x

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Minggu, 29 Januari 2023 10:59 WIB

Mewujudkan Hilirisasi Aspal Buton, Prioritas Utama Pak Jokowi?

Apakah benar aspal Buton adalah harta karun incaran Pak Jokowi? Seandainya saja Pak Jokowi disuruh memilih antara mewujudkan hilirisasi aspal Buton, atau mewujudkan hilirisasi batubara, mana yang akan Pak Jokowi pilih sebagai prioritas utama? Rakyat Indonesia akan menilai, apakah Pak Jokowi akan pro kepada rakyat kecil, atau berpihak kepada pengusaha besar?. Mungkin ini pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab Pak Jokowi dengan jujur. Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa pada tahun 2024, Indonesia akan stop impor aspal. Apakah ini bermakna bahwa mewujudkan hilirisasi aspal Buton merupakan prioritas utama Pak Jokowi? Siapa berani bertaruh ?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kementerian Investasi / BKPM baru-baru ini telah mempublikasikan hasil karya studi yang gemilang. Yaitu; peta jalan hilirisasi investasi strategis sektor sumber daya mineral & batubara, dan sumber daya alam. Pak Bahlil Lahadalia, sebagai Menteri Investasi, patut diacungkan dua jempol, serta menerima apresiasi dan penghargaan, atas kinerja dan prestasinya yang luar biasa ini. Sejatinya program “hilirisasi” pertama kali sudah dicanangkan pemerintah sejak tahun 2010. Sedangkan peta jalan hilirisasi investasi strategis baru saja selesai dibuat pada akhir tahun 2022. Hal ini merupakan kemajuan yang pesat dari perkembangan program “hilirisasi” pemerintah. Meskipun dirasakan sudah sangat terlambat.

Inisiatif dibuatkan peta jalan hilirisasi investasi strategis ini, tidak lepas dari peranan yang besar dari Pak Jokowi. Dalam beberapa tahun terakhir, Pak Jokowi telah merasa jengkel dan marah-marah, karena kebergantungan Indonesia terhadap produk-produk impor sangat besar sekali. Puncak kemarahan Pak Jokowi adalah pada saat Pak Jokowi datang berkunjung ke Pulau Buton, Sulawesi Tenggara pada tanggal 27 September 2022 yang lalu. Pak Jokowi menyaksikan sendiri bahwa deposit aspal alam di Pulau Buton sangat berlimpah. Diperkirakan berjumlahnya sebesar 622 juta ton. Tetapi mengapa selama 43 tahun lebih, Indonesia masih terus mengimpor aspal?. Dan pada saat ini, Indonesia mengimpor aspal sebesar 1,5 juta ton per tahun. Atau senilai US$ 900 juta per tahun.

Kelihatannya upaya marah-marah Pak Jokowi, mengapa selama ini Indonesia lebih gandrung atau mencintai produk-produk impor dari pada produk-produk lokal, telah membuahkan hasil nyata. Menteri Investasi dengan sigap dan cekatan telah menangkap tantangan Pak Jokowi dengan membuat peta jalan hiliisasi investasi strategis sektor sumber daya mineral & batubara, dan sumber daya alam. Tidak tanggung-tanggung, berdasarkan peta jalan hilirisasi investasi strategis ini ditargetkan pemerintah Indonesia akan meraup keuntungan sangat besar hingga US$ 535,3 miliar, atau setara Rp 8.276 triliun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun 21 komoditas-komoditas yang masuk dalam daftar peta jalan hilirisasi investasi strategis tahun 2023 – 2035, adalah: 1) Batubara, 2) Nikel, 3) Timah, 4) Tembaga, 5) Bauksit, 6) Besi, 7) Perak Emas, 8) Aspal, 9) Minyak Bumi, 10) Gas alam, 11) Kelapa,Sawit,12) Kelapa, 13) Karet, 14) Biofuel, 15) Kayu, 16) Getah Pinus, 17) Udang, 18) Ikan, 19) Kepiting, 20), Rumput Laut, 21)) Garam. Dan apabila dirinci lebih lanjut, maka besaran nilai tambah yang akan diperoleh pemerintah Indonesia dari sektor Mineral & Batubara adalah sebesar US$ 427,1 milliar. Dari sektor Minyak Bumi & Gas sebesar US$ 67,6 miliar. Dan dari sektor Perkebunan, Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan sebesar US$ 50,6 miliar.

Data-data yang dikeluarkan oleh Kementerian Investasi ini membuat rakyat Indonesia merasa senang dan lega. Mengapa ? Karena informasi ini menunjukkan potensi hutang-hutang  negara Republik Indonesia yang sebesar Rp. 7.733,99 triliun akan mampu dibayar lunas. Dan seandainya pemerintah Indonesia masih mau menambah hutangnya lagi, kelihatannya masih ada ruang sebesar Rp. 500 triliun yang tersisa. Oleh karena itu, anak-anak dan cucu-cucu kita tidak perlu merasa cemas dan kuatir lagi mengenai besarnya hutang-hutang negara pada saat ini. Karena negara akan mampu melunasinya di masa depan. Apakah benar demikian?

Besarnya angka-angka di atas ini masih berada di atas kertas. Dan kalau kita amati lebih teliti dan dalam lagi, dari 8 komoditas-komoditas sektor hilirisasi investasi strategis mineral & batubara, ternyata komoditas aspal berada di urutan ke 8, atau terakhir. Kelihatannya, urut-urutan komoditas ini disusun berdasarkan dari jumlah besarnya nilai tambah yang akan diperolehnya. Dan apabila dugaan ini benar, maka urut-urutan komoditas ini dapat diasumsikan sebagai urut-urutan atau antrian prioritas untuk mewujudkannya. Data-data ini menunjukkan bahwa prioritas utama dari hilirisasi investasi strategis sektor sumber daya mineral & batubara adalah komoditas batubara. Sedangkan prioritas terakhir adalah komoditas aspal.

Apabila analisa ini benar, bahwa komoditas aspal merupakan prioritas terakhir, setelah komoditas-komoditas batubara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi, dan perak-emas, maka menangislah rakyat di Pulau Buton. Hal ini dirasakan tidak adil. Mudahan-mudahan analisa ini salah. Dan pemerintah akan bersedia mempertimbangkan kembali bahwa untuk menentukan urut-urutan priorias, seyogyanya harus diputuskan berdasarkan “Multiplier Effect” dari hilirisasi investasi strategis komoditas tersebut terhadap peningkatan dan pertumbuhan ekonomi rakyat kecil, atau rakyat miskin. Khususnya, rakyat yang tinggal di daerah-daerah terpencil, tertinggal, dan terpinggir.

Seandainya saja Pak Jokowi paham mengenai sejarah aspal Buton, mudah-mudahan Pak Jokowi masih mau merevisi urut-urutan prioritas komoditas-komoditas dari hilirisasi investasi strategis sektor sumber daya mineral & batubara ini. Dimana komoditas aspal harus berada di urutan pertama, untuk menggantikan komoditas batubara. Alasan-alasan dan justifikasinya adalah sebagai berikut:

 

  1. Aspal Buton adalah sumber daya mineral dan batubara yang pertama kali ditemukan; yaitu pada tahun 1924.

 

  1. Indonesia mengimpor aspal sejak tahun 1980an. Pada saat ini Indonesia mengimpor aspal sejumlah 1,5 juta ton per tahun. Atau senilai US$ 900 juta per tahun. Masak hilirisasi aspal Buton masih mau ditunda-tunda lagi? Penundaan hilirisasi aspal Buton berarti akan memperpanjang masa untuk mengimpor aspal. Dan secara terang-terangan mau membodoh-bodohi rakyat dengan memberikan keuntungan yang besar kepada perusahaan-perusahaan importir aspal. Apakah mengimpor aspal selama 43 tahun lebih masih belum cukup? Sudah berapa banyak devisa negara yang selama ini untuk membeli aspal impor? Dan apakah marah-marah Pak Jokowi mengenai Indonesia telah banyak melakukan banyak impor adalah serius, dan bukan sandiwara ?

 

  1. Satu-satunya cara untuk mengsubstitusi aspal impor dengan aspal Buton adalah dengan membangun pabrik ekstraksi aspal Buton. Semua faktor-faktor pendukung pembangunan pabrik ekstraksi aspal Buton sudah siap sedia. Seperti teknologi ekstraksi, bahan baku, off taker atau pihak yang akan menyerap produk-produk aspal Buton ekstraksi. Penundaan pembangunan hilirisasi aspal Buton adalah sama saja dengan menyakiti hati, dan memupuskan 100 tahun harapan-harapan rakyat di Pulau Buton.

 

  1. Hilirisasi aspal Buton adalah program hilirisasi mineral & batubara yang paling mudah, paling murah, paling cepat, paling banyak “multiplier effect”nya bagi rakyat kecil, paling cepat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, dan paling besar keuntungan dan manfaatnya yang akan diperoleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Dan yang paling penting, dan paling membutuhkan perhatian Pak Jokowi bahwa industri hilirisasi aspal Buton, juga paling ditakuti, paling dibenci, dan paling tidak disukai oleh pengusaha-pengusaha importir aspal.

 

Seandainya saja Pak Jokowi disuruh memilih antara mewujudkan hilirisasi aspal Buton, atau mewujudkan hilirisasi batubara, mana yang akan Pak Jokowi pilih sebagai prioritas utama? Rakyat Indonesia akan menilai, apakah Pak Jokowi akan pro kepada rakyat kecil, atau berpihak kepada pengusaha besar?. Mungkin ini pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab Pak Jokowi dengan jujur. Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa pada tahun 2024, Indonesia akan stop impor aspal. Apakah ini bermakna bahwa mewujudkan hilirisasi aspal Buton merupakan prioritas utama Pak Jokowi? Siapa berani bertaruh ?

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

6 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB