x

Iklan

Athiyyah Nur Roihanah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 April 2022

Jumat, 27 Mei 2022 19:19 WIB

Tema yang Terkandung dalam Novel Angkatan Balai Pustaka

Di dalam suatu karya sastra seperti novel misalnya, mengenali tema dalam novel bukan merupakan suatu hal yang mudah. Untuk mengenali tema dalam suatu novel kita harus membaca keseluruhan isi dari novel tersebut secara rinci dan teliti. Berikut ini akan dibahas mengenai tema-tema yang terkandung dalam novel pada angkatan Balai Pustaka. Untuk selengkapnya mari kita baca artikel berikut ini!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menganalisis suatu karya dengan cara post-struktural semakin diminati oleh para peneliti dibandingkan dengan menganalisis suatu karya dengan cara struktural. Karena menganalisis karya dengan cara post-struktural lebih dipandang sebagai pendekatan yang terkini dan lebih besar cakupannya. Berbeda halnya dengan cara struktural yang lebih fokus terhadap karya sastra sebagai objek analisisnya. Ratna (2011: 88) mengatakan bahwasanya dalam menganalisis sebuah karya sastra dengan pendekatan apapun, sudah tentu selalu didahului dengan menganalisis struktur karya itu sendiri. Dalam suatu penelitian sastra, strukturalisme dianggap sebagai teori yang telah berhasil dan mampu memasuki hampir seluruh kehidupan manusia. Karena strukturalisme dianggap sebagai salah satu teori modern yang berhasil membawa manusia kepada pemahaman yang maksimal.

Suatu bangsa sudah tentu mengalami perkembangan kesusastraan seiring berjalannya waktu, sama halnya dengan bangsa Indonesia. Pradopo (2013: 2) mengungkapkan bahwasanya sejarah sastra itu tidak lain dari rangkaian atau jajaran periode-periode sastra. Menurut Wellek dan Warren (2014: 330), periode adalah bagian waktu yang didominasi oleh sistem norma, standar konvensi sastra, yang dapat ditelusuri penyebaran, diversifikasi, integrasi, serta kepunahannya. Terdapat beberapa tokoh sastra Indonesia yang membuat periodisasi, yaitu Boejoeng Saleh, H.B. Jassin, Bakri Siregar, Nugroho Notosusanto, Rachmat Djoko Pradopo, serta Ajip Rosidi. Pada periodisasi tokoh sastra tersebut, terlihat secara umum menujukkan suatu kesamaan, perbedannya hanya terletak pada batas-batas waktu periode serta ciri-cirinya. Di dalam periodisasi sejarah sastra Indonesia terdapat beberapa periode atau angkatan, salah satunya yaitu angkatan Balai Pustaka. Dalam angkatan Balai Pustaka dilahirkan bermacam-macam karya, salah satunya yaitu novel. Di dalam novel terdapat beberapa unsur instrinsik yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, serta amanat. Oleh karena itu dalam artikel ini akan dibahas mengenai tema-tema yang terkandung dalam novel pada angkatan Balai Pustaka.

Artikel ini ditulis karena penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut terkait apa saja tema-tema yang terkandung dalam novel angkatan Balai Pustaka. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tema apa saja yang terkandung dalam novel angkatan Balai Pustaka. Manfaat penulisan artikel ini adalah untuk menambah pengetahuan serta wawasan pembaca serta penulis terkait tema-tema apa saja yang terkandung dalam novel angkatan Balai Pustaka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Novel

Terdapat beberapa pengertian novel menurut para ahli, beberapa di antaranya yaitu novel menurut H.B. Jassin adalah suatu kejadian luar biasa yang berasal dari kehidupan orang-orang luar biasa, karena setiap peristiwa dilahirkan dari suatu pertikaian maupun konflik dan bersifat mengalihkan jurusan nasibnya masing-masing. Menurut Nursito novel merupakan sarana untuk menuangkan pikiran, perasaan, serta gagasan ide penulis sebagai bukti respon terhadap kehidupan yang ada di lingkungannya. Ketika muncul masalah baru yang mewarnai kehidupan, nurani penulis akan terpanggil untuk menciptakan sebuah cerita pada novel. Sedangkan menurut Aristoteles novel merupakan karya sastra yang ditulis dengan langkah-langkah tidak menjiplak dari kenyataan. Novel sebagai karya sastra harus mampu menuliskan serta mengungkapkan konsep umum secara universal.

Tema

Terdapat beberapa pengertian novel menurut para ahli, beberapa di antaranya yaitu tema menurut The Liang Gie (1976) tema adalah ide pokok yang dipersoalkan dalam karya seni. Menurut Roberts (1977) tema adalah sikap penulis terhadap karya, pembaca, dan kehidupan. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2009) tema adalah gagasan dasar yang menopang karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik serta menyangkut persamaan atau perbedaan.

Tema yang Terkandung Dalam Novel Angkatan Balai Pustaka

            Di dalam suatu karya sastra seperti novel misalnya, mengenali tema dalam novel bukan merupakan suatu hal yang mudah. Untuk mengenali tema dalam suatu novel kita harus membaca keseluruhan isi dari novel tersebut secara rinci dan teliti. Berikut ini akan dibahas mengenai tema-tema yang terkandung dalam novel pada angkatan Balai Pustaka.

  1. Siti Nurbaya

Novel Siti Nurbaya dilahirkan oleh sastrawan bernama Marah Roesli. Novel siti Nurbaya acap kali disebut sebagai novel Kasih Tak sampai. Novel ini diterbitkan pada tahun 1922. Di dalam novel ini terdapat konflik di antara Siti Nurbaya, Samsulbahri, serta Datuk Maringgih. Datuk Maringgih merupakan tokoh yang menggagalkan percintaan antara Siti Nurbaya dengan Samsulbahri.  Tema yang terkadung pada novel Siti Nurbaya ini adalah mengenai tema anti kawin paksa. Novel ini menjelaskan bahwa adanya perselisihan antara nilai Timur dan Barat. Novel ini pernah dinyatakan sebagai perjuangan pemuda-pemudi yang memiliki pemikiran yang panjang untuk melawan suatu adat. Novel ini merupakan novel yang memuat perbandingan pandangan barat dan tradisional terhadap pernikahan, yang juga dilengkapi dengan suatu kritik sistem maskawin dan poligami.

  1. Azab dan Sengsara

Novel Azab dan Sengsara dilahirkan oleh sastrawan bernama Merari Siregar. Novel ini diterbitkan pada tahun 1921. Novel ini juga merupakan novel yang pertama pada angkatan Balai Pustaka. Novel ini bercerita mengenai dua pemuda dan pemudi yang harus kandas cintanya yang disebabkan karena perbedaan derajat. Tema yang terkandung pada novel ini adalah tema tentang adat serta kebiasaan di masyarakat yang dapat membawa kesengsaraan dalam kehidupan. Adat serta kebiasaan yang disebutkan di dalam novel adalah adat serta kebiasaan untuk menjodohkan anak. Perjodohan tersebut mengakibatkan anak yang dijodohkan tersebut mendapatkan kesengsaraan. Kesengsaraan tersebut diakibatkan karena kasih tak sampai.

  1. Mencari Pencuri Anak Perawan

Novel Mencari Pencuri Anak Perawan dilahirkan oleh sastrawan bernama Soeman Hasiboean. Novel ini diterbitkan pada tahun 1931. Novel Suman Hasibuan ini menyerupai novel detektif. Dikatakan seperti itu karena di dalam novel ini terdapat suatu unsur kejutan. Novel ini menceritakan mengenai penculikan seorang wanita oleh pemuda sebagai bentuk kegigihan dalam mempertahankan cintanya yang terhalang oleh hukum adat. Konflik yang terdapat di dalam novel ini berawal ketika ketika Sir Joon yang telah bertunangan dengan Nona terputus tali pertunangannya, karena ayah Nona menerima lamaran dari laki-laki lain. Rupanya laki-laki tersebut yang bernama Tairoo telah 'membeli' si Nona seharga 600 dolar. Sir Joon kemudian mengatur taktik untuk membuat gagal pernikahan antar Nona dengan Tairoo. Taktik yang digunakan oleh Sir Joon ialah, Sir Joon menculik Nona dan menyembunyikannya di sebuah rumah perempuan tua yang jarang dikunjungi oleh orang. Singkat cerita, di akhir novel, diungkapkan bahwa Sir Joon melakukan penculikan itu untuk menjebak orang tua Nona agar merestui kembali hubungannya dengan si Nona. Kemudian Sir Joon berhasil mendapat restu dari orang tua Nona, lalu Sir Joon dan Nona menikah. Setelah menikah mereka dikaruniai anak perempuan. Tema yang terkandung pada novel ini ialah tali percintaan dua orang yang saling mencintai satu sama lain tidak akan terputus walaupun orang tua tidak memberi restu, asalkan mereka memperjuangkan cintanya tersebut.

  1. Salah Asuhan

Novel Salah Asuhan dilahirkan oleh sastrawan bernama Abdoel Moeis. Novel ini diterbitkan pada tahun 1928. Konflik yang terdapat pada novel ini berawal ketika orang tua yang salah dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Tokoh Hanafi sejak kecil mendapatkan pendidikan barat karena ia dititipkan kepada keluarga Belanda. Sehingga sikap Hanafi tersebut menjadi kebarat-baratan. Pergaulan serta pendidikan yang serba Belanda membuat Hanafi kehilangan jati dirinya terutama saat ia jatuh cinta dengan seorang gadis keturunan Indo-Perancis. Hanafi juga menolak perjodohannya dengan Rapiah walaupun pada akhirnya ia dengan terpaksa menerima perjodohan itu karena ibunya yang berhutang budi terhadap ayah Rapiah. Tema yang terkandung pada novel ini adalah kisah percintaan dua orang yang memiliki latar belakang yang berbeda. Dari novel ini pembaca dapat mempelajari mengenai adat istiadat serta budaya. Mulai dari kehidupan orang-orang pribumi yang tinggal di Betawi, kehidupan orang Belanda yang tinggal di Indonesia, serta kehidupan warga Solok Melayu. Novel yang memiliki latar belakang sejarah ini mayoritas mengangkat kehidupan orang pendatang.

  1. Dian yang Tak Kunjung Padam

Novel Dian yang Tak Kunjung Padam dilahirkan oleh sastrawan bernama Sutan Takdir Alisjahbana. Novel ini diterbitkan pada tahun 1932. Novel ini menceritakan mengenai cinta yang tidak mendapatkan restu karena adanya suatu perbedaan derajat. Konflik pada novel ini berawal ketika keluarga Yasin datang ke rumah Molek. Kedatangannya tersebut memiliki tujuan ingin mempersunting Molek, tetapi kemudian disambut dengan penolakan oleh keluarga Molek karena keluarga Yasin dianggap tidak sederajat dengan keluarga Molek yang merupakan seorang bangsawan. Tema yang terkandung pada novel ini adalah persoalan cinta dalam hubungannya dengan adat istiadat yang digenggam kukuh oleh pihak orang tua serta mengandung tema percintaan dua anak manusia yang tidak direstui karena adanya perbedaan derajat.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwasanya tema-tema yang terkandung di dalam novel pada angkatan Balai Pustaka memiliki perbedaan antara novel yang satu dengan novel yang lainnya. Namun jika dilihat secara umum tema yang terkandung di dalam novel angkatan Balai Pustaka tersebut memiliki beberapa kesamaan, yaitu permasalahan adat, kawin paksa, serta pertentangan antara golongan tua dan golongan muda.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kasimbara, Devi Cintia, Wahyuningsih, dan Kodrat Eko Putro Setiawan. “Tema Dalam Novel-Novel Periode Balai Pustaka”. Jurnal Ide Bahasa, 2021. https://jurnal.idebahasa.or.id /inde x.php/Idebahasa/article/view/53/33, (diakses pada Kamis 26 Mei 2022, pukul 14.30 WIB).

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Athiyyah Nur Roihanah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler