x

Lukisan Sogik judul Renjana oil on canvas 100 X120 cm 2022

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Selasa, 9 Mei 2023 13:29 WIB

Renjana, Gairah Sogik Menapaki Jalan Sunyi Jagad Seni Rupa

Sogik lewat karya-karyanya ingin agar apresian ikut larut dalam suasana yang dibangunnya dalam lukisan itu. Sogik tak hanya ingin menyajikan karya yang indah tetapi juga ingin menghadirkan lukisan yang berbicara dan bermakna bagi liyan. Lukisannya tak hanya elok, tetapi bisa sebagai penanda jaman yang bisa menarasikan imaji juga gagasannya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perupa  Prima Yoga Artika yang dalam jagad seni rupa  karib disapa Sogik kembali menaja pameran tunggalnya. Pameran yang digelar di TAN Artspace, Semarang, dari 14 – 26 Mei 2023 mengusung tajuk ; Renjana ini merupakan pameran tunggal Sogik yang ketiga.  

Dalam pameran kali ini Sogik akan memajang 23 karya lukisan berukuran besar, kecil dengan media Oil On Canvas (OOC) dan Acrylic On Canvas (AOC) yaitu: Renjana, Dialog Malam, Canda Ria, Ibuku dan Ayamnya, Gugur Gunung, Waiting, Kecup Rindu,Bregada Terakhir, Kasih Sayang, Sexy Killer, Promise, Gerakan Perubahan, Perempuan Tepi Jaman, Alter Ego, Anchored on The Hill, Kenangan di Tempat Penjagaan, Malam Merona, Membaca Ilham, Go Home, Sisa Perang Sore Hari, Djong & Black Pearl, Berlabuh dan Bertahan.

Sedangkan sebelumnya pelukis jebolan Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2015 ini pernah berpameran tunggal : Solo Exhibition And Art Presentation WASH (Weekly ART Sharing) bertajuk : Elegi Pagi Hari, Studio Bertulang, Yogyakarta (2013) dan  Pameran Tunggal Hasrat, Cinta & Penaklukan , Cemara 6 Galeri – Museum , Menteng, Jakarta Pusat.(2021).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sogik juga juga mengikuti puluhan kali pameran bersama di berbagai kota. Pelukis yang   tercatat sebagai salah satu finalis UOB Painting of The Year 2022 ini karyanya di pamerkan di Museum Macan, Jakarta (2022). Selain sebagai Pelukis Sogik juga tampil sebagai aktor dalam berbagai perfoming art.

Finalis UOB Painting of The Year 2022 mengusung pameran tunggal bertajuk : Renjana. Tema  yang diangkat  Sogik  Renjana bukan hanya dalam makna sempit berkaitan dengan cinta sebatas asmararagawi. Tetapi Renjana bagi Sogik sebagai laku simulakra dalam menggauli jagad seni rupa jalan sunyi yang dipilihnya.

Kalau disigi dari muasalnya Renjana sendiri merupakan bahasa Indonesia hasil serapan dari bahasa Sansekerta rañjana, yang berati hasrat yang menyala, menyenangkan, sangat menarik, gembira.

Lebih tegas dibabar dalam Wikipedia Renjana atau Passion adalah antusiasme, rasa semangat atau kegembiraan yang kuat terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu. Renjana atau Passion lazim diartikan sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan namun tidak berharap imbalan karena  melakukannya atas dasar cinta dan suka.

Dalam hal ini Sogik sebagai pekarya memilih dunia seni rupa (lukis)  untuk  mengekspresikan dirinya. Seni sendiri merupakan karya manusia yang mengutanakan keindahan yang dindentikan oleh sebagaian orang dengan estetika. 

Istilah “estetika” sendiri pertamakali diperkenalkan Alexander Gotlieb Baumgarten (1714-1762) melalui karyanya Reflections on Certain Matters Relating to Poetry pada tahun 1735 dan berikutnya secara lebih tegas pada tahun 1750 melalui karyanya Aesthetica.

Sejak makna filosfis mengenai keindahan yang disebut estetika ini dibincangkan, problem subyektiftas dan identitas mulai muncul.. Meski begitu, estetika diterima sebagai cabang filsafat yang tak hanya membicarakan perihal keindahan namun juga lingkup alamiah pengalaman manusia dalam konteks persepsi, perasaan, dan renjana.

Secara sederhana, pemikiran ini memberikan gambaran bahwa perihal keindahan mesti akan selalu bersangkutan dengan persepsi, perasaan, dan renjana yang mana ketiganya dapat dibentuk melalui pengalaman berbudaya dan pemikiran yang melingkupinya.

Renjana bagi perupa kelahiran 19 Juli 1988 adalah persoalam gairah dan hasrtanya dalam melukis yang jadi pilihan jalan hidupnya, Sogik berani menjalankan dan mengejawantahkan hal yang sunguh-sungguh disukainya (renjana) dengan resiko juga harus tahan akan penderitaan (passion) yang akan dirasakannya. Ini dibuktikannya dengan lakunya sebagai perupa yang terus konsisten berkarya dan mempertanggungjawabkannya dalam ajang pameran ke pameran.

Renjana terus berbiak dalam lakunya untuk untuk terus konsisten berkarya, mengekplor tema-tema lukisan dan objek. Gairah Sogik juga diejawantahkan dalam permainan komposisi, deformasi rupa dan bentuk. Tak hanya itu Sogik  agar menghasilkan citrra estetik yang diinginkannya juga mengolah warna dengan berbagai variasi sapuan kuas.

Karena rasa kasmarannya yang terus bergolak pada dunia seni rupa Sogik tak pernah lelah terus mengasah intuisi, kepekaan estetis agar karya-karyanya senantisa memiliki kebaruan yang khas merupakan citra dirinya. Sogik terus berupaya mengekplor idiom-idiom visual,  membangun imaji-imaji, bermain-main dengan warna, mengahadirkan narasi-narasi disebalik karyanya  agar penikmat  terhipnotis mengejar maknanya.

Sogik berharap pameran  menjadi ruang dialektika  yang pada muaranya  tak hanya mengejar transaksi finansial tetapi juga transaksi kultural. Pameran bagi Sogik tak hanya melulu sebagai wacana pasar tetapi juga menjadi pasar wacana. Pameran tak hanya berhenti dilihat sebatas di ruang publik tetapi diharapkan terus diperbincangkan.

Selaku pelukis Sogik melalui karya lukisannya menyodorkan karya visual yang dramatis agar menghadirkan sensasi rasa damai, syahdu, tenang, sepi dan membetot perasaan cinta yang mendalam bagi penikmatnya.

Sogik lewat karya-karyanya ingin agar apresian ikut larut dalam suasana yang dibangunnya dalam lukisan itu. Sogik tak hanya ingin menyajikan karya  yang indah tetapi juga ingin menghadirkan  lukisan yang berbicara  dan bermakna bagi liyan. Lukisannya tak hanya elok, tetapi bisa  sebagai penanda jaman yang bisa  menarasikan imaji juga gagasannya.

Semoga lewat pameran tunggalnya Renjana ini Sogik semakin kasmaran dan terus bergairah dengan dunia yang digelutinya. Verba volant graphein manent. Lisan lenyap, menguap, sementara gambar itu abadi, menetap.

Selamat berpameran.

Semarang, 4 Mei 2023

Christian Heru Cahyo Saputro (Jurnalis, Penulis tinggal di Semarang)

 

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB