Ilmu Sastra: Memahami Tentang Sejarah Sastra
Ilmu sastra mencakup ilmu teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga disiplin ilmu tadi saling terkait pada pengkajian karya sastra. Dalam perkembangan ilmu sastra, pernah ada teori yg memisahkan antara ketiga disiplin ilmu tadi. Khususnya bagi sejarah sastra dikatakan bahwa pengkajian sejarah sastra bersifat objektif sedangkan kritik sastra bersifat subjektif.
Di samping itu, pengkajian sejarah sastra memakai pendekatan kesewaktuan, sejarah sastra hanya bisa didekati menggunakan evaluasi atau kriteria yg dalam zaman itu. Bahkan dikatakan nir masih ada transedental karya sastra suatu periode menggunakan periode berikutnya lantaran beliau mewakili masa tertentu. Walaupun teori ini menerima kritikan yg relatif bertenaga menurut teoretikus sejarah sastra, tetapi pendekatan ini sempat berkembang menurut Jerman ke Inggris & Amerika. Oleh karena itu, kita akan membahas Sejarah Sastra.
Apa yang dimaksud dengan Sejarah Sastra?
Sejarah adalah topik yang kerap kali kurang terkenal pada kalangan mahasiswa. Mendengar istilah sejarah sebagai momok lantaran mengandung gagasan bahwa menyelidiki topik tadi berarti wajib menghafal atau mendengar ceramah mengenai aneka macam insiden pada masa lalu. Pemahaman semacam ini perlu diperhatikan oleh para guru sejarah agar mata kuliahnya tidak jatuh sebagai insiden menghafal bagi mahasiswa.
Sejarah sastra, jika kita mempertimbangkan makna dari setiap suku kata, yaitu pertama sejarah, sejarah adalah peristiwa dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu, sastra adalah seni estetika, keindahan yang berarti menggunakan bahasa.
Sejarah Sastra merupakan salah satu dari tiga cabang ilmu sastra, di samping Teori Sastra dan Kritik Sastra (Wellek & Warren, 1990). Tentunya dengan konteks Indonesia maka sastra disini adalah karya sastra yang telah di buat oleh bangsa Indonesia.
Melalui sejarah sastra, pengarang dapat dengan jelas melihat dan mengapresiasi karya-karya pengarang terdahulu, baik dari segi garis maupun polanya, untuk menciptakan karya sastra baru yang mengejar atau melenceng dari karya-karya sebelumnya. Hal itu sesuai kata A. Teeuw, “bahwa karya sastra selalu merupakan ketegangan antara konvensi dan pembaharunya”. Penulis dapat merespon atau merespon karya sebelumnya dengan menciptakan karya yang relevan dengan konteks momen atau periode waktu.
Dengan demikian, sejarah sastra merupakan bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra pada setiap periodenya. Ia mempelajari ciri-ciri karya sastra pada waktu-waktu tertentu, atlet pengarang, ketinggian karya sastra yang menghiasi dunia sastra, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Sebagai kegiatan penelitian sastra, sejarawan sastra harus memprofilkan suatu karya sastra menurut ciri, klasifikasi, gaya, gejala yang ada, pengaruh yang mendasari, isi, dan corak topik.
Ikuti tulisan menarik NABILA lainnya di sini.