x

image: The Conover Company

Iklan

Idatus sholihah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 November 2022

Selasa, 27 Desember 2022 10:40 WIB

Beragam Jenis Latah


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam proses berbicara tidak dipungkiri bahwasannya manusia seringkali mengalami kesalahan. Kesalahan berbicara tersebut dapat diakibatkan banyak hal. Fenomena yang sering kita jumpai atau bahkan sering dari kita alami adalah latah. Dalam pembahasan ilmu bahasa atau lebih spesifiknya psikolinguistik, fenomena latah dikenal dengan sebutan ekolalia. Latah merupakan suatu tindak kebahasaan pada waktu seseorang terkejut atau dikejutkan, tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata secara spontan dan tidak sadar dengan apa yang diucapkannya.

Misalnya saja, ketika kita kaget tiba-tiba mengucapkan,"Eh copot, copot, copot!" atau bisa juga ungkapan seronok lainnya. Karena kebiasaan latah tiap orang berbeda-beda.

Nah, latah ini sebenarnya memang kelainan berbahasa yang dimiliki seseorang. Ini merupakan sindrom yang terdiri atas curah verbal repetitif yang bersifat jorok (koprolalla) dan gangguan lokomotorik yang dapat dipancing. Hal ini bisa karena latah memiliki dimensi gangguan fungsi pusat syaraf, psikologis, dan sosial.

Latah ini memiliki beragam jenis, jika salah seorang teman, keluarga atau seorang terdekat di lingkungan kita mengalami fenomena tersebut kita bisa tahu termasuk yang manakah mereka?

Baik, akan saya paparkan informasinya:

Secara umum ada empat jenis latah yaitu:

1. Ekolala, latah dengan mengulangi perkataan orang lain.

Contoh : jika orang yang berada di dekat penderita mengagetkannya dengan menyebutkan kata gila, maka penderita latah secara spontan akan mengulangi kata-kata tersebut berulang-ulang.

2. Ekopraksia, latah dalam bentuk meniru gerakan orang lain. Artinya, ketika melihat orang lain bertingkah unik, secara spontan orang yang mengidap latah ekopraksia akan meniru persis gerakan orang tersebut secara berulang-ulang.

Contoh : jika orang yang berada di dekat penderita latah mengagetkannya sambil menari, maka secara spontan penderita latah akan ikut menari.

3. Koprolalia, latah dengan mengucapkan kata-kata tabu atau kotor. Artinya, ketika ada seseorang yang mengagetkannya secara spontanitas penderita latah akan mengeluarkan kata-kata tabu atau kotor secara berulang-ulang.

4. Automatic obedience: melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti ”sujud” atau ”peluk”, ia akan segera melakukan perintah itu.

beberapa jenis latah menurut sifatnya sebagai berikut.

1. Latah Konsisten.

Latah ini dicirikan dengan ucapan kata atau kalimat, atau bahkan perbuatan, yang selalu sama, apa pun jenis rangsangannya. Contohnya "Eh copot, eh copot, copot..."

2. Latah Variasi

Kalau yang ini kebalikannya latah konsisten. Respon latah amat tergantung dari bunyi suara, perilaku, isi pikiran, perintah seseorang, atau wujud dari rangsangan yang mengagetkan itu sendiri. Mendengar klakson ditekan, langsung ngomong, "Eh tin-tin, eh tin-tin, eh tin-tin... eehh...". Disuruh buka baju langsung buka baju. Disuruh cium langsung cium. Disuruh meluk langsung meluk.

3. Latah Tertunda

Biasanya orang yang seperti ini tidak kaget saat menerima rangsangan, tapi ia terus memikirkannya, dan tanpa sadar menjadi sugesti, lalu tiba-tiba terkejut karena pikirannya sendiri di lain waktu. Orang yang menderita latah tertunda seperti ini, tidak banyak jumlahnya. Ciri utamanya adalah kalimat latah terucap tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.

Contohnya seseorang yang awalnya mengaku habis menabrak kucing di jalan, saat bercerita dan membayangkan, tiba-tiba dia latah "Eh mati deh, eh mati deh, eh mati deh, tuh kan... kucingnya mati...". Padahal, sewaktu nabrak kucing dia cuma bilang "Astagfirullah aladzim."

4. Latah Tidak Tulus

Ini adalah latah yang dilakukan karena mengikuti tren saja. Cirinya adalah ekspresi yang keluar aneh, nada bicara datar, dan diikuti dengan tingkah sok menyalahkan orang lain karena menyebabkan dia latah. Contoh, "Eh kampret, eh copet, eh jambret, eh... apa sih? Eike kan gak latah,".

Nah itu dia jenis-jenis latah, fyi, saya memiliki tetangga yang sudah lanjut usia, dia memiliki kebiasaan latah koprolala, yakni ketika dia kaget secara spontan akan lansung mengucapkan ujaran seronok atau tabu. Saya mengenalnya dari kecil dan sampai saat ini hal itu tidak berubah, ya karena kebiasaan dan jika dilihat dari segi psikologis bahasa memang jarang sekali yang bisa menghilangkan kebiasaan ini.

Catatan: Tulisan ini saya ringkas berdasarkan hasil penelitian kecil saya.

sumber:

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Indah, Rohmani Nur. 2017. Gangguan Berbahasa;Kajian Pengantar. Malang: UIN MALIKI PRESS

 

Ikuti tulisan menarik Idatus sholihah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler