x

Ilustrasi seseorang yang sedanng membaca buku

Iklan

Gita Indah Cahyani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Maret 2022

Selasa, 6 Desember 2022 05:59 WIB

Kiat-kiat Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran Membaca

Dalam memahami suatu bacaan, dibutuhkan pemahaman dalam membaca itu sendiri. Agar pemahaman kita meningkat dalam pembelajaran membaca ada tips yang bisa kita aplikasikan dalam kegiatan membaca.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pertama-tama, supaya pemahaman kita dalam membaca dapat ditingkatkan dalam kegiatan belajar, terdapat 10 prinsip penting yang harus kita perhatikan. Kesepuluh prinsip itu adalah :

 

1. Pembelajaran pemahaman yang efektif menuntut pengajaran yang eksplisit dan bertujuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

2. Pembelajaran membaca yang efektif menuntut interaksi kelas yang menopang pemahaman teks secara spesifik.

 

3. Pembelajaran pemahaman bacaan yang efektif dimulai sebelum pemelajar membaca secara konvensional.

 

4. Pembelajaran membaca mengajarkan keterampilan dan strategi yang digunakan pembaca ahli.

 

5. Pembelajaran membaca menuntut analisis teks secara hati-hati untuk menentukan kecocokan strategi tertentu bagi pemelajar.

 

6. Pembelajaran pemahaman bacaan dibangun untuk dan menghasilkan pengetahuan, kosakata, dan pengembangan bahasa.

 

7. Pembelajaran membaca yang efektif meliputi semua genre mata ajaran.

 

8. Pembelajaran membaca efektif secara aktif melibatkan pemelajar dengan teks dan memotivasi meng-gunakan strategi dan keterampilan.

 

9. Pembelajaran membaca yang baik menuntut penilaian yang memberi informasi pembelajaran dan memonitor kemajuan pemelajar.

 

10. Pembelajaran membaca yang efektif menuntut pengajar untuk senantiasa belajar.

 

Selain itu, banyak strategi yang perlu dicermati dalam memahami bacaan. Brown dalam bukunya mengungkap beberapa langkah yang dapat digunakan, antara lain (1) mengidentifikasi tujuan membaca, (2) menggunakan kaidah dan pola grafemik untuk membantu dekoding bottom-up, (3) menggunakan teknik membaca dalam hati yang efisien dalam kecepatan dan pemahaman relatif, (4) membaca skimming suatu teks untuk menemukan gagasan utama, (5) membaca scanning suatu teks untuk informasi tertentu, (6) menggunakan peta semantik atau kluster, (7) menebak jika tak tentu, (8) analisis kosa kata, (9) membedakan antara makna literal dan makna tersirat (10) mencermati penanda wacana.

 

Sedangkan Mei-yun menjabarkan beberapa langkah yang sedikit berbeda dengan cara diatas tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu (1) keterampilan menyiasati kata, (2) membaca unit bermakna, (3) scanning, (4) skimming, (5) prediksi, (6) mengenali pola organisasi, (7) membedakan pernyataan umum dan rincian khusus, (8) inferensi dan kongklusi, (9) evaluasi dan apresiasi.

 

Masih berhubungan dengan pembelajaran membaca, Armbruster dkk. Mengatakan bahwasannya proses metakognitif dalam perolehan makna dari aktivitas membaca memerlukan pengetahuan bukan saja dari empat dasar variabel teks, tugas, strategi, dan karakteristik pemelajar, melainkan juga bagaimana cara menghubungkan antara satu dengan lainnya untuk meng-hasilkan aktifitas belajar.

 

Membaca sering dianggap sebagai sebuah tingkatan berbagai keterampilan dari pemrosesan huruf, pengenalan kata, kalimat hingga pemrosesan teks. Oleh karena itu, berdasarkan hasil riset Pressley menyarankan agar dalam melaksanakan pembelajaran membaca dilakukan dengan (1) mengajarkan keterampilan dekoding, (2) mengajarkan kosakata, (3) mendorong pembelajar membangun pengetahuan dunia melalui membaca dan menghubungkan yang mereka ketahui dengan yang mereka baca, (4) mengajarkan kepada siswa menggunakan khasanah strategi pemahaman yang mencakup prediksi, analisis cerita, membuat pertanyaan, membangun image, dan meringkas, (5) mendorong pemelajar memonitor pemahaman mereka, memperhatikan apakah pembacaan menghasilkan makna atau tidak. Ketika permasalahannya terditeksi, pemelajar hendaknya menyadari bahwa mereka perlu memproses ulang dengan membaca kembali.

 

Pembaca yang baik secara automatis mempertimbangkan bagaimana teks itu disusun agar dapat mengembangkan pemahaman. Pembaca yang baik dapat mengenalinya. Walaupun dengan melihat sekilas pada judul atau pada kepala karangan, suatu teks dapat diketahui bagaimana teks itu disusun. Pengetahuan struktur teks merupakan faktor penting dalam pembinaan pemahaman. Siswa yang memiliki pengetahuan stuktur teks berpengharapan bahwa teks dapat terbuka sedemikian rupa.

 

Agar penggunaan struktur teks dapat dilaksanakan secara efektif, terdapat sejumlah strategi yang perlu dicermati. Pages menawarkan seperangkat strategi yaitu,

 

Pertama, membantu pemelajar mengakrabi gaya tulisan informasional.

 

Kedua, membantu pemelajar menumbuhkan apresiasi terhadap gaya tulisan nonfiksi atau informasional atau ekspositori.

 

Ketiga, melatih pemelajar menulis dengan gaya informasional. Pengalaman menulis itu mendukung pemahaman membaca. Pengalaman menulis ringkasan, laporan dan yang lain membantu mereka membaca seperti penulis. Pemelajar yang mempunyai pengalaman menulis informasi akan semakin memahami gagasan penulis. Dalam hal ini mendukung konsep membaca bermakna.

 

Keempat, mendorong pemelajar menulis ketika membaca. Diusahakan agar pemelajar melingkari, mengarisbawahi, menomori, dan sebagainya. Kegiatan itu penting untuk mengetahui pola teks yang dibuat penulis. Misalnya, ketika pola deskripsi, enumerasi, atau urutan waktu diterapkan, pembaca dapat memanfaatkan pencatuman nomor atau urutan gagasan waktu membaca. Ketika membaca teks yang menggambarkan pola sebab-akibat, pola itu dapat dimanfaatkan pembaca untuk menggambar panah dari sebab ke akibat dalam bacaan. Menggunakan cara-cara yang langsung berkaitan dengan tanda-tanda dan strategi penulis ini akan dapat membantu pembaca secara mental mengorganisasi informasi.

 

Kelima, memberi latihan tentang alat bantu grafik yang mendukung pola teks. Menunjukkan kepada pemelajar bagai-mana garis-waktu dapat membantu mereka mengenali dan meringkas informasi dalam teks yang menggambarkan pola teks urutan waktu. Pola teks perbandingan-kontras dapat lebih jelas menggunakan diagram Venn, kartu data atau strategi lain yang mirip. Demikian juga, rantai sebab-akibat dapat digunakan untuk menggambarkan informasi dalam teks yang menggunakan pola sebab-akibat.

 

Keenam, menggunakan petunjuk pola untuk memperjelas pola teks ekspositori yang tecermin dalam teks. Lakukan pengamatan pola teks ekspositori yang menonjol dalam sebuah tulisan informasional. Susun petunjuk bagi pemelajar untuk digunakan ketika mereka membaca teks. Misalnya, petunjuk pola sebab-akibat dapat disediakan daftar sebab dan daftar akibat. Ketika pemelajar membaca bacaan sebab-akibat, jelaskan agar mereka menandai atau mencocokkan mana-mana sebab yang sesuai dengan akibatnya.

 

Ketujuh, menggunakan sejumlah strategi instruktsional yang dapat menarik, memotivasi pemelajar membaca tulisan informasional.

 

Sumber rujukan :

 

Subadiyono. (2014). Pembelajaran Membaca. Palembang: Noer Fikri Offset.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Gita Indah Cahyani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler