Kritisi sikap Arogan Kaum Mapan, Mahasiswa Unindra Luncurkan Antologi Cerpen Mario Si Anak Pejabat

Minggu, 7 Mei 2023 09:08 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kritisi sikap arogan kaum mapan dan orang kaya, Mahasiswa Unindra luncurkan antologi cerpen “Mario Si Anak Pejabat”. Kampanyekan anti kekerasan berbentuk sastra

Sebagai upaya mendobrak kaum mapan yang arogan dan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2023, Mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) meluncurkan buku antologi cerpen Mario Si Anak Pejabat di Kampus Unindra (6/5/2023). Buku ini terinpsirasi dari kasus Mario Dandy yang menganiaya David Ozora yang viral dan jadi petaka “kaum mapan yang arogan” di publik. Sebuah buku fiksi cerpen “hasil kuliah menulis kreatif” yang ditulis 103 mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Universitas Indraprasta PGRI bersama dosen pengampunya.

Buku antologi cerpen ini menjadi cara ekspresi generasi muda menentanga arogansi dan sikap semena-mena kaum mapan. Kisah realitas yang diubah menjadi khayalan, sebagai cara beda dalam menulis. Sebagai bukti mahasiswa telah berproses dalam mempelajari, mencipta, dan menerbitkan karya sastranya sendiri. Belajar menulis yang tidak dibatasi ruang kelas, di samping menjadikan menulis sebagai perbuatan, bukan hanya pelajaran. Menulis yang praktik bukan lagi teori.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cerpen-cerpen yang disajikan dalam buku ini bertemakan cinta sebagai agama. Sehingga membenarkan semua perbuatan buruk dan aniaya seperti yang dilakukan Mario Dandy. Apalagi cinta yang dibalut gelimang harta dan uang. Hingga lupa, bahwa cinta juga punya kuku-kuku yang runcing. Sering menusuk dan menikam bak pisau kematian. Saat cinta berangkat tidur, duka pun berangkat hancur. Seperti yang terjadi di kasus Mario Dandy.

Diterbitkan oleh LovRinz Publishing dengan 350 halaman, Antologi Cukstaw Cerpen Mario, Si Anak Pejabat ingin memberi pesan. Saat kekerasan jadi pilihan, maka dunia menjadi penjaranya. Buku fiksi yang menjadi kritik bagi kaum mapan yang arogan. Kritik terhadap mereka yang percaya omongan. Tanpa bisa membuktikan kebenarannya. Ketika banyak anak manusia hidup terperangkap tipuan dunia, maka setan pun menjadi rekannya. Lalu mau sampai kapan begitu?

Siapa yang menanam pasti akan memanennya sendiri. Saat kekerasan jadi pilihan, maka dunia menjadi penjaranya. Saat omongan kosong jadi kebenaran, maka realitas jadi lawannya.


Menurut Syarifudin Yunus, dosen pengampu Menulis Kreatif Unindra, buku ini menjadi cerminan sikap reflektif terhadap cara pandang banyak orang tentang kekerasan di masyarakat. Setelah belajar di kelas, semua mahasiswa diminta untuk menuliskan hikmah kasus Mario dalam bentuk cerpen sebagai ekspresi dalam konteks pendidikan.

“Antologi cerpen Mario Si Anak Pejabat ini adalah ekspresi mahasiswa terhadap kekerasan. Sebagai generasi muda mahasiswa harus mampu menyuarakan hikmah dari kasus nyata ke dalam cerita pendek. Sebagai generasi muda, mahasiswa harus jadi garda terdepan mengkampanyekan anti kekerasan dan kritik kaum mapan,” ujar Syarifudin Yunus dalam acara peluncuran hari ini di Jakarta.


Cerita dalam antologi ini merupakan kisah fiksi yang reflektif dan motivatif sebagai pesan moral kepada pembaca. Cerpen yang disajikan dengan cara yang berbeda. Bahwa menulis adalah perbuatan, bukan pelajaran. Karena belajar sastra harus dimulai dan berakhir dari yang tertulis. Antologi cerpen ini diharapkan dapat menjadi "obat" untuk mengembalikan rasa, pikir dan perilaku generasi muda untuk bersikap anti kekerasan. #KuliahMenulisKreatif #UnindraKeren #CukstawCerpen

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler