---

Minggu, 31 Juli 2022 17:36 WIB

• Fiksi
• Topik Utama

Lidah Hanya Mencecap

Dengan ini kupisahkan dunia Dalam belantara rimba sukma Kutengadah jalan ke puaka Berjalan dipanggang surya Adakah yang bisa mengucap? Sementara lidahmu hanya mencecap Di setiap diksi manismu Yang membiru (Yogyakarta, Juli 2022)

• Telaah puisi
• suka menjahit dan menulis puisi

---

Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.

Baca Juga

Oleh: Frank Jiib

7 jam lalu

Keranda Terbang

Sebuah cerpen misteri yang dibalut dengan nuansa humor. Di mana ada dua orang sahabat yang tengah melakukan penelusuran masuk ke dalam hutan pada dini hari untuk membuat sebuah konten hiburan. Pada awalnya semua berjalan lancar hingga kedua sahabat itu tiba di sebuah pemakaman tua. Dari situ semua kejadian yang tak terduga dimuali.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

11 jam lalu

Konsekuensi Merasa Suci dari Sesama dan Mencela Seorang Berilmu

Maka takutlah, jika darah daging kita, seperti yang disangkakan.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

3 hari lalu

Siapkah Menggempur Pasar Global dengan Produk Jasa Anak Bangsa?

Cipta ciri khas negeri kita semua, buatlah masyarakat dunia terpana.

Oleh: Wahyu Kurniawan

3 hari lalu

10 Mei 2016

Aku coba kembali membangun kerangka sejarah dari awal kita bertemu. Sesaat setelah mengalami kisah cinta bersamamu. Aku mencarimu, Tanpa tahu, bahwa sebenarnya itu tak perlu.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

4 hari lalu

Gara-gara Salah Sendal

Sebuah cerita pendek biasa dengan pesan sederhana dibaliknya.

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Taman Pecinta

Sayang, Ternyata tak hanya aku, mereka juga tak pernah lupa dengan kisah kita. Berapa banyak pasang mata yang menjadi saksi sejarah dan turut mendoakan kebaikan yang sama-sama pernah kita minta.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Senin, 29 April 2024 08:07 WIB

Mengungsi ke Jannah

Sebab setelah kematian sang Raja, kehancuran partial semesta, terjadi dengan cepat.

Oleh: Syamsul Maarif

Senin, 29 April 2024 08:06 WIB

Dalam Perjalanan

Puisi tentang penempuh jalan kehidupan Di dalam jalan kehidupan kesendirian dan beramai-ramai sering kali silih berganti menemani diri

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Ekamatra

Panorama cerpen, imaji mengurai sel-sel otak agar tetap sehat walafiat. Tak ada pembaca tak ada seni susastra. Jelajah imajinasi.

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Bingkai Kehidupan

Setiap lukisan hidup membingkai cipta, menggambarkan apa yang kuperbuat untuk dunia.