x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Selasa, 2 Mei 2023 07:35 WIB

5 Agenda Penting Revitalisasi Pendidikan di Indonesia (Catatan Hari Pendidikan Nasional)

Pendidikan itu bukan bikin siswa tahu sedikit tentang banyak hal tapi tidak tahu banyak akan satu hal. Selamat Hari Pendidikan Nasional

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebuah renungan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023. Bahwa pendidikan itu bukan menjadikan tahu sedikit tentang banyak hal, tapi tidak tahu banyak tentang satu hal.

Hari Pendidikan Nasional kali ini harusnya mampu mengajak kita untuk melakukan introspeksi diri. Untuk mengukur apa yang sudah benar dan apa yang masih salah dalam proses pendidikan selama ini. Pemerintah, guru, dan orang tua harus berpikir ulang. Tentang pendidikan itu bukan membangun kecerdasan tapi keteladanan.

Pendidikan bukan lagi soal pelajaran tapi soal etika dan moral. Karena itu, sangat dibutuhkan upaya merevitalisasi pendidikan sesuai spirit “merdeka belajar”. Pendidikan bukan sekadar menjadikan pintar. Tapi harus menunjung tinggi etika dan moral. Agar adab tetap di atas ilmu. Maka ada 5 (lima) upaya revitalisasi pendidikan di Indonesia yang penting dilakukan, yaitu:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertama, merevitalisasi sekolah sebagai sentra pendidikan yang mandiri dan berkarakter. Sekolah tidak lagi sekadar pelaksana kurikulum. Melainkan menjadi basis pengembangan budaya dan karakter siswa.

Kedua, menempatkan guru sebagai kreator pembelajaran. Guru harus mampu mengendalikan konten dan arah pembelajaran sebagai kegiatan yang menyenangkan. Agar siswa lebih kreatif dan berani dalam menemukan pelajaran dan bidang yang disenanginya.

 

Ketiga, membuat pendidikan sebagai media kesetaraan, bukan kesempurnaan. Praktik dan perilaku belajar harus didorong untuk membangun kerja sama, bukan kompetisi. Belajar bukan untuk meraih nilai tinggi, melainkan untuk membangkitkan gairah belajar. Kegiatan belajar bukan bergantung pada “kunci jawaban” tapi bertumpu pada “sikap pengertian”.

 

Keempat, menjadikan orientasi belajar sebagai proses, bukan hasil belajar. Siswa lebih berani bertanya dan tidak takut salah. Karena dengan cara itu, siswa akan mampu mengeksplorasi potensi diri, di samping memacu kreativitas. Karena hasil belajar bukan satu-satunya indikator keberhasilan siswa.

 

Kelima,memandang pendidikan sebagai ikhtiar kolektif. Pemerintah, guru, orang tua dan lingkungan harus terlibat aktif dalam proses pendidikan. Karena pendidikan bukan program melainkan gerakan moral untuk meningkatkan harkat dan martabat, di samping peradaban.

Kelima upaya revitalisasi pendidikan mendesak untuk dilakukan. Agar proses pendidikan di Indonesia menjadi lebih berkualitas. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya pintar namun ber-akhlak. Sehingga mampu mewujudkan Indonesia yang lebih literat.

Maka esok dan di era merdeka belajar, praktik pendidikan tidak boleh lagi menjejali siswa dengan beragam materi pelajaran. Tanpa adanya penguatan karakter. Cerdas memang penting tapi karakter jauh lebih penting. Sangat salah bila akhirnya pendidikan hanya mampu menjadikan siswa atau manusia, “tahu sedikit tentang banyak hal, tapi tidak tahu banyak tentang satu hal”. Selamat Hari Pendidikan #HariPendidikanNasional #Hardiknas #MerdekaBelajar

 

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler