di sini semangat kata-kataku hangat hingga ke jangat, batu-batu menyusun namamu dalam diriku, jadi rumah dengan desau pohon digesek angin.
aku bukan binatang jalang, sebab mencintaimu tidak melulu menginjak cetakan kakimu.
aku masih merengkuh kata, tentang senja dan pelabuhan, deru campur debu, dengan sejarah tulang-belulang mereka yang kau pinta untuk kukenang.
sebab aku Indonesia, sebab aku membaca Diponegoro, Bung Hatta, Bung Sjahrir, dan mereka yang jatuh bangun membela negeri ini hingga ke titik nadir.
sajak-sajakmu tentang Ida, membunga sebagai aneka cinta.
di Karet, aku membayangkan malaikat menyentuh bahumu, kalian pun tersenyum, sebab tanah dan darah kini milik kita bersama. sama sekali tidak lagi Belanda.
Chairil, titip salam dan kecup di keningmu yang menerbangkan kunang-kunang akhirat.
Kubang Raya, 31 Juli 2022
Muhammad Asqalani eNeSTe. Kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Menulis sejak 2006. Adalah Pemenang II Duta Baca Riau 2018. Mengajar English Acquition di TK Islam Annur Bastari dan English Daily Conversation di Smart Fast Education. Ia belajar Bahasa Spanyol secara otodidak. Menjadi Mentor Menulis Puisi di Asqa Imagination School (AIS). Aktif di Community Pena Terbang (COMPETER). IG: @muhammadasqalanie. Youtube: Dunia Asqa
Ikuti tulisan menarik Muhammad Asqalani eNeSTe lainnya di sini.