x

Iklan

Linda RamaDiansari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Juli 2022

Sabtu, 16 Juli 2022 15:14 WIB

Representasi Feminisme pada film Yuni

Yuni merupakan film yang rilis pada 2021.Film ini berisi isu mengenai feminisme dan film ini mampu memenangkan penghargaan di festival Internasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Film Yuni dirilis pada tahun 2021 disutradarai dan ditulis oleh Camilla Andini. Film yang mendapat banyak perhatian karena menerima penghargaan di Festival Film Internasional Toronto ini mengangkat tema feminis. Konflik dalam film ini mencerminkan beberapa diskriminasi dan perjuangan Yuni untuk melanjutkan pendidikannya meskipun serangan patriarki terus berlanjut. Yuni adalah remaja sederhana yang harus memenuhi harapan lingkungan budaya patriarki yang kuat. Yuni terinspirasi oleh isu-isu sosial yang membentuk fenomena diskriminasi terhadap perempuan dalam budaya patriarki, salah satunya dalam praktik pendidikan. 

Yuni adalah remaja luar biasa yang belajar demi beasiswanya. Untuk mencapai cita-citanya, Yuni berani menolak lamaran banyak pria yang dianggap tabu. Di daerah kelahiran Yuni, umumnya dianggap malapetaka bagi perempuan untuk menolak lamaran. Yuni tampaknya mengkritik hak di Indonesia atas pendidikan antara laki-laki dan perempuan yang belum setara. Sutradara menunjukkan fakta bahwa beberapa orang berpegang pada pemahaman bahwa "perempuan layak mengisi ranah domestik." Meskipun laki-laki memiliki hak istimewa untuk mengatur hidup mereka. Remaja putri dipaksa menikah dengan berbagai alasan, mulai dari mencegah kehamilan di luar nikah yang dianggap aib bagi keluarga, hingga alasan finansial. Apalagi, pernikahan seolah-olah dipandang sebagai "solusi" dari segala persoalan hidup. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Film ini menunjukkan tekad kuat Yuni untuk menunjukkan kebebasan yang telah dia pilih dalam hidupnya untuk memerangi berbagai tradisi dan budaya patriarki yang telah mengakar di masyarakatnya. Keputusan Yuni untuk kebebasan juga ditandai dengan adegan seks, yang Yuni mainkan sebagai simbol kebebasan untuk membuat keputusan tentang hidupnya. Adegan ini memiliki implikasi penting bagi keberanian Uni untuk melawan sistem perjodohan di desanya. 

Film Yuni tidak hanya menggambarkan kesedihan, tetapi juga dikelilingi oleh resistensi yang kuat dari masing-masing karakter. Pengalaman kekerasan psikologis memang tidak mudah, namun setiap karakter perempuan dalam film Yuni digambarkan sebagai sosok yang rela melawan keadaan tanpa menyerah begitu saja. Ada juga adegan yang menyentuh keseluruhan film hingga membuat lelucon tentang kehidupan remaja yang menggelitik. Adegan-adegan ini sangat dekat dan berhubungan dengan kehidupan masyarakat kelas menengah. Meski tak disebutkan dengan tersurat latar tempat Yuni tinggal, sepanjang film, tokoh-tokoh berdialog dengan menggunakan bahasa dan logat Jawa Serang atau Jaseng. Selain dari cerita dan karakter yang dibangun pada setiap tokoh, kekuatan film ini juga terletak dari cara sutradara membuka dan mengakhiri film. 

Film ini dibuka dan ditutup dengan adegan yang tak hanya epik, tapi juga sarat makna mendalam.

 

Ikuti tulisan menarik Linda RamaDiansari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler