Pemimpin dan Konsistensi Kepemimpinan
Kamis, 17 November 2022 06:25 WIBKunci kesuksesan memimpin adalah kepercayaan tim dan konsistensi pemimpin
Pemimpin merupakan sebutan kepada orang yang memiliki pengaruh terhadap orang lain dengan kewenangan atau kekuasaan yang dimilikinya. Pembagian kekuasaan pemimpin berdasarkan luas pengaruh yang dimiliki, seperti pada sebuah kelompok kecil, tim, keluarga, organisasi, perusahaan, instansi, lembaga hingga negara. Perilaku, sikap, nilai dan moral dari individu pemimpin merupakan sebagai bentuk Kepemimpinan.
Bernard M. Bass (1990) membagi kepemimpinan menjadi dua tipe, yaitu kepemimpinan transaksional dan transformasional. Pada kepemimpinan transaksional, terdapat transaksi atau pertukaran dalam hubungan antara pemimpin dan bawahannya. Pemimpin memberi janji dan imbalan untuk kinerja yang baik atau ancaman dan hukuman untuk kinerja yang buruk kepada bawahan. Pada kepemimpinan transformasional, hubungan antara pemimpin dan bawahan lebih condong pada timbal balik dan berdasarkan pada kepercayaan.
Pemimpin meluaskan dan mengangkat minat bawahan dengan memberikan motivasi dan perhatian yang tinggi dan juga dengan membangkitkan kesadaran bagi bawahan. Situasi ini, menunjukkan kecenderungan dari pemimpin dan bawahan untuk melihat satu sama lain sebagai kolega atau teman sejawat dan di antara mereka memiliki kerja sama yang kuat.
Menurut Bernard M. Bass, tingkat di mana seorang pemimpin adalah transformasional diukur terutama berkaitan dengan pengaruh pemimpin terhadap pengikutnya. Pemimpin mengubah dan memotivasi pengikut dengan: (1) membuat mereka menyadari pentingnya hasil tugas (task outcomes), (2) membujuk mereka untuk melebihi kepentingan pribadi mereka demi organisasi atau tim, dan (3) mengaktifkan kebutuhan mereka pada tingkat yang lebih tinggi.
Sementara Konsistensi menurut KBBI adalah tetap, tidak berubah-ubah, taat asas. Selain itu, arti konsisten juga berarti selaras atau sesuai. Menurut Cambridge Dictonary mendefinisikan bahwa, konsisten sebagai sifat yang selalu berperilaku atau terjadi dengan cara yang serupa. Seorang pemimpin ketika menemukan tumpukan buku dan ATK di atas meja kantor, milik pegawai yang belum selesai mengerjakan tugasnya. Benda tersebut tidak dirapikan dan disusun pada tempat asalnya. Bagaimana reaksi seorang pemimpin? Membiarkan atau menegurnya. Setiap Pemimpin akan punya pandangan berbeda. Ada yang bilang, "Nggak bener! mestinya rapi dong... kan cerminan disiplin." atau mungkin, "Ah nggak papa, nggak merugikan orang... nggak keliatan juga dari luar ..." Pandangan serta pilihan itu diambil sesuai value masing-masing pemimpin. Dan ini menjadikan setiap pemimpin khas dan unik.
Tentu kita pernah melihat sebagian pemimpin orangnya sangat teratur, dan menuntut keteraturan di tim. Ada juga pemimpin yang easygoing, yang penting target beres dan gak melanggar norma, cara kerja terserah. Selain itu, ada sebagian pemimpin mendorong timnya rajin belajar dan mengarahkan untuk lanjut studi dan ada yang justru membatasinya karena suatu alasan. Manapun sebenarnya baik, yang terpenting adalah konsisten. Konsistensi ini yang akan dihargai oleh tim terhadap pemimpinnya.
Ada kalanya pemimpin menuntut disiplin dan segalanya teratur, maka tidak menjadi masalah jika tim melihat diri sang pemimpin juga disiplin dan teratur dari A sampai Z. Begitu juga sebaliknya. Jika pemimpin membuat sebuah kebijakan yang tegas, maka ketegasan itu harus tetap dijalankan kepada siapapun. Yang aneh itu, jika misalnya pemimpin mendorong tim belajar, membaca, ikut pelatihan, seminar dll, dengan alasan biar berkembang, tapi tim tidak melihat pemimpinnya seperti itu.
Atau pemimpin mendorong buat belajar, tapi pemimpin pelit mengeluarkan dana pendidikan. Inkonsistensi ini yang akhirnya membuat kepemimpinan lemah di mata tim. Potensinya malah menimbulkan ketidakterimaan tim atau bahkan perlawanan dalam bentuk yang lain. Konsisten dengan value pemimpin menjadi suatu keharusan, sebagaimana Petuah Ken Blanchard & amp; Don Shula dalam bukunya "Everyone's a Coach", Pemimpin yang baik itu, mudah diprediksi timnya. Karenanya, yang terpenting bagi pemimpin untuk bertindak dengan apa yang menurutnya benar, dan hal tersebut sebaiknya konsisten. Misalnya, biasanya jika tim melakukan sesuatu dihukum, tiba-tiba kok enggak. Atau biasanya jika tim menjalankan dengan cara tertentu tidak papa, kok tiba-tiba sekarang dikoreksi atau bahkan disalahkan. Padahal sama-sama efektif dalam mencapai tujuan. Inkonsistensi ini yang dapat melemahkan kepemimpinan.
Sebagai seorang pemimpin, hal yang tak kalah penting adalah kepercayaan tim kepada pemimpin, dengan cara pemimpin memberikan kepercayaan kepada mereka. Sehingga terciptanya hubungan yang harmonis diantara pemimpin dan tim. Jika memang pemimpin baru belajar hal baru dan ingin menerapkan aturan atau value yang baru tersebut, alangkah baiknya komunikasikan terlebih dahulu kepada tim, sehingga mereka paham bahwa akan ada perubahan standar benar-salah, disebabkan kita memang ingin mengubahnya. Dan dengan itu, kita juga harus konsisten dalam menjalankannya.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Muliakan Guru Anak-anak Kita
Selasa, 17 September 2024 09:30 WIBPalestina dan Komitmen Kemerdekaan dari Indonesia
Jumat, 13 Oktober 2023 21:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler