x

Kajian Semiotika

Iklan

Hayati Nurul Khotimah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2022

Selasa, 12 Juli 2022 18:36 WIB

Semiotika Denotasi dan Konotasi

Berikut adalah artikel tentang semiotika penjelasan tentang denotasi, konotasi dan mitos

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Semiotika adalah sebuah disiplin ilmu dan metode analisis yang dapat mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang terkandung dalam objek tersebut. Semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion, yang berarti tanda. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign).

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata semiotika diturunkan dari bahasa Inggris, yaitu semiotics. Nama lain semiotika adalah semiology. Keduanya memiliki arti yang sama, yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Baik semiotika atau semiology berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion, yang berarti tanda.

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda (Sobur, 2001). Semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda memrepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, kondisi diluar tanda-tanda itu sendiri.

Makna yang diinterpretasikan dapat berbeda antara satu interpretasi dengan interpretasi yang lainnya. Semiotika tidak memiliki kepastian atau dapat dikatakan sebagai ilmu eksakta seperti matematika. Logika semiotika merupakan logika di mana hasil interpretasinya tidak diukur berdasarkan benar atau salahnya suatu interpretasi melainkan dari derjat kelogisannya ketika melakukan interpretasi makna dari tanda tersebut (Tinarbuko, 2008).

Dalam semiologi, makna denotasi dan konotasi memegang peranan yang sangat penting jika dibandingkan dengan peranannya dalam ilmu linguistik. Makna denotasi bersifat langsung, dan dapat disebut sebagai gambaran dari suatu petanda.

Makna denotasi adalah makna tingkatan pertama yang bersifat objektif yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, atau dapat dikatakan sebagai makna yang paling nyata dari sebuah tanda. Kemudian makna konotasi yang berada pada tingkatan kedua adalah makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang di mana interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Serta mitos yang juga ada pada tingkatan kedua bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Gagasan Barthes ini dikenal dengan sebutan order of signification. (Sobur, 2013).

Secara teknis, Barthes menyebutkan bahwa mitos merupakan urutan kedua dari sistem semiologi, sementara tanda-tanda berada pada urutan pertama pada sistem itu (yaitu kombinasi antara petanda dan penanda) dan menjadi penanda dalam sistem kedua (1972: 114). Dengan kata lain tanda-tanda pada sistem linguistik menjadi menanda bagi sistem mitos, dan kesatuan antara penanda dan petanda dalam sistem itu disebut “penandaan”. Barthes menggunakan istilah khusus untuk membedakan sistem mitos dari hakikat bahasanya. Dia juga menggambarkan penanda dalam mitos sebagai bentuk, dan petanda sebagai konsep. Kombinasi dari kedua istilah tersebut merupakan penandaan. Untuk lebih jelasnya, lihat bagan berikut ini.

Bahasa

Mitos

Penanda (Signifier)

Bentuk (Form)

Petanda (Signified)

Konsep (Concept)

Tanda (Sign)

Penandaan (Signification)

 

          Pada kenyataannya, penanda dan petanda membentuk suatu tanda kebahasaan dan tanda inilah yang menjadi suatu penanda untuk petanda yang berbeda dan tanda dalam bahasa asli. Dilihat dari segi mitos, penanda (yang merupakan tanda dalam bahasa asli) disebut bentuk, sedang petanda adalah konsep dan tanda yang dihasilkan berasal dari proses perasaan.

Contoh dalam mengkaji semiotika roland barthes pada iklan kopi tubruk cap gajah di billboard. Analisis ini menggunakan teori roland barthes yang mengkaji makna dari denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil yang diproleh dari analisis terori roland barthes pada iklan kopi tubruk cap gajah yakni sebagai berikut:

  • Makna denotasi pada iklan ini memberikan pemahaman kepada kita tentang seorang pria yang sedang memegang segelas kopi dan tangan yang satunya mengepal
  • Makna konotasi yang diperoleh dari iklan tersebut yakni tangan yang menegepal menunjukan sbuah semangat
  • Mitos yang dapat disimpulkan yakni ketika kita minum dapat menambah semangat

 

Ciri-Ciri Makna Konotasi dan Denotasi

Ciri-Ciri Makna Konotasi, Adapun ciri-ciri makna konotasi adalah:

  • Makna konotasi terjadi apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif atau negatif. Jika tidak bernilai rasa dapat juga disebut berkonotasi netral.
  • Makna konotasi sebuah kata dapat berbeda dari satu kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma yang ada pada masyarakat tersebut.
  • Makna konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

Ciri-Ciri Makna Denotasi, Adapun ciri-ciri makna denotasi adalah:

  • Makna denotasi memiliki nama lain yaitu makna lugas, karena sifatnya yang lugas atau literal.
  • Makna denotasi biasanya merupakan hasil observasi dari panca indra yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman fisik lainnya.

 

Contoh Kalimat dengan Makna Denitasi dan Konotasi

  1. Makna Denotasi (Makna Sebenarnya dari Suatu Kata)
  • Hujan disertai angin semalam menumbangkan pohon

Makna Denotasi dari “Menumbangkan” yaitu membuat tumbang atau roboh.

  • Pedagang daging sapi itu membanting tulang ke lantai

Makna Denotasi dari “Membanting Tulang” artinya menjatuhkan dengan keras.

  1. Makna Konotasi (Makna yang Tidak Sebenarnya atau Makna Kiasan)
  • Manchester City berhasil menumbangkan Liverpool dalam lanjutan kompetisi Liga Inggis.

Makna Konotasi dari “Menumbangkan” adalah mengalahkan.

  • Setiap orang tua pasti selalu membanting tulang demi keluarganya

Makna Konotasi dari “Membanting Tulang” adalah bekerja keras.

 

KESIMPULAN

  • Denotasi : Makna sebenarnya dari suatu kata.
  • Konotasi : Makna yang tidak sebenarnya atau makna kiasan.

 

KATA

DENOTASI

KONOTASI

Menumbangkan

Tumbang atau Roboh

Mengalahkan

Membanting Tulang

Menjatuhkan Tulang dengan Keras

Bekerja Keras

 

Ikuti tulisan menarik Hayati Nurul Khotimah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler