Tenga Pengajar di Universitas Negeri Gorontalo\xd Fakultas Ilmu Pendidikan\xd Jurusan/Prodi: Pendidikan Masyarakat\xd Hobi Membaca, Menulis, serta olahraga

Esensi Filsafat Pedagogi Kritis

1 hari lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Paulo Freire
Iklan

Pedagogi kritis melihat pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi sarana untuk membangun kesadaran sosial.

***

Pedagogi kritis adalah filosofi pendidikan yang memandang pengajaran sebagai tindakan politik. Pandangan ini berfokus pada masalah ketimpangan seperti kelas sosial, ras atau gender. Di jantung pedagogi kritis adalah gagasan bahwa individu dapat, dengan cara mereka sendiri, mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.  

Pedagogi kritis dipahami sebagai teori dan praktik pendidikan yang didesain untuk membangun kesadaran kritis peserta didik. Pedagogi kritis muncul sebagai bentuk perlawanan akan praksis pendidikan yang telah didominasi oleh kekuasaan. Sehingga pendidikan telah direduksi hakikatnya.

Pedagogi kritis pada dasarnya dapat dipahami dalam dua makna. Pertama, pedagogi kritis sebagai paradigma berpikir. Dalam hal ini pedagogi kritis dibangun atas dasar critical thingking untuk selalu mempertanyakan dan mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal-hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi.

Kedua, pedagogi kritis sebagai gerakan sosial. Tujuan akhir pedagogi kritis adalah melahirkan praksis pendidikan yang egaliter, humanis, demokratis berbasisikan critical thingking di kalangan peserta didiknya. Gerakan sosial yang diusung pedagogi kritis adalah membongkar praktik pendidikan yang membelenggu dan dilakukan kalangan status quo.

Pedagogi kritis berpandangan bahwa pendidikan harus dikembalikan pada hakikatnya, yakni mengembangkan potensi kemanusiaan peserta didik. Sehingga pendidikan tidak dapat diselenggarakan hanya untuk memenuhi kepala peserta didik dengan pengetahuan yang tanpa makna. Dalam hal ini pengetahuan yang terlepas dari dinamika kehidupan peserta didik.

Salah satu tokoh yang memberi pengaruh besar bagi perkembangan pedagogi kritis adalah Paulo Freire.  Melalui pedagogi kritis Freire mengingatkan mengenai hakikat dari pendidikan itu sendiri, yang merupakan upaya memanusiakan manusia. Sehingga melalui pendidikan diharapkan manusia dapat berperan dalam dinamika kehidupan.

Freire mengkritik praksis pendidikan yang tidak sesuai esensi. Bagi Freire, pendidikan merupakan sebuah upaya yang memungkinkan seseorang mengubah dinamika sosialnya. Pendidikan sebagai pintu pembuka bagi pengetahuan yang esensi. Seseorang yang belajar harus mampu membangun kesadaran kritisnya. Kesadaran kritis untuk peka terhadap dinamika masyarakatnya dan dengan pengetahuannya membawa perubahan bagi masyarakat.

Untuk mencapai kesadaran kritis maka, Freire menyadarkan penyelenggaraan pendidikan pada pembukaan realitas masyarakat yang terjadi sesungguhnya, kemudian mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat. Freire menyebut konsep penyelenggaraan pendidikan tersebut sebagai hadap-masalah. Sehingga seseorang yang telah belajar akan mampu memahami realitas sosialnya secara kritis dan dengan pengetahuan yang mendasar tersebut diharapkan akan mampu terbentuk solusi untuk memperbaiki dinamika masyarakat agar lebih berdaya.

Dengan demikian dipahami bahwa penyelenggaraan pendidikan tidak dapat lepas dari dinamika masyarakat, karena secara hakikat pedagogi kritis meandang sekolah sebagai lembaga lembaga sosial yang memiliki fungsi dalam dinamika masyarakat. Sekolah dipahami sebagai bentukan masyarakat yang berfungsi dalam mentransformasikan pengetahuan dan kebudayaan pada peseta didik. Sehingga apa yang dipelajari oleh peserta didik tidak terlepas dari pengembangang dinamika masyarakatnya.  Disarikan dari buku Pedagogy of  the Oppressed: 30th Anniversary Edition Paulo Freire. 2014.

Apa masih relevan diterapkan di Indonesia?

Dalam konteks akademik, pedagogik kritis disebut dengan The New Sociology of Education atau Critical Theory of Education. Konstruksi pedagogik kritis selalu melibatkan pendidik revolusioner. Metodologi yang ditawarkan pendidikan kritis masih sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia.

Ada tiga prinsip pendidikan kritis yang relevan diintegrasikan ke dalam pendidikan. Pertama, semua  gagasan,  konsep,  teori,  dan  pemikiran  tidak  lahir  dalam  ruang vacum. Kedua, kegiatan ilmiah seharusnya memproduksi, mengaplikasikan dan mengkritik teori/konsep sebelumnya, bukan sekedar mereproduksi. Proses pedagogis dalam pendidikan seharusnya mengembangkan dan memproduksi  keilmuan  yang  baru  sesuai dengan tantangan zaman. Jika proses pedagogis dalam pendidikan diletakkan dalam kerangka kegiatan ilmiah maka prosesnya tidak sekedar mengkonfirmasi dan mereproduksi tradisi klasik tapi juga merevisi dan memperbaharuinya sesuai dengan situasi kontemporer.

Ketiga, teori, gagasan,  konsep, prinsip, formula, dan prinsip-prinsip apapun dalam kegiatan ilmiah haruslah terbuka untuk dipertanyakan, dikritik,  dan  diuji.  Penemuan-penemuan  keilmuan  dalam  tradisi  keislaman  klasik seharusnya juga terbuka ditaruh di atas meja kritisisme untuk dipertanyakan, dikritik, dan1 diuji. Tidak ada kebenaran mutlak dalam historis, sebab semua dikonstruksi oleh manusia melalui medium bahasa. Proses pedagogis seperti ini akan membantu dalam mengembangkan tradisi kritik dan language possibility.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Halim Malik

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler