Meningkatkan Mutu Membaca Kritis bagi Mahasiswa
Rabu, 7 Desember 2022 05:52 WIBBagi mahasiswa, keahlian membaca kritis sudah sepatutnya dikuasai sepenuhnya. Hal ini tentu saja guna memudahkan dan memahami dalam keberlangsungan studinya
Bagi mahasiwa, keahlian membaca kritis sudah sepatutnya dikuasai sepenuhnya. Hal ini tentu saja guna memudahkan dan memahami dalam keberlangsungan studinya. Burns (dalam Tarigan, 2008: 6) berpendapat bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Widyamarta (1992: 58) berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan, membaca merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Bahkan dapat dikatakan bahwa membaca adalah jantung pendidikan. Hal ini mengidikasikan bahwa pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya kegiatan membaca. Bagi siswa ataupun mahasiswa, kemampuan membaca berfungsi sebagai kunci pembuka gudang ilmu dari berbagai ilmu itu sehingga studinya berjalan dengan lancar.
Di antara banyaknya jenis membaca, salah satu yang harus dikuasai dan dimiliki oleh mahasiswa adalah teknik membaca kritis. Dalam membaca kritis, pembaca dituntut untuk menggunakan kignisi tingkat tinggi. Pembaca tidak sekadar paham terhadap apa yang dibacanya, melainkan juga mampu menilai kebenaran informasi yang disampaikan penulis. Tentu saja hal ini sejalan dengan tingkat berpikir mahasiswa yang memang dituntut untuk kritis dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan di kampus. Berkaitan dengan itu, Albert (dalam Tarigan 2008: 89) menjelaskan bahwa membaca kritis (critical reading) adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, evaluatif, serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan.
Manfaat membaca kritis ini antara lain adalah untuk menggali lebih mendalam di bawah permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dikatakan, tetapi juga alasan mengapa hal itu dikatakan. Kedua, membaca kritis merupakan modal utama bagi para mahasiswa untuk mencapai kesuksesan dalam studinya.
Agar mampu membaca kritis dengan baik, pembaca memerlukan teknik membaca yang tepat. Nurhadi (1987: 123) menjelaskan bahwa dalam memperlancar proses membaca, seorang pembaca harus memiliki modal, yaitu pengetahuan dan pengalaman, kemampuan berbahasa, dan pengetahuan tentang teknik membaca.
Secara garis besar, Nurhadi (1987: 128) menyampaikan bahwa tentang teknik membaca itu meliputi:
1) Pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilan membaca
2) Pengetahuan tentang teknik membaca cepat
3) Pengetahuan tentang membaca telaah ilmiah
Aktivitas membaca yang tersirat mengacu pada tindakan membuat berbagai kesimpulan dan memahami pesan yang tersirat (tersembunyi di balik teks harfiah. Aktivitas membaca yang melampaui batas melibatkan penilaian membaca mengenai makna pesan dan penulis dan menerapkannya pada aspek pengetahuan lainnya). Tanpa membaca, tidak bisa dikembangkan keterampilan mencari, memilih, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan memproses informasi (Otike, 2011: 2).
Strategi membaca kritis menurut Sana (20013: 16-17) mencakup berbagai hal berikut.
1. Meramalkan (predicting)
Pembava dituntut untuk fokus dan memperhatikan hal-hal penting untuk memahami bacaan, menangkap makna dengan membuat prediksi informasi, dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang ada.
2. Membaca sekilas (scanning)
Pembaca melakukan aktivitas membaca secara sepintas lalu menemukan informasi tertentu dari bacaan.
3. Menyaring informasi (skimming)
Skimming artinya melihat sekilas dengan cepat dan mengelompokkan informasi ke dalam beberapa hal untuk memperoleh pemahaman umum mengenai isi bacaan agar diperoleh simpulan bacaan. Ini merupakan latiham mengorganisasikan pemikiran dan menentukan informasi apa yang diperoleh dari bacaan.
Kunci menjadi pembaca yang baik bagi mahasiswa adalah adanya kemauan, memiliki keterampilan seni/membaca, dan menjadikan aktivitas membaca sebagai kebiasaan. Membentuk kebiasaan membaca dilakukan dengan bekerja/melakukannya (membaca) dan mengetahui aturan, cara, atau teknik membaca yang baik (Adler, 1972: 28). Kunci membaca materi pelajaran adalah menyediakan waktu dan energi umtuk mengkaji materi untuk memikirkan dan menghubungkannya dengan materi lain (Rael, 2004: 13).
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Meningkatkan Mutu Membaca Kritis bagi Mahasiswa
Rabu, 7 Desember 2022 05:52 WIBResensi Novel Salah Pilih, Karya Nur Sutan Iskandar
Rabu, 26 Oktober 2022 12:01 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler