Seratus tahun sudah berlalu,
Sejak pertama kau jejaki bumi pertiwi,
Kini kau terbaring dalam pusara itu,
Kau pergi tapi tak pergi,
Ah, dasar kau Binatang Jalang,
Namamu abadi bagai lisan yang terpahat pada batu,
Kenangan, cerita dan seribu satu generasi menulis syair tentangmu,
Jelmakan derit waktu jadi gema bait penuh makna,
Seratus tahun sudah usiamu,
Cepat sekali waktu berlalu,
Rasanya masih seperti kemarin saat kau merangkai satu persatu lembar puisimu di bawah jilatan lentera,
Tuanku, Chairil Anwar!
Hidup atau tiada,
Kau masih sama sebagaimana dulu kala,
Jejakmu tiada habis termakan masa,
Berjuta kali kusesapi karya-karyamu,
Namun setiap tinta yang kau gores bagai sungai yang tak berujung,
Tiada ujung kudapati di sana,
Kaulah mahakarya abadi pada tubuh sang sastra,
#LombaPuisiTeralokaIndonesiana
Rumah Buku Firza, 2022
Ikuti tulisan menarik Romi Assidiq lainnya di sini.