(waktu telah habis
seribu tabur bunga
di atas tumpuk debu
tiada arti lagi)
susumu
tak sekedar memberi darah
murni ala kadar tapi juga
alat bayar segala tanggung
hidupku dan hidupmu
hidup kita! sekarang sampai
tiba hari bahagia
atau
mungkin tak pernah tiba
susumu
kucuri darah
murni di genang
air mataku jadi tembang
malam memulaskan tidur
susumu
alat bungkam tangis
termanis dukaku tiap
malam dukaku atas mimpi
hilang tiba tiba kuterbangun
aku ingin
selalu ingin selama
mungkin dalam hangat mesra
dekapanmu
tiap kali kau dekap
aku hendak pergi menari
dan menjual susumu di pasar
malam itu
"bisa malam ini kau tidur
di sampingku?"
jerit tanya dalam
hatiku bagai anak
domba ditinggal
Bapa, hendak mati
aku tak ingin tanya jadi
belenggu sayap kupu
kupu di punggungmu
akhirnya cuma
ini mampu terucap
lagi dan lagi
oleh payau bibirku:
"aku men c i n t a imu,
dengan segenap tutur bahasamu, Ibu"
Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.