x

Iklan

Giovanni Adichandra Wibisono

Anggota Kajian Strategis Lembaga Pers Mahasiswa NPC STIKSAM 2024-2025
Bergabung Sejak: 6 Mei 2024

Senin, 6 Mei 2024 07:47 WIB

Organisasi Mahasiswa Itu Tidak Penting!

Organisasi mahasiswa jika dipimpin oleh orang yang tepat akan membuat organisasi menjadi banyak memberikan manfaat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Organisasi mahasiswa merupakan suatu kelompok atau perkumpulan mahasiswa yang menjadi wadah pengembangan diri, relasi dan prestasi. Banyak mahasiswa beranggapan bahwa organisasi mahasiswa itu tidak penting. Dikarenakan banyak membuang waktu di kegiatan yang tidak perlu, pengurus yang meninggalkan tanggung jawab secara tiba-tiba, ajang egoisme, merasa lebih daripada yang lain, tidak dihargai padahal sudah melakukan tugasnya dengan baik, tidak memberikan manfaat signifikan bagi pengembangan diri, nilai akademik dan karir masa depan.

Dari banyaknya pendapat tersebut, kita pasti akan berpikir berulang kali untuk bergabung di organisasi mahasiswa dikarenakan banyaknya dampak negatif yang terjadi kepada para mahasiswa, terkadang saat sosialisasi organisasi kita juga tertipu akan janji-janji kosong tentang manfaat organisasi untuk meningkatkan soft skill, kepemimpinan dan relasi. Bukankah kita sebagai mahasiswa sejatinya harus lebih fokus pada hal yang jauh lebih penting yaitu meraih prestasi dan magang ?. Namun kita juga perlu memahami bahwa setiap individu lain juga memiliki pendapat yang berbeda. Bagaimanapun organisasi mahasiswa adalah hal yang tak terpisahkan di lingkungan kampus selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji lebih jauh manfaat dan kerugian yang dapat diperoleh dari keikutsertaan organisasi tersebut

Sebagai seorang mahasiswa yang terlibat aktif dalam organisasi mahasiswa, kita pasti memiliki pengalaman organisasi yang memang terdapat hal-hal negatif seperti membuang waktu di hal yang tidak perlu seperti rapat yang seharusnya hanya berlangsung satu jam dapat berlarut-larut hingga berjam-jam lamanya hanya karena pembahasan yang tidak fokus dan sering kali bertele-tele. Selain itu, terdapat pula tugas yang kurang terorganisir dengan baik, sehingga seringkali terjadi tumpang tindih tugas atau bahkan ada tugas yang tidak jelas penanggung jawabnya. Lingkungan organisasi mahasiswa juga kerap kali mengedepankan egoisme dan merasa lebih superior daripada yang lain. Contohnya, ada pengurus yang merasa bahwa dirinya, jabatan, atau organisasinya lebih tinggi sehingga seringkali bersikap sombong dan menganggap remeh organisasi lain. Bahkan tak jarang ada pengurus yang melakukan tindakan semena-mena seperti mengambil keputusan sepihak tanpa mengindahkan masukan dari anggota lain atau menggunakan fasilitas organisasi untuk kepentingan pribadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal yang memprihatinkan lainnya adalah ketika usaha yang telah dilakukan tidak dihargai atau bahkan tidak dianggap sebagai pelaksanaan tugas, meskipun tugas tersebut sudah dikerjakan dengan baik. Misalnya, seorang anggota yang telah bekerja keras mempersiapkan sebuah acara justru tidak mendapat apresiasi dan bahkan dicibir karena hasilnya dianggap tidak maksimal padahal telah mengerahkan seluruh upayanya. Hal-hal seperti inilah yang seringkali terjadi dan membuat esensi dari organisasi sendiri menjadi berkurang. Anggota menjadi tidak termotivasi, tidak ada prestasi atau soft skill yang didapat dari organisasi, semangat berorganisasi menurun, bahkan tidak sedikit yang akhirnya memilih untuk mengundurkan diri. Konflik internal, persaingan tidak sehat, dan sikap egois antar pengurus dapat memicu perpecahan dan menghambat pencapaian tujuan organisasi itu sendiri.

Namun kita juga harus mengkaji lebih dalam mengapa bisa organisasi mahasiswa yang harusnya menjadi wadah pengembangan diri justru malah membawa dampak negatif ? Masalah yang utama adalah pada kepemimpinan dalam organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa jika dipimpin oleh orang yang tepat akan membuat organisasi menjadi banyak memberikan manfaat positif bagi mahasiswa diantaranya yaitu; menjadi wadah untuk mengembangkan soft skill seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, manajemen waktu, dan lain sebagainya. Soft skill ini sangat dibutuhkan untuk karir kita dimasa depan nantinya dan sulit untuk diperoleh hanya dari kegiatan akademik saja.

Organisasi mahasiswa juga dapat menjadi wadah untuk meraih prestasi, seperti berpartisipasi dalam lomba-lomba yang melibatkan tim, serta mengikuti asosiasi organisasi mahasiswa baik di tingkat nasional maupun internasional. Lalu bisa memiliki jaringan relasi yang luas mulai dari para pakar, akademisi dan temen-temen mahasiswa dari kampus lainnya. Dengan membangun jaringan relasi yang luas ini dapat menjadi aset yang berharga di masa depan, baik untuk keperluan karir maupun pengembangan diri.

Dan organisasi mahasiswa juga mengajarkan tanggung jawab dan disiplin. Sebagai pengurus organisasi, mahasiswa harus mampu mengelola waktu dan dana dengan baik, menepati janji dan waktu, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Ini merupakan latihan sederhana yang sangat berharga untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang penuh dengan tanggung jawab dan deadline.

 

 

Peningkatan Kualitas Organisasi Mahasiswa

Meski kerap dipandang sebelah mata, organisasi mahasiswa sesungguhnya menyimpan banyak manfaat positif jika dikelola dengan baik. Untuk memperbaiki masalah seperti pemborosan waktu, sikap egois, dan kurangnya apresiasi dalam organisasi mahasiswa, dibutuhkan upaya dari semua anggota. Pemimpin harus dibimbing agar tidak hanya memberi perintah, tetapi memberi teladan, memotivasi, dan menginspirasi. Meningkatkan wawasan yang komprehensif dan luas bagi para anggotanya. Manajemen rapat harus diperbaiki dengan agenda yang jelas, fokus, dan tepat waktu, serta durasi maksimal 2 jam kecuali untuk rapat-rapat penting.

Rasa saling menghargai dan mengutamakan kepentingan organisasi perlu ditanamkan dengan menghilangkan sikap sombong dan egois serta terbuka pada masukan. Sistem apresiasi diperlukan untuk memotivasi pengurus dan anggota berprestasi. Koordinasi dan pembagian tugas harus jelas penanggung jawab dan mekanisme pelaporannya. Solidaritas antar anggota perlu diperkuat melalui kegiatan informal seperti gathering dan outbound. Semua anggota harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan penting. Evaluasi rutin seperti di akhir periode kepengurusan diperlukan untuk menilai kinerja dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

Tetapi untuk mempersiapkan kita lebih matang menghadapi masa depan, organisasi mahasiswa juga perlu mengembangkan dirinya melalui kursus online dan offline serta magang. Informasi mengenai kursus dan magang ini dapat dikumpulkan oleh pengurus dan diumumkan kepada para anggota serta mahasiswa sebagai bagian dari program kerja. Agar kita sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi bisa memperluas wawasan mendapatkan kesempatan karir yang lebih baik bagi kita sebagai mahasiswa di masa depan.

Dengan upaya tersebut, organisasi mahasiswa akan benar-benar bermanfaat maksimal bagi para anggotanya di masa depan.  Evaluasi rutin sangat penting untuk perbaikan berkelanjutan. Dengan upaya tersebut, organisasi mahasiswa akan benar-benar bermanfaat maksimal bagi para anggotanya di masa depan.

Ikuti tulisan menarik Giovanni Adichandra Wibisono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler