Kebaikan dalam Hidup

Minggu, 29 Januari 2023 11:07 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tuhan punya cara menolong umat-Nya dari segala macam rintangan

 

Aku bermimpi mendaki gunung yang penuh dengan salju dan rumput hutan yang begitu lebat. Dalam perjalanan menuju puncak gunung tersebut, terdengar tangisan seorang bayi. Ketika kulihat sekelilingku, tidak ada seorang pun. Hanya seorang bayi berbungkus selimut putih tebal, parasnya cantik.

“Bayi siapa ini, siapa yang tega meninggalkan disini ?” Sambil kugendong dalam dekapan pelukan.

Lalu kulanjutkan perjalananku. Dan tidak jauh dari tempat bayi itu ditemukan, aku melihat seorang perempuan tua. Aku pun berjalan menghampiri, sambil mengendong bayi tersebut. Ketika kuhampiri, perempuan tua itu hanya berkata “Kamu sudah berada di ketinggian 2000 dari permukaan darat. Dan kamu jangan mendaki lebih keatas lagi karena bayi yang kamu gendong akan kekurangan oksigen.”

Aku pun mengatakan kepada perempuan tua tersebut “Aku harus bisa mencapai puncak dari gunung ini.”

Dan ketika kuingin menitipkan bayi ini, perempuan tua tersebut memberikan tiga pilihan, Pilihan pertama “Bila engkau tinggalkan bayi itu disini kemudian kamu melanjutkan perjalananmu maka bayi ini akan mati". Pilihan kedua “Saya akan berdosa”, dan pilihan ke tiga “Kamu tidak bisa mencapai puncak kalau kamu tidak melanjutkan perjalananmu”.

Setelah mengatakan itu, perempuan tua tersebut hilang entah kemana. Dan tiba-tiba badai besar pun datang beserta angin dan hujan kencang. Tubuhku dan bayi ini semakin kedinginan. Bahkan kedua kakiku terasa tidak bisa kugerakan.

Dalam keadaan tubuh mengginggil, kuteruskan langkahku tanpa henti. Setelah beberapa menit berjalan, kulihat ada semacam Gua kecil. Kupercepat langkah kaki menuju gua tersebut.

“Aku akan berlindung sementara disini bersama bayi ini.” Sambil kupandang wajah polosnya. Dan kami pun hanya makan buah-buahan yang ada disekitar Gua, yang aku petik untuk menahan lapar. Tapi kondisi bayi itu semakin lemah fisiknya, kupeluk dan kucium bayi tersebut untuk memberikan kehangatan.

Tidak lama kemudian kami pun tertidur, dan tiba-tiba aku terbangun. Kulihat sekitar dan berkata “Dimana aku”. Sambil mata memandang sekitar.

“Apakah aku sudah berada dipuncak gunung bersama bayi ini ?” Sambil kulihat pemandangan yang indah. Setelah puas berada di puncak gunung, aku dan bayi ini turun dari puncak gunung.

Dalam perjalanan turun, kami kembali hanya memakan buah-buahan dan meminum air embun saja.

Setelah beberapa hari dalam perjalanan turun dari gunung tersebut. Akhirnya kami beristirahat didalam Gua kecil yang dipenuhi dengan salju.

Tiba-tiba dalam tumpukan salju, aku menemukan dua orang yang berbentuk mayat yang sudah membeku. Kemudian aku menggali tumpukan salju tersebut, kulihat seorang bayi dan seorang lelaki muda yang sudah meninggal dunia. Tidak lama kemudian perempuan tua tersebut muncul kembali, aku menanyakan kepada perempuan tua tersebut “Siapa mereka” sambil menunjuk kearah dua mayat tersebut.

Perempuan tua tersebut memberitahu bahwa “Ini adalah mayat kamu dan bayi yang kamu gendong. Kamu sudah tidak ada lagi di bumi ini, kamu sudah meninggal.” Aku terkejut dan menangis.

Perempuan tua tersebut memberitahukan “Tujuanmu untuk mencapai puncak sudah terpenuhi, kemudian tujuanmu untuk menjaga bayi tersebut agar tidak naik lain dari ketinggian 2000 kaki lebih yang bisa menewaskan bayi tersebut sudah kamu jalankan. Dan tujuanmu, takut dengan dosa karena apabila bayi tersebut kamu tinggalkan bisa meninggal, sudah kamu penuhi juga. Semua kewajibanmu sudah kamu lakukan meskipun kehilangan nyawamu”.

Perempuan tua tersebut berkata kembali “Engkau pun telah sampai puncak bersama bayi tersebut meskipun dalam keadaan meninggal dunia. Engkau telah melakukan kebaikan, dan Tuhan akan menolongmu meskipun dalam keadaan yang sudah meninggal sekalipun. Artinya Tuhan akan menolongmu selalu disetiap saat”. Kemudian perempuan tua tersebut menghilang.

Dan pada akhirnya lelaki dan bayi tersebut yang sudah meninggal dunia itu, berada di tempat semestinya karena sudah melakukan kebaikan di dunia yaitu “Surga”, tempat yang damai indah bersama yang lainnya.

Aku pun terbangun dari mimpi dan berjanji akan melakukan kebaikan terhadap sesama tanpa memandang dari sisi mana pun karena Tuhan menolong umat-Nya dengan cara-Nya.

 

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Laura Juliana

Blackguys21

0 Pengikut

img-content

Sahabat Terbaikku

Sabtu, 4 November 2023 06:08 WIB
img-content

Kebebasan Rimba Kelana

Minggu, 29 Oktober 2023 19:19 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler