x

Iklan

Dita Nurhayati

penulisindonesiana
Bergabung Sejak: 10 April 2022

Senin, 11 April 2022 06:29 WIB

Kehidupan Seorang Santri di Dalam Pondok Pesantren

Kehidupan seorang santri didalam pondok pesantren adalah suatu hal berarti yang tidak semua orang merasakana suka dan duka seorang santri rasakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pengalaman menjadi seorang santri memiliki cerita tersendiri yang mungkin tidak semua orang merasakan. pahit manisnya kehidupan seorang santri itu lebih mandiri jauh dari orang tua, kerabat dan teman- teman.

Walaupun banyak sebagian orang yang menganggap pondok itu seperti di kurung karena disiplin dan peraturan yang sangat ketat. Tetapi di balik semua itu ada pendidikan untuk seorang santri menjadi disiplin dan mengikuti aturan pondok pesantren.

Pada saat saya berada di lingkungan berbeda maka disitulah kita beradaptasi dengan orang- orang yang berbeda sikap, tingkah laku dan kebiasaan. tapi kita harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya berada di pesantren selama 8 tahun, mulai dari SMP, SMA, dan kuliah. Banyak sekali pengalaman serta kesan yang saya dapat selama di pesantren, bagi saya pondok pesantren memberikan pelajaran yang sangat berarti.

Mungkin di pondok pesantren saya tidak merasakan kasih sayang secara langsung dari orang tua, namun istimewanya di pondok pesantren kita begitu merasakan kasih sayang tetapi kasih sayang dan perhatian orang tua kita akan digantikan oleh ustadz dan ustadzah mereka yang akan menjadi pengganti orang tua kita selama di pondok.

Kegiatan di pondok sangat padat, mulai dari jam 03.00 pagi bangun untuk shalat malam, dilanjut ke masjid untuk shalat berjamaah subuh, dan melakukan kegiatan layaknya santri yaitu belajar dengan sistem KMI( kulliyatul muallimina islamiyah), kebetulan pondok pesantren yang saya tempati adalah pondok pesantren modern.

Berbicara kebersamaan, di pesantren kebersamaan antara santri sangat kuat. Saya ingat,ketika sore seluruh santri memasak disatukan dalam satu tempat seperti daun pisang dan kami makan bersama, dari situ kebersamaan kami semakin kuat.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya saya lulus dari pondok pesantren. Suka dan duka, pahit manis sudah saya rasakan selama mondok 8 tahun.

Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya tahu ilmu agama.

Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya diajarkan untuk hidup sederhana.

Saya bangga hidup di pesantren karena saya bisa merasakan nikmatnya kebersamaan.

Saya bangga hidup di pesantren karena saya dididik untuk menjadi insan yang islami. Dan saya bangga hidup di pesantren karena dari pesantren saya tahu bahwasanya ilmu dunia serta akhirat harus seimbang agar tidak salah arah.(08/04/2022)

Demikian artikel ini saya buat bertujuan untuk tambahan nilai tugas dan UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia, semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pengetikan.

Identitas Penulis: Dita nurhayati Mahasiswa Aktif di Prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Dosen Pengampu Mata Kuliah yaitu Ibu Dwi Septiani S.Hum., M.Pd.

 

Ikuti tulisan menarik Dita Nurhayati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu