x

ilustr: SendaheartArt

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Minggu, 5 Juni 2022 08:18 WIB

Persahabatan Bak Kepompong dan Segelas Kopi

Persahabatan itu mestinya larut. Ibarat segelas kopi, sangat nikmat diminum. Bisa pula, ia indah sebagaimana kupu-kupu yang merupakan metamorfosis dari ulat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Persahabatan itu mestinya larut. Ibarat segelas kopi, sangat nikmat diminum. Bisa pula, ia indah sebagaimana kupu-kupu yang merupakan metamorfosis dari ulat.

Mas Nakurat selalu mengagumi persahabatan komunitas seniman. Sejak ia mengenal seniman lukis di Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol Jakarta, pelukis poster bioskop di belakang bekas Bioskop Rivoli Kramat Raya Jakarta, hingga para seniman di Taman Ismail Marzuki Jakarta.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara kasat mata, mereka dinamis. Begini maksudnya: persahabatan mereka itu jujur. Suka ya suka. Tidak ya tidak. Namun, walau tidak suka hanya pada karya, bukan jiwa raga seutuhnya.

 

Mana ada di antara mereka main sikut hanya sebuah kekuasaan? Kalaulah mereka riuh dan menggelegar kala berdiskusi, itu pasti sedang perang ide. Imajinasi liarnya terbawa tidak hanya saat melukis, pun saat di forum. Bahkan, alih-alih akting purna seorang aktor:  ia menggebrak, tertawa sinis, dengan gestur yang meyakinkan.

 

Usai diskusi, yang sering saya saksikan adalah pemandangan paradoks. Mereka berha-ha-hi-hi, seolah tak ada perkara. Seolah topik dan gagasan yang mereka adu urat leher tadi, selesai. Di forum ya di forum. Di luar itu mereka adalah sahabat.

 

Ada yang Bilang Kepompong juga Segelas Kopi

Persahabatan bagai “Kepompong”, demikian simpulan Sindentosca dalam lirik lagunya:

 

Persahabatan bagai kepompong

Mengubah ulat menjadi kupu-kupu

Persahabatan bagai kepompong

Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan bagai kepompong

Maklumi teman hadapi perbedaan

Persahabatan bagai kepompong

 

 

Biar saja, ya. Kalau memang dinamika persahabatan para seniman itu digambarkan sebagaimana dari ulat menjadi kupu-kupu. Dari sesuatu yang bikin “geli” dan indah kelak.

 

Adapun persahabatan adalah segelas kopi: pahit atau manis. Mari kita tidak usah menelaah secara filosofis. Walaupun memang ada kumpulan cerpen Dee Lestari bertajuk Filosofi Kopi (2015).  Meskipun kita juga dapat membaca, bahwa berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap delapan cerpen, dapat disimpulkan bahwa cerpen-cerpen karya Dewi Lestari mengandung nilai-nilai moral positif yang meliputi kejujuran, bertanggung jawab, kesetiaan, sopan santun, hati nurani, rendah hati, dan konsekuen  (Solihati, 2017).

 

Segelas kopi, terdiri atas 4 benda. Ada gelas, sesendok gula, air panas, dan sesendok kopi (tentang kriteria sendok, terserah pengopi: mau sendok teh atau sendok makan). Substansinya: keempat benda tersebut larut dalam sajian yang membuat Indonesia sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia.

 

Indonesia merupakan salah satu dari produsen kopi terbesar di dunia dengan menempati urutan keempat. Hal tersebut berdasakan data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika serikat (USDA) pada tahun 2020. Lebih dari 70 negara di dunia memproduksi kopi, akan tetapi mayoritas output global berasal dari lima negara sebagai produsen teratas, di antaranya Indonesia.

 

Larut tanpa saling paling unggul adalah segelas kopi. Larut dengan memahami perbedaan adalah segelas kopi. Larut menikmatkan pengopi adalah segelas kopi. Larut dalam kebersamaan adalah segelas kopi.

 

Izinkan, saya iri dengan persahabatan para seniman itu!

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB