Rabu besok (hari ini, red), akan menjadi hari penentu gonjang-ganjing isu reshuffle kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Isu ini adalah puncak gunung es isu liar reshuffle, pasca pengumuman pencapresan Anies Baswedan oleh Nasdem. Sebagai masyarakat yang cuma bisa menonton pertikaian para elit, tentu saja kita cuma bisa menebak-nebak dan mempertanyakan apakah hal ini relevan untuk kepentingan rakyat?
Sampai hari ini pun, harga beras masih melambung tinggi. Masyarakat juga belum bisa melupakan hura-hara bentrok tambang WNA-WNI di Morowali. Masyarakat butuh keberpihakan negara kepada mereka. Jangan sampai masalah ini menjadi sekam yang berlarut-larut. Isu TKA menjadi anak emas diantara pekerja pribumi memang sudah lama berseliweran di media-media. Jangan ada asumsi bahwa pekerja lokal menjadi anak tiri di kampung halamannya.
Juga, kasus-kasus yang menyerempet ketidak adilan hukum oleh kepolisian menyebabkan maruah lembaga tersebut terjun bebas. Teranyar, ada dua kasus tabrakan yang korbannya mahasiswa juga melibatkan unsur kepolisian. Penanganan kasus tersebut dirasa janggal oleh masyarakat. Masih banyak pekerjaan rumah pemerinah yang perlu diselesaikan, sehingga isu reshuffle menjadi kurang menarik di mata masyarakat .
Masyarakat sebenarnya merindukan prestasi menteri Kabinet-Jokowi Ma'ruf Amin pada waktu kritis yang tersisa selama 11 bulan mendatang. Seharusnya pada waktu yang tersisa, di tahun politik ini, pemerintah sibuk menyelesaikan program-program unggulan sesuai visi dan misi kabinet. Me-reshufle menteri hanya karena beda pandangan politik adalah kurang bekelas. Apalagi juga berhembus isu yang akan diganti adalah menteri dari Nasdem.
Mengapa isu reshuffle mencuat hanya karena perbedaan pandangan politik? Alangkah baiknya reshuffle dilakukan karena sang menteri miskin kompetensi dan prestasi sehingga tidak terbaca bahwa reshuffle sekedar sarana balas dendam untuk membuat salah satu partai pendukung jera bermain dua kaki.
Alangkah baiknya diwaktu yang tersisa sebelum 2024, pemerintah ngebut menyelesaikan program prioritas sehingga masyarakat bisa mengenang pemerintahan ini dengan segala prestasi yang luar biasa. Jangan sampai prestasi -prestasi prestius pemerintahan Jokowi-Maruf Amin sedikit tergores akibat reshuffle di akhir masa.
Kalaupun reshuffle benar-benar dilakukan semoga menteri yang baru lebih baik dari menteri sebelumnya. Kita semua berharap reshuffle kabinet kali ini bukan hanya untuk memuaskan dahaga sebagian elit partai, namun urgen dilakukan karena kemashlatan rakyat.
Ikuti tulisan menarik Nur Ardianti lainnya di sini.