Memandang panorama di depan, sambil mendengar Ba’i bertutur, sempat membuat alam pikiranku berkelana. Aku memang baru pertama kali ini menjejak ke NTT, dan sejak aku mendarat di Bandara Internasional El Tari, Kupang, rasanya tak habis kekagumanku pada keindahannya!
Memang, salah satu pesona di sebuah kawasan, selain keindahan alamnya juga hikayat atau legenda yang berada di baliknya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 WITA, dan matahari yang tadi tersenyum ramah, saat ini sudah mulai memancarkan senyuman yang garang. Suhu panas dan dingin yang ekstrem, memang acap terjadi di Kupang. Konon, di antara kota-kota yang ada di Indonesia, Kupang tercatat menjadi kota yang pernah mencapai suhu terpanas pada September 2021 dengan 37,0 derajat Celcius.
Kupang, Potensi Destinasi Wisata Storynomic
Ba’i – kakek dalam bahasa Kupang- melanjutkan, ketika kami berjalan kembali menuju ke hotel. “Kita pu kawasan dulu di sini jelek sekali. Tapi sekarang sudah mulai ramai jadi banyak sekali pembangunan terjadi,” aku manggut-manggut.
“Apalagi sekarang su ada internet provider, toh, jadi semakin mudah saja terhubung ke dunia luar!” pungkasnya sambil tersenyum lebar. Kulitnya yang terpapar matahari, membingkai deretan giginya yang putih bersih.
Aku makin manggut-manggut. Ya memang tak bisa dipungkiri, peran internet provider sangat besar sekali. Dengan viralnya sebuah tempat, pasti mengundang banyak pejalan baik dari dalam mau pun luar negeri! Dan itu berakibat baik, karena menaikkan pendapatan daerah wisata tersebut.
Btw tadi aku menyebutkan tentang potensi destinasi wisata yang storynomic ya.
Ternyata, sebuah destinasi wisata yang diberi narasi, ditulis dengan detail dan personal, disebarkan melalui foto dan video di media sosial dengan bantuan internet provider, saat ini menjadi daya tarik tersendiri bagi netijen yang budiman.
Aku sendiri pernah mengalami hal tersebut. Terpikat pada sebuah video yang viral, dibalut narasi yang apik, akhirnya menarik langkahku menuju ke tempat tersebut!
Istilah storynomic tourism saat ini bisa menjadi kekuatan strategi wisata Indonesia di masa depan. Jadi, jangan sampai mengesampingkan kekuatan internet!
Internet provider (5x), IndiHome, Telkom Indonesia
Kolaborasi Apik Digital Tourism dan Internet Provider
Di tengah kekhawatiran usai wabah melanda sebagian besar bumi, sehingga pelaku wisata dan ekonomi kreatif mengalami dampak penurunan omzet mereka, ternyata ada loh satu sisi yang terdongkrak naik, yaitu digital tourism!
Apa sih digital tourism?
Digital tourism adalah strategi efektif dan dapat diandalkan dalam mempromosikan berbagai destinasi dan potensi yang menarik dalam pariwisata Indonesia melalui berbagai platform.
Kebayang kan jika digital tourism ini mampu merekomendasikan, mengarahkan, mengenalkan, sekaligus menyebarkan keindahan sebuah tempat wisata untuk mendapatkan jumlah wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tren digital tourism saat ini menjadi sebuah tren dan batu lompatan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, tak terkecuali di kawasan Nusa Tenggara Timur dan Barat.
Dengan digital tourism , gaya hidup masyarakat pun berkembang secara digital dan ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi dalam pariwisata.
Peran Internet Provider dalam Tren Liburan Digital Journey
Peran penting internet dalam membantu wisatawan tentu saja banyak, antara lain;
- saat mempersiapkan itinerary atau rencana perjalanan
- pre-on-post journey, hingga berkunjung ke lokasi. Dan seluruhnya jelas dilakukan dengan bantuan perantara informasi di internet.
Potensi penetrasi internet di wilayah Nusa Tenggara, baik itu Nusa Tenggara Timur atau Nusa Tenggara Barat, masih terbuka lebar. Kehadiran infrastruktur internet akan membuat penetrasi di wilayah ini makin tinggi.
Survei Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) pada kuartal II/2022 menyebutkan bahwa penetrasi internet di Nusa Tenggara baru sebesar 68,48 persen. Berarti, ada sekitar 31 persen dari total penduduk Nusa Tenggara yang belum mendapat akses internet. Tidak hanya itu, kontribusi penetrasi internet di Nusa Tenggara secara nasional juga rendah hanya 2,71 persen.
Aku kembali disadarkan bahwa internet memegang peranan yang sangat penting dalam penyebaran destinasi-destinasi wisata indah menggetarkan hati milik Nusantara!
Internet dan Peran Serta Content Creator
Saat ini, kisah-kisah di balik tempat wisata yang cantik ada di tangan dingin para content creator, entah selebgram, selebtwit, Youtuber, fotografer, vlogger dan blogger sepertiku.
Para content creator menebar kisah ke seluruh dunia lewat perantara sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer di seluruh dunia bernama internet. Kehadiran internet ini tentu saja tak lepas dari keberadaan internet provider atau yang sering disebut ISP (Internet Service Provider), perusahaan yang menyediakan jasa sambungan internet. Kebanyakan internet provider ini berasal dari perusahaan telepon dan telekomunikasi. Salah satu jasa internet provider yang ada di Indonesia adalah IndiHome, yang merupakan satu dari beberapa produk layanan digital yang dimiliki Telkom Indonesia.
IndiHome juga menawarkan layanan telepon rumah dan televisi interaktif. Sebagai internet provider yang menggunakan teknologi fiber optic, IndiHome menawarkan beragam paket internet yang bisa dipilih oleh pelanggan sesuai dengan kebutuhannya, seperti dari segi kecepatannya, harga, dan juga jumlah layanannya.
Dari segi kecepatan, tersedia pilihan kecepatan mulai dari 10 Mbps hingga 300 Mbps. Dari segi harga, pelanggan bisa memilih dari paket dengan harga 300 an ribu rupiah hingga 900 an ribu rupiah.
Sedangkan dari segi jumlah layanan, pelanggan bisa memilih paket 1P (internet saja), 2P (internet dan telepon atau internet dan TV), serta paket 3P (internet, telepon, dan TV). Bahkan tersedia juga paket Gamer untuk pelanggan yang hobi main game.
Selain menawarkan internet cepat, IndiHome juga memiliki kualitas internet yang lebih stabil, dan tahan terhadap cuaca. Layanannya pun sudah tersebar mulai dari berbagai kota besar di Indonesia hingga ke pelosok negeri.
IndiHome menyadari, bahwa para content creator adalah juga pahlawan devisa, sehingga mereka terus meningkatkan literasi digital masyarakat dengan menggelar berbagai seminar, workshop dan pelatihan-pelatihan, penyediaan sarana inkubasi, pembinaan dan pendampingan start-up, penyusunan e-book, dan program lainnya terkait literasi digital.
Dukungan dan upaya yang dilakukan IndiHome ini tentunya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan literasi dan keterampilan digital masyarakat Indonesia. Tingginya angka penggunaan internet di Indonesia mestinya diimbangi pula dengan kecakapan dan pemahaman literasi digital yang baik.
Harapan saya, tempat wisata cantik di Indonesia seperti yang saya temui di Nusa Tenggara Timur dan Barat, semakin bisa dikenal dengan bantuan internet provider IndiHome. Semoga ke depan, dengan semakin meluasnya jangkauan internet, Nusa Tenggara Timur dan Barat bisa menebar pesonanya sebagai desa wisata storynomic!
Ikuti tulisan menarik TANTI AMELIA lainnya di sini.
