x

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin berpose bersama sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju, periose 2019-2024, di Verdana Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. Foto: Tempo/Subekti

Iklan

Nur Ardianti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Desember 2022

Rabu, 1 Februari 2023 06:46 WIB

Reshuffle Kabinet untuk Balas Dendam Politik atau Kepentingan Rakyat?

Kalau benar reshuffle dilakukan, kita berharap menteri yang dilantik akan lebih kompeten dibanding yang diganti. Kita berharap semoga reshuffle bukan untuk memuaskan dahaga sebagian elit politik namun lebih mempertimbangkan kepentingan rakyat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rabu besok (hari ini, red), akan menjadi hari penentu gonjang-ganjing isu reshuffle kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Isu ini adalah puncak gunung es isu liar reshuffle, pasca pengumuman pencapresan Anies Baswedan oleh Nasdem. Sebagai masyarakat yang cuma bisa menonton  pertikaian para elit, tentu saja kita cuma bisa menebak-nebak dan mempertanyakan apakah hal ini relevan untuk kepentingan rakyat?

Sampai hari ini pun, harga beras masih melambung tinggi. Masyarakat juga belum bisa melupakan hura-hara bentrok tambang WNA-WNI di Morowali. Masyarakat butuh keberpihakan negara kepada mereka. Jangan sampai masalah ini menjadi sekam yang berlarut-larut. Isu TKA menjadi anak emas diantara pekerja pribumi memang sudah lama berseliweran di media-media. Jangan ada asumsi bahwa pekerja lokal menjadi anak tiri di kampung halamannya.

Juga, kasus-kasus yang menyerempet ketidak adilan hukum oleh kepolisian menyebabkan maruah lembaga tersebut terjun bebas. Teranyar, ada dua kasus tabrakan yang korbannya mahasiswa  juga melibatkan unsur kepolisian. Penanganan kasus tersebut dirasa janggal oleh masyarakat. Masih banyak pekerjaan rumah pemerinah yang perlu diselesaikan, sehingga isu reshuffle menjadi kurang  menarik di mata masyarakat .

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat sebenarnya merindukan prestasi menteri Kabinet-Jokowi Ma'ruf Amin pada waktu kritis yang tersisa selama 11 bulan mendatang. Seharusnya pada waktu yang tersisa, di tahun politik ini, pemerintah sibuk menyelesaikan program-program unggulan sesuai visi dan misi kabinet. Me-reshufle menteri hanya karena beda pandangan politik adalah kurang bekelas. Apalagi juga berhembus isu yang akan diganti adalah menteri dari Nasdem.

Mengapa isu reshuffle mencuat hanya karena perbedaan pandangan politik? Alangkah baiknya reshuffle dilakukan karena sang menteri miskin kompetensi  dan prestasi sehingga tidak terbaca bahwa reshuffle sekedar sarana balas dendam untuk membuat salah satu partai pendukung jera bermain dua kaki. 

Alangkah baiknya diwaktu yang tersisa sebelum 2024, pemerintah ngebut menyelesaikan program prioritas sehingga masyarakat bisa mengenang pemerintahan ini dengan segala prestasi yang luar biasa. Jangan sampai prestasi -prestasi prestius pemerintahan Jokowi-Maruf Amin sedikit tergores akibat reshuffle di akhir masa.

Kalaupun reshuffle benar-benar dilakukan semoga menteri yang baru lebih baik dari menteri sebelumnya. Kita semua berharap reshuffle kabinet kali ini bukan hanya untuk memuaskan dahaga sebagian elit partai, namun urgen dilakukan karena kemashlatan rakyat.  

Ikuti tulisan menarik Nur Ardianti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB