x

Iklan

Dhea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 5 Oktober 2022 13:43 WIB

Keteduhan dalam Gaya Hidup Syariah

Gaya hidup syariah atau yang teduh di telinga dengan sebutan halal lifestyle telah menjadi tren global. Karena telah menjadi tren global maka tak ayal gaya hidup ini secara lokal juga menyusup hingga ke pelosok-pelosok desa. Gaya hidup syariah hadir sebagai bentuk negasi sekaligus kejenuhan masyarakat dengan gaya hidup hedonisme yang membawa semacam virus di Era Revolusi Industri 4.0 dengan ciri khasnya pada penekanan pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation yang menggerogoti nilai-nilai kehidupan.Nilai-nilai spiritual (spiritual value) pun mendapatkan posisi sentralnya dalam kehidupan yang serba teknologi ini

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gaya hidup syariah atau yang teduh di telinga dengan sebutan halal lifestyle telah menjadi tren global. Karena telah menjadi tren global maka tak ayal gaya hidup ini secara lokal juga menyusup hingga ke pelosok-pelosok desa.

Gaya hidup syariah hadir sebagai bentuk negasi sekaligus kejenuhan masyarakat terhadap hedonisme. Cara hidup hedon itu membawa semacam virus di era Revolusi Industri 4.0 dengan ciri khasnya pada penekanan pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya. Sebagian kalangan menyebutnya sebagai fenomena disruptive innovation yang menggerogoti nilai-nilai kehidupan.

Hedonisme gampang tercipta karena kecanggihan teknologi. Sayangnya, semakin tech-savvy, tak jarang seseorang semakin terasing pula dengan lingkungan sekitar. Ia sibuk dengan dunianya sendiri hingga sampai tahap kehampaan hidup. Spirit hidup pun menjadi seperti tanpa arah, alias menjadi hedonis yang hidup dalam kehampaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena itulah, nilai-nilai spiritual (spiritual value) pun mendapatkan posisi sentralnya dalam kehidupan yang serba teknologi ini. Masyarakat terpikat pada produk dan jasa yang menjalankan kepatuhan (compliance) pada nilai-nilai dan ajaran-ajaran agama Islam yang menekankan pada gaya hidup syariah.

Semua ini terjadi karena masyarakat percaya halal lifestyle membawa ketenangan, kenyamanan dan keademan jiwa karena di dalamnya ada makna religius. Hadirnya berbagai merek Islami seperti pada busana dan kosmetik merupakan tren ekonomi syariah yang menyentuh sisi kemanusiaan. Ada makna religi di dalamnya.

Tak hanya fesyen mode syariah, kosmetik, konsep hotel dan pariwisata halal, layanan keuangan syariah pun makin marak dan digandrungi masyarakat, seperti halnya IPOT Syariah. Ini adalah aplikasi online trading syariah pertama di Indonesia yang telah mendapat sertifikasi Dewan Syariah Nasional (DSN) dan dikhususkan untuk transaksi saham yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES).

Sertifikasi dari DSN merupakan jaminan bahwa transaksi saham online yang dilakukan melalui IPOT Syariah, telah sesuai prinsip-prinsip syariah dalam Islam.

IPOT Syariah menawarkan fitur-fitur transaksi saham yang sesuai dengan prinsip Syariah yakni, halal (hanya melakukan transaksi pada saham-saham yang masuk di dalam DES - Daftar Efek Syariah), tidak mengandung riba karena limit transaksi hanya sebesar saldo kas nasabah dan terhindar dari “Ba’i Al-Ma’Dum” (menjual yang bukan miliknya) karena di IPOT Syariah tidak diperkenankan untuk melakukan short-selling.

Ikuti tulisan menarik Dhea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler