat kilat tanpa mengindahkan tasku.

 

"Masih buka kok," seruku, dadaku naik turun saking semangatnya.

 

"Mari masuk," ajakku.

 

Dia melangkah dengan tersenyum ceria. 

 

"Apakah ini nyata?" batinku tak percaya. "Dia terlihat seperti bidadari," pekikku.

 

Safika duduk sembari melihat sekeliling, " sama persis seperti yang di foto ya," ujarnya.

 

Aku mengikutinya memandang sekeliling, "iya," jawabku kikuk.

 

"Oh, ini," ku sajikan Red Velvet kesukaannya dari dalam etalase.

 

Dia langsung menyantap dengan riang. Ku perhatikan dirinya dengan seksama. Hidungnya mancung, kulitnya putih mulus, bibirnya tipis, matanya bercahaya. Yang sedang duduk di sampingku memang benar dia, sang pujaan hatiku Safika.

 

Aku pun bertanya tanya, "kenapa kamu tiba tiba kesini tanpa pemberitahuan?" tanyaku penasaran.

 

Dia berhenti menyendok kue, dengan senyum malu dia berbicara, "orang tuaku menyuruhmu datang," ujarnya pelan.

 

Aku tercekat.

 

"Apa kamu bisa datang dengan orang tuamu? Untuk membicarakan pernikahan?" 

 

Aku terbelalak, "mimpi apa aku semalam?"

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Azura Jalan Jalan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB