x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 9 Januari 2023 18:09 WIB

Belajar Membentuk Sikap dari Kata Mutiara Andap Asor dan Lembah Manah

Dalam bahasa dan sastra Jawa ada kata mutiara Andap asor dan lembah manah. Apa artinya? Apa manfaatnya buat kita?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belajar Membentuk Sikap dari Kata Mutiara Andap asor dan Lembah Manah

 

Bambang Udoyono

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Nenek moyang kita mewariskan banyak sekali kata mutiara yang sangat bermanfaat untuk menghadapi kehidupan ini.  Salah satunya adalah anjuran untuk bersikap andap asor dan lembah manah.  Generasi baby boomers saya kira masih hafal dengan kalimat ini.  Kalau generasi milenial, gen z dan gen y mungkin kurang paham. Maka sila simak.

 

Andap asor dan lembah manah? Apa artinya?  keduanya berasal dari bahasa dan sastra Jawa.  Andap  artinya rendah.  Asor artinya rendah juga.  Maksudnya bersikap merendah.  Rendah hati, bukan perasaan rendah diri. 

 

Kebalikan dari sikap menyombongkan diri dan tinggi hati.  Lembah manah artinya rendah hati juga.  Manah dalam konteks ini artinya hati, bukan olah raga memanah.    Jadi inilah code of conduct  warisan nenek moyang kita.  Anjuran yang sangat baik agar kita bisa menata hati.  Kalau kita mampu menata hati seperti ini maka hidup ini akan lebih enak.  Semua pihak akan merasa enak.  Kita sendiri merasa enak dan orang lain juga merasa enak.  Sebaliknya kalau tinggi hati maka sejatinya kita sendiri menjadi emosional dan orang lain juga sebel.

 

Saya tidak ingin mengghibah orang, hanya ingin memberi contoh saja. Jadi namanya tidak usah disebut.  Saya punya teman yang rendah hati, bukan rendah diri.  Dia tidak pernah membualkan prestasinya, tidak pernah omong besar sedangkan kalau mau omong besar bisa juga karena memang prestasinya besar. Penampilannya juga biasa saja sehingga orang yang belum kenal sering salah tafsir,  mengira dia bukan siapa siapa.   Di sisi lain ada orang yang tinggi hati, ora gelem kungkulan (tidak mau diungguli) dalam bahasa Jawa.   Tapi malah repot sendiri karena banyak sekali orang yang nyatanya lebih unggul.  Akibatnya dia sering merasa kecewa.  Sejatinya bukan orang lain yang membuatnya kecewa tapi hatinya sendiri. 

 

Kalau anda merasa panas hati melihat capaian orang lain, maka itu salah satu indikator kurang sehatnya hati anda.  Kadang memang ada orang yang pamer bejo (untung),  bukan pamer bojo (pasangan),  sehingga membuat orang kurang nyaman.  Tapi ya tergantung sikap hati kita.  Kalau kita andap asor lembah manah  tidak masalah.

 

Boleh saja sebenarnya tidak mau kalah tapi secara positif. Yaitu dengan sikap andap asor  dan lembah manah itu.   Jadi akui saja dulu keunggulan orang lain itu.  Lalu amati dengan cermat bagaimana dia bisa mengembangkan keunggulannya tersebut.  Kalau bisa tirukan dengan modifikasi. Itulah yang dilakukan banyak orang dan banyak bangsa dalam menggapai kemajuan.  Akui, amati, tiru, modifikasi.  Akhirnya kembangkan sendiri.  Banyak produsen besar yang awalnya hanya sebagai peniru alias pengikut saja tapi akhirnya bisa berkembang.  Dan semua itu berawal dari sikap hati yang merendah tadi.  Kalau tinggi hati ya susah.

 

Sikap tinggi hati cenderung tidak mau mengakui kelebihan orang.  Tidak mau memberi ucapan selamat atas keberhasilan seseorang mungkin salah satu cerminan tinggi hati.  Ada orang yang sakit hati karena kalah.  Ada juga yang sikapnya malah jadi aneh dan merugikan dirinya sendiri.  Misalnya lalu tidak mau kenal dan menjauh.  Ada orang yang seperti itu.  Sakit hatinya dibuat sendiri.  Artinya karena dia tidak bisa menata hatinya.  Dia tidak besar hati menerima kekalahan.  Oleh karena itu nenek moyang memberi saran agar kita bersikap rendah hati saja.  ini lebih menguntungkan, lebih enak buat kita sendiri dan orang lain.  Monggo sila menata hati.  Memang tidak mudah.  Asal rajin belajar dan berlatih akan ada kemajuan.   Kemampuan menata hati ini adalah salah satu unsur mencapai kebahagiaan.

 

Dalam konteks parenting anda sebagai orang tua sebaiknya memberi contoh sikap ini kepada anak anak Anda.  Jika anda mampu bersikap andap asor lembah manah maka anak anak Andapun akan meniru.  Ini pemberian besar sekali kepada mereka karena akan memudahkan mereka menata hati nantinya. Jika Anda memberi contoh tinggi hati maka Anda memberi warisan yang akan membebani mereka.  Pilihannya terserah Anda. Monggo.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler