x

cover buku Oei Tiong Ham Raja Gula Dunia

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 21 Agustus 2022 22:16 WIB

Oei Tiong Ham Raja Gula Dunia Orang Terkaya Dari Semarang

Buku tentang Oei Tiong Ham Raja Gula dari Semarang yang berisi informasi eksklusif tentang Oei Tiong Ham. Sayangnya buku ini dipersiapkan dengan tidak rapi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Oei Tiong Ham Raja Gula Dunia

Penulis: Eidelweis Mahameru

Tahun Terbit: 2011

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Hi-fest Publishing

Tebal: 208

ISBN: 978-602-8814-16-4

 

Buku “Oei Tiong Ham Raja Gula Orang Terkaya Dari Semarang” karya Eidelweis Mahameru ini memuat informasi-informasi sangat detail yang tidak saya temui di buku atau artikel tentang Oei Tiong Ham. Namun sayang, penyiapan buku ini kurang rapi. Kekurangrapian ini menyebabkan nilai buku ini menjadi menurun.

Eidelweis Mahameru mencantumkan sumber-sumber yang diacunya dalam menyusun buku ini. Tiga diantaranya adalah sumber yang sangat penting dalam mempelajari Oei Tiong Ham dan perusahaannya. Ketiga buku tersebut adalah: 1. The Rise of Ersatz Capitalism in Southeast Asia, karya Yoshihara; 2. No Feast Last Forever, karya Madame Wellington Koo alias Oei Hu Lan (anak Oei Tiong Ham); dan 3. Raja Gula Oei Tiong Ham karya Liem Tjwan Ling. Eidelweis Mahameru juga menggunakan buku-buku dan artikel lain untuk menyusun buku ini. Namun sayang, penulis tidak mencantumkan sumber-sumber tersebut dalam setiap bagian tulisannya. Dengan cara ini, kita tidak bisa tahu informasi-informasi yang disajikan oleh Eidelweis Mahameru berasal darimana.

Eidelweis Mahameru mencantumkan informasi tentang kehidupan Oei Tiong Ham, cara bisnisnya, kekayaannya, kehidupan keluarganya dan orang-orang yang bersinggungan dengannya. Informasi-informasi ini ada di berbagai sumber yang membahas Oei Tiong Ham. Paparan tentang pabrik-pabrik gula yang dimiliki oleh Oei Tiong Ham cukup detail dalam buku ini. Rumah atau istana yang dimiliki oleh Oei Tong Ham juga mendapatkan porsi yang lumayan banyak dalam pemabahasan di buku ini.

Namun, selain informasi yang bisa ditemukan di sumber lain, buku ini memuat informasi-informasi yang eksklusif. Seperti telah saya sebutkan di atas, saya menemukan banyak informasi detail yang tidak saya temukan di buku atau artikel tentang Oei Tiong Ham. Misalnya tentang rumah Oei Tiong Ham yang di Simongan, dulunya adalah milik orang Yahudi bernama Yohanes. Ayah Oei Tiong Ham membeli tanah tersebut karena orang-orang tionghoa yang ingin berziarah di klenteng Gedong Batu dipaksa membayar oleh Yohanes. Informasi lain adalah tentang Oei Tiong Ham yang  mengganti makanan yang tumpah di sebuah angkringan yang ditabrak oleh sahabatnya. Masih ada beberapa informasi lain yang tertuang dalam buku ini tetapi tidak saya dapati dari sumber lain.

Kelemahan buku ini sudah terlihat dari sejak cover buku. Di cover depan ditulis judul “Oei Tiong Ham Raja Gula Dunia Orang Terkaya dari Semarang. Namun di halaman informasi buku, tertulis “Oei Tiong Ham Raja Gula Orang Terkaya dari Semarang” (tanpa kata “dunia). Sedangkan di cover belakang judulnya menjadi lebih singkat, yaitu “Oei Tiong Ham Raja Gula Dari Semarang.”

Buku ini ditulis kurang rapi. Buku ini disusun dalam 33 bab. Sayangnya bab-bab tersebut tidak konsisten. Ada bab yang kronologis, tetapi ada juga yang isinya kualitas pribadi Oei Tiong Ham dan ada juga yang bersisi orang-orang yang berhubungan dengan Oei Tiong Ham. Dengan penyusunan urutan bab seperti ini, informasi tentang topik tertentu menyebar di berbagai bab, dan ada beberapa informasi yang disampaikan berulang. Akan lebih mudah dibaca apabila penulisan menggunakan struktur kronologis atau tematik.  

Buku ini menjadi panjang karena Eidelweis Mahameru memasukkan informasi yang sangat detail tentang orang-orang yang bersinggungan dengan Oei Tiong Ham. Setidaknya ada sekitar 53 halaman dari total 200 halaman buku dipakai untuk menggambarkan para tokoh yang bersinggungan dengan Oei Tiong Ham. Tidak semua singgungannya cukup dekat. Misalnya tentang tokoh Sun Yat Sen. Tokoh ini dimasukkan karena keduanya lahir pada bulan dan tahun yang sama. Eidelweis Mahameru menghabiskan 7 halaman untuk menjelaskan tentang Sun Yat Sen. Penjelasannya bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Oei Tiong Ham, kecuali bulan dan tahun lahir yang sama.

Tokoh Kwee Hing Tjiat menghabiskan 25 halaman dan Kwee Thiam Tjing memakan 13 halaman. Kedua tokoh press ini memang mempunyai singgungan dengan Oei Tiong Ham karena Oei Tiong Ham mendukung terbitnya Koran Matahari. Tokoh lain yang muncul dalam buku ini adalah Liem Bwan Tjie yang menghabiskan 8 halaman buku. 698

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler