x

ilustr: PelangiQQ Lounge

Iklan

Rebecca Aritonang

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Rabu, 8 Desember 2021 10:18 WIB

Meja Manis yang Menganggapku Dermaga

Berawal dari secarik kertas di atas meja lalu turun ke hati

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meja Manis yang Menganggapku Dermaga

 

“Ayok cepat masuk masuk masuk, udah jam berapa ini?” ujar seorang senior yang berdiri di pojok perhentian

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang mahasiswa baru berlari kearah senior diiringi dengan pikiran andai aku bisa terbang untuk mencapai waktu yang telah ditentukan. Kakiku yang tidak begitu panjang beriringan melaju kencang kearah depan. Dengan rasa capek, huh… benar saja untung aku tidak kena ocehan yang membuatku, mungkin tidak mood untuk memulai kisah di sini. Ya benar aku adalah renata mahasiswi baru yang penuh ambisi dengan harapan akan sukses di masa depan.

(Suara dari dalam pikiran) Tungguuuuuu!!! Nampaknya ambisi itu terpatahkan dengan masuknya ke tempat yang tidak aku inginkan. “Kalian tau gak sih? Gue itu orang yang cukup di akui di kampus, terus kenapa gue harus masuk ke kampus ini, gue itu gak mau masuk kampus ini” Renata dan perdebatan dalam pikirannya sendiri yang cukup arogan. Ya benar, bagi banyak orang pikiran adalah sahabat, namun bagiku pikiranku adalah  hantu, karena aku merasa selalu dikejar-kejar oleh rasa ke angkuhan diriku sendiri dan ini berasal dari dalam pikiran ku.

“Heyyyy kamuuu!!! Fokuss fokuss dengar baik-baik ya” terikan seorang yang berlagak sok keren padahal biasa aja, ya benar apa lagi yang dibenci oleh mahasiswa baru ketika masuk kampus. Sesi ospek adalah hal yang paling menakutkan bagi para mashasiswa baru, Ku yang melamun meratapi nasib, karena harus berjuang untuk merebut gelar psikologi dalam kampus ini, rasa-rasanya kaget mendengar teriakan dari seorang senior yang suaranya membuat telinga ku ini lepas dari porosnya.

Tapi tunggu dulu, ada hal yang membuat pagi ku menjadi semangat, karena aku bertemu dengan pria meja manis. Seseorang yang berkharisma, mempunyai wajah yang manis, berjalan dengan penuh yakin bak seorang pangeran yang berada dalam cerita dongeng, namun seketika aku sadar bahwa ini realita dan bukan cerita dongeng. Hari demi hari ku coba mencari tahu siapakah sesosok pria meja manis tersebut, dan benar saja orang itu adalah senior yang juga satu jurusan denganku. Dia yang mempunyai prestasi luar biasa seakan mengamini dalam hati, bahwa dia yang akan bersanding dengan ku di pelaminan.

Huh..mimpi ku yang terlealu tinggi, atau kemauan ku yang begitu egois, ya tepat sekali dia memang incaran para wanita di kampus ini. Aku siapa aku hanya seorang mahasiswa baru yang memang tidak cocok untuk disandingkan dengan sesosok orang yang begitu terkenal di kampus.

Ditambah lagi ku dengar dari pembicaraan mahasiwa baru lainnya bahwa dia sudah memilki kekasih. Rasa ketidakpercayaan ku muncul, karena mereka adalah pasangan yang serasi, dimana mereka sama-sama orang yang cukup terkenal di kampus. Aku bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan dengan kekasihnya. Rambutku yang hanya diikat satu seperti ikatan kuda, tas ransel yang selalu tergantung dipundak, kacamata yang menghiasi mata, sepatu hitam yang selalu mengikuti tradisi di SMA ku. Huh rasanya memang tidak pantas dibandingkan dengan kekasihnya yang memang benar-benar kekinian sekali gayanya. Ku tersadar memang ku harus mundur untuk menggapai seorang yang ku sebut dengan pria meja manis.

Satu tahun telah ku jalani, hari-hari ku diisi dengan organisasi dan tugas kampus yang membuat ku seakan-akan lupa dengan pria meja manis tersebut. Ya betul, melupakan adalah jalan terbaik untuk ku, karena ku tau, aku memang tidak pantas untuk dia. Berharap ku dapat seseorang yang memang betul-betul bisa mencintai ku tanpa perlu aku dulu yang mencintai. Karena pada dasarnya lebih baik dicintai daripada harus dicintai. Ucapku dalam hati seraya menghibur diri.

“Ting” (bunyi suara notifikasi hpku) pesan dari nomor yang tidak dikenal pun datang menghampiri notifikasi.

“hallo ren, ini aku Julian” katanya,

“oh iya hallo kak, maaf kaka ada apa kak?” balas ku melalui chat, ku memang belum cerita, Julian adalah nama pria meja manis itu

“ku dengar kamu baru menang lomba ya? Keren banget selamat ya” ujar pria meja manis “wah iya kak makasih” balas ku,

“jadi gini ren, aku mau minta tolong sama kamu untuk promosiin bisnis ku” balas dari pria meja manis.

Oh iya jadi selama kejadian bahwa aku tau pria meja manis tersebut adalah orang yang keren, pintar dan ramah. membuatku tertarik untuk menjadi lebih baik lagi, supaya aku kelak dapat pasangan yang seperti pria meja manis tersebut. Media sosialku banyak pengikutnya sehingga beberapa endorse masuk keakunku. Okey pesan itu kembali terjalin.

“wah keren bisnis apa kak” balasku

“aku baru saja merintis usaha baju kecil-kecilan nih, barangkali kamu tertarik dan kalau boleh aku minta tolong promosiin bisnisku melalui media sosialmu” balas pria meja manis,

“wah mantap kak, sukses ya, boleh kok aku promosiin yang mana nih kak?” Tanya ku

“asik terima kasih banyak ya ren, kamu baik sekali mau menolong” kata pria meja manis,

“ahh santai aja kak, kita saling bantu yahh heheh” balas ku

“siap-siap mantap hehe, gini aja nanti aku akan kirimkan baju dari bisnisku, nanti kamu promosiin aja yah dari situ” kata pria meja manis

“okay kak siap” balas ku.

Tiga hari baju itu pun sampai kerumah ku, tiba-tiba suara ting berbunyi kembali

“apakah bajunya sudah sampai ren” kata pria meja manis

(Dia kembali menghubungiku lantaran notifikasi dari ponsel kakak itu menunjukkan bahwa bajunya telah sampai ker rumah ku.)

“sudah kak, ini langsung ku promosikan ya” kata ku

“siap makasih ya” balasanya sembari memberi emticon senyum.

Setelah ku promosikan melalui media sosialku, banyak yang tertarik.

*Dari sinilah kisah itu dimulai*

“sore kak, ini ada yang direct massage aku, katanya tertarik dengan bisnis ku langsung kasih kontak kakak aja ya” kata ku (tak ada semenit mungkin hanya 30 detik hp ku berbunyi lagi tanda notifikasi)

“wihhhh kamu keren banget, gak salah kayaknya aku minta promosiin ke kamu ya hahah, iya boleh-boleh kasih aja ya kontakku” kata pria meja manis

“sama-sama kak” kata ku untuk menutup percakapan

“oh ya gimana sekarang kamu lagi sibuk lomba lagi ya?” balas pria meja manis setelah 5 menit ku balas chatnya

“gak kok kak, aku akhir-akhir ini lagi menikmati seluruh tugas kampus yang ada hehe…” balas ku

“btw aku salute loh liat kamu, kamu udah pinter, artis media sosial, aktif juga dalam kegiatan organisasi, ya keren lah pokoknya” ujar pria meja manis,

“haha bisa aja kak, kayaknya masih banyak orang yang lebih keren dari aku deh kak hehe” balas ku

“tapi serius deh aku bilang, apa yang melatar belakangi kamu bisa sekeren ini ren” balas pria meja manis, seakan selalu membuka topik percakapan

“emmm apa ya, aku sih tau diri kak, aku kurang begitu cantik kan, penampilan ku tuh aslinya gak kekinian banget, kalau media sosial itu hanya tuntutan saja, nah karena aku sadar diri makanya aku lampiasin kepada kegiatan aja sih hehe” balas ku

“cantik itu relatif gak usah minder, lagian kalau gue nih ya gak terlalu penting cantik, yang penting cewe itu bisa independent dan gak manja gitu hehe” balas pria meja manis

 “ya kan sering banget kak, gue lihat cowo yang udah ada pacar, biasanya cewenya cantik banget, nah gue sadar diri, gue gak terlalu cantik, jadi supaya pasangan gue kelak bangga dengan gue. Ya gue mulai untuk ngembangin potensi gue” balas ku

“asli lu keren banget sih ren, selama gue umur 21 gue jarang lihat cewe yang modelan kayak lu” balas pria meja manis

“modelan kayak gue mah banyak tau kak” balas ku

“hehe iya sih, btw pasangan yang kamu pengenin kayak gimna ren?” balas pria meja manis seraya membuka topik yang baru

“emm aku sih yang penting sayang keluarga, bertanggung jawab, pekerja keras dan ini sih yang paling penting memperbolehkan aku untuk bekerja karena aku pengen jadi wanita karir hehe… karena kan pada umumnya dari beberapa teman cowo ku pasti mereka ingin mencari wanita yang tidak bekerja ya alias ibu rumah tangga” balas ku

“kata siapa semua cowo kayak gitu? Gak kok kalau aku boleh-boleh aja nanti kelak istriku jadi wanita karir, karena cewe jaman sekarang yang hidup diperkotaan pada umumnya ingin menjadi wanita karir dan kalau aku sih boleh-boleh aja" balasnya

“ haha bagus-bagus, yaudah semoga kakak dapat yang terbaik ya” jawab ku

“ hehe iya iya, semoga aku dapat istri yang berprinsip sama kayak kamu ya” balas pria meja manis tersebut…

(ada rasa seneng namun ada rasa bimbang, ku termenung sejenak bukan kepedean sih cuman ini agak aneh ya, kok tiba-tiba dia bilang seperti itu, tanyaku dalam hati)

“haha siap-siap kak” jawab ku seraya menutup percakapan antara aku dan dia

Sebulan telah berlalu, kami telah berbincang melalui pesan tertulis, namun terdengar kabar bahwa pria meja manis telah putus sekitar sebulan yang lalu. Ku terpaku sembari berdebat dalam hati dan pikiran “apa kau sudah gila ren? Apa kau gak pikir baik-baik dengan akal mu? Kenapa kau pake hati? Sudah cukup ren cukup, lu harus terima kenyataan bahwa lu cuman bahan pelampiasan untuk cintanya dia” renata dan perdebatanya dalam hati dan pikiran. Setelah mendengar hal tersebut ku merasa satu hari itu tidak baik, selalu terngiang-ngiang tapi ku harus bersikap professional

Ku merenung dibawah indahnya bintang yang bertebaran di langit berharap pelampiasan itu bukan untuk dirinya. *ting* bunyi suara dari sebuah ponsel

“hari ini gimana di kampus?” ujar pria meja manis

seperti biasa semenjak kejadian promosiin bisnisnya dia, kami jadi lumayan sering untuk berkomunikasi, namun kini ku berat untuk membalas pesannya, hingga ku beranikan diri setelah menyeka air mataku dan berusaha untuk memulai pembicaraan melalui telepon, ya betul aku yang menelpon dia karena aku ingin membereskan semuanya ini, tidak ada dua detik aku menelpon dia langsung mengangkat telepon ku

“hallo ren, ada apa nih, tumben sekali telpon?” ujar pria meja manis

“hehe iya kak, kak gini aku mau nanya sama kakak, kita kan udah lumayan ya saling chat’an selama satu bulan, jujur aku gak enak sama pacar kakak” ucapku

“hah pacar? Aku sama dia udah sebulan yang lalu putus ren hehe” jawab pria meja manis “oalah, sebulan yang lalu ya kak” jawab ku

“iya sebulan yang lalu, aku putus sama dia gara-gara dia suka jalan-jalan, posesif, tingkah nya dia yang kayak anak-anak dikit-dikit ngambek, itu semua buat aku stress” jawab pria meja manis

“stop kak plis, jangan jelek-jelekin mantan kakak, bagaimanapun juga dia pernah mengisi hari-hari kakak. Sama aku mau bilang aku rasa kakak butuh untuk pulihin hati kakak dulu deh tanpa harus chat cewe, karena kasihan cewenya pasti. Aku tau kakak pasti hatinya masih sayang sama mantan kakak, karena kan pacaran udah lama banget sekitar 3 tahun lebih pasti kenangan itu gak bisa dilupain secara cepat kan” jawab ku

“iya sih, maafin aku ya ren, aku memang belum bisa lupain mantan ku, walaupun dia punya sifat kayak begitu, jujur aku masih sayang sama dia, kamu cewe yang baik ren, jujur semenjak ada kamu hari-hari ku lebih mnyenangkan, tapi benar katamu aku gak bisa bohongin diriku sendiri karena aku masih sayang sama mantan ku” jawab pria meja manis

 “iya gpp kak” jawab ku seraya menahan air mata supaya tidak terlihat ingin menangis

 “terima kasih untuk kebaikan mu selama ini, aku harap kamu mendapat cowo yang lebih baik dari aku ya, semangat dan sukses untuk kuliahnya dan bisnisnya, kamu gak usah minder kamu cantik dengan versi kamu sendiri” jawab pria meja manis

“iya kak, makasih ya ka, oke deh kak aku masih ada kegiatan nih, makasih ya kak” jawab ku sambil menutup telpon karena tak kuasa ingin menangis lantaran menjadi pelampiasan.

Kini kusadar bahwa sebulan itu merupakan hal yang paling indah selama ku berkuliah, pria meja manis yang menganggapku hanya sebagai dermaga membuatku tersadar bahwa setiap orang yang datang kepada kita selamanya tidak menjadi pasangan hidup, namun ada kalanya sebagai bahan pembelajaran dalam hidup supaya kelak kita lebih baik lagi mempersiapkan diri untuk orang yang tepat di masa depan.

Ikuti tulisan menarik Rebecca Aritonang lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler