Tren dan Inovasi Periklanan dalam Mendukung Pertumbuhan Media Secara Berkelanjutan
Sabtu, 11 Mei 2024 20:58 WIB
Peningkatan belanja iklan ini didominasi oleh iklan online dan game, iklan televisi, internet, dan media cetak. Menurut Pada 2022 Indonesia menjadi tempat belanja iklan terbesar dengan nilai USD 19,2 miliar atau sekitar Rp287,82 triliun.
Industri periklanan menjadi salah satu penyokong utama industri media di Indonesia. Periklanan di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dengan adanya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya penetrasi internet. Menurut Nielsen Ad Intel, pada 2022 Indonesia menjadi tempat belanja iklan terbesar dengan nilai USD 19,2 miliar atau sekitar Rp287,82 triliun. Angka ini meningkat 5,02% dibanding tahun 2021.
Peningkatan belanja iklan ini didominasi oleh iklan online dan game, iklan televisi, internet, dan media cetak. Nielsen Ad Intel Digital merupakan layanan pengukuran belanja iklan yang dibuat di tahun 2021 dengan menyediakan data sosial, belanja media dalam aplikasi, dan data kreatif tingkat pengiklan secara terperinci. Periklanan itu tidak hanya untuk mempromosikan produk, tetapi juga untuk membangun citra merek dan menjalin komunikasi dengan konsumen.
Perkembangan teknologi dan media sosial telah membawa perubahan besar dalam dunia periklanan Indonesia. Peran pentingnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesadaran merek tetap ada.
Tidak hanya itu saja, periklanan juga sangat penting dalam mendukung industri media yaitu menjadi sumber pendapatan utama media. Periklanan menjadi sumber pendapatan utama media karena dapat membantu media untuk tetap beroperasi dan menyediakan konten kepada masyarakat. Melalui pendapatan dari iklan ini dapat menghasilkan beragam konten, termasuk berita, hiburan, pendidikan, dan budaya. Tanpa pendapatan dari iklan, media mungkin terbatas dalam sumber daya untuk menciptakan konten yang beragam dan berkualitas.
Periklanan di Indonesia juga menghadapi beberapa tantangan. Pertama, persaingan dalam industri periklanan semakin ketat. Banyak agensi lokal maupun internasional yang menyebabkan persaingan semakin ketat dalam mendapatkan klien dan proyek. Agensi perlu untuk terus berinovasi dan menawarkan layanan yang lebih baik untuk menarik dan mempertahankan klien.
Kedua, kurangnya transparansi. Kurangnya transparansi dalam industri periklanan, terutama dalam hal penetapan harga dan pengukuran efektivitas iklan. Hal ini dapat menyebabkan klien merasa dirugikan dan tidak mau untuk berinvestasi dalam periklanan. Ketiga, iklan dapat memiliki dampak sosial yang negatif. Iklan dapat menyebabkan dampak sosial yang negatif dengan mempromosikan sebuah produk, namun mengandung nilai-nilai yang tidak baik. Hal ini, industri periklanan perlu bertanggung jawab atas dampak sosial dari iklan yang telah dibuat.
Kasus konkret yang dapat diambil adalah pergeseran periklanan di industri media cetak. Industri media cetak mengalami pergeseran yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan teknologi digital dan perubahan perilaku konsumen. Perilaku konsumen saat ini lebih banyak menghabiskan waktu online dan mengakses informasi melalui internet dan media sosial. Pergeseran ini terutama terlihat pada penurunan pangsa pasar iklan di media cetak dan peningkatan pangsa pasar iklan di media digital.
Pada zaman dahulu, periklanan di media cetak ini sangat efektif digunakan karena memiliki keunggulan yaitu jangkauannya yang luas. Namun, kelemahan yang tidak dapat dihindari bahwa periklanan di media cetak ini memiliki biaya yang cukup tinggi karena iklan membutuhkan biaya produksi, pencetakan, distribusi, penempatan iklan, dan agensi iklan. Pengiklan yang ingin menggunakan media cetak harus mempertimbangkan anggaran yang dikeluarkan dan target audiens sebelum memutuskan untuk beriklan di media cetak.
Munculnya media digital menjadi sebuah strategi seiring perkembangan teknologi dan saat ini telah mengalami peningkatan yang pesat dibandingkan dengan media tradisional. Meskipun demikian, media tradisional masih memiliki peran penting dalam industri periklanan. Media tradisional masih memiliki jangkauan yang luas, terutama di kalangan orang tua dan masyarakat di daerah pedesaan.
Sebagai contoh, periklanan institusi pendidikan yaitu Politeknik Tempo yang dapat ditayangkan pada platform media sosial maupun website berita online dari Tempo. Tempo memiliki sejarah panjang dalam meliput sebuah berita dan acara terkait pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa Tempo tertarik untuk memajukan institusi pendidikan Politeknik Tempo.
Selain itu, Tempo memiliki platform media sosial seperti Instagram, Facebook dan Twitter yang dapat menjadikan sebagai saluran bermanfaat untuk menjangkau khalayak luas yang terdiri dari calon siswa dan keluarga sehingga Politeknik Tempo mampu berkembang pesat dengan baik.
Kesimpulannya, bahwa peran periklanan sangat penting sebagai penyokong utama industri media di Indonesia meskipun telah mengalami banyak perubahan. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi, peran periklanan semakin meningkat dalam memfasilitasi hubungan antara merek dengan audiensnya. Media tradisional perlu beradaptasi untuk menghadapi persaingan dan bertahan di era digital. Mereka harus mengikuti tren bahkan berinovasi secara terus-menerus agar periklanan dapat menjadi berkelanjutan dalam mendukung industri media di Indonesia.
*) Artikel Ini Merupakan Tugas Kuliah Mata Kuliah Komunikasi Digital Prodi Produksi Media. Dengan Dosen Pengampu Rachma Tri Widuri, Sos.,M.Si.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Saatnya Bicara Etika: Konten Berkualitas Harus Punya Integritas
Minggu, 4 Mei 2025 06:54 WIB
Taste Your Talent: Program Unggulan untuk Generasi Muda Kuliner
Selasa, 25 Maret 2025 11:53 WIBArtikel Terpopuler