Wayang Potehi Sanggar Fu He An dari Jombang Pentas di Markas Unesco, Paris

Sabtu, 25 Mei 2024 19:12 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wayang Potehi Sanggar Fu He An dari Jombang akan melakukan searangkaian perjalanan dan pentas di Eropa. Muhibah budaya bertajuk Tour De Europe ini berlangsung dari 29 Mei 2024 hingga 13 Juni 2024. Mereka, antara lain, akan pentas di markas Unesco, Paris, Perancis.

Wayang Potehi  Sanggar Fu He An dari Jombang, Jawa Timur melakukan searangkaian perjalanan dan pentas di Eropa. Muhibah budaya bertajuk Tour De Europe ini berlangsung dari 29 Mei 2024 hingga 13 Juni 2024. Wayang Potehi dari Sanggar Fu He An Jombang akan pentas di Naples. Italia dan di markas Unesco, Paris, Perancis. Sebelumnya  pada tahun 2022, Sanggar Fu He An Jombang ini pernah tampil di  Festival  Tong Tong Fair 2022  di Den Haag, Belanda.

Menurut pimpinan rombongan Toni Harsono dalam gelaran  duta seni Tour De Europe ini Sanggar Fu He An di Naples,Italia, tampil dalam program Culture Festival and International Festival  in Universita  “DegLi Studi Di Napoli ”L `orientale’, 30 Mei – 1 Juni 2024. Sedangkan di Markas UNESCO, Paris, Perancis,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami diundang Antonia Soreinte, Profesor of Indonesian Language and Literature Departement Asia,Africa and Mediterranean Universita di Napoli”L’orientale’, untuk pentas wayang Potehi sekaligus mengikuti seminar budaya,” ujar Toni Harsono.

Sedangkan Sanggar Fu He An mendapat undagan dari Sekretariat UNESCO melalui Asosiasi Tradisi Lisan selaku mitra UNESCO bidang Warisan Budaya Tak Benda untuk menghadiri 10th General Assembly mengisi acara sebagai side event sejak tanggal 11 – 13 juni 2024 di Markas UNESCO, Paris, Perancis. “Kami dari Sanggar Fu He An dapat info dari ATL tampil pentas Wayang Potehi pada tanggal 11 Juni,” imbuh Toni.

Dalam tour itu Sanggar Fu He An akan mementaskan wayang potehi dengan lakon’ Perjalanan Ke Barat  (Pilgrimage to the West) dengan tokohnya Kera Sakti alias Sun Go Kong yang tersohor itu.

Pada kesempatan itu Sanggar Fu He An juga akan menyerahkan seperangkat panggung dan wayang Potehi kepada UNESCO.

Lebih lanjut, Toni Harsono, membeberakan, Sanggat Fu He An yang  berangkat sebagai duta seni Tour De Europe yaitu; Ketua Sanggar Fu He An Toni Harsono, Widodo Santoso sebagai sehu alias dalang dan pemain musik  pengiring yaitu; Asih Santoso (Gembreng (Toa Lo), Erhu), Mochammad Aliyo (Gendang/Tong Ko), Herlambang Kanugrahan (Terompet/Siauw Loo), Catherine Laurens dan Duah Puspitasari (Creativ Team) Jultje Aneke Rattu (Interpreter) dan Nanda Immanuela (Public Relation),

Ketua Sanggar Fu He An sekaligus Ketua Rombongan Toni Harsono mengkatakan, rombongan akan melakukan perjalanan Tour De Europe berangkat dari Indonesia 29 Mei dan akan kembali 13 Juni 2024.

“Kami akan pentas di kota Naples Italia dan di Paris Peransis.Harapannya wayang potehi makin dikenal masyarakat dunia. Muaranya makin banyak yang menyukai potehi, peduli, ikut menumbuhkembangkan dan melestarikannya,” tandas Toni.

Sementara itu, CEO PT Marimas Putra Kencana (Marifood Grup)  Harjanto Halim yang menginisiasi hadirnya GoPot (ehi) Wayang Potehi Mobil Keliling mengatakan, undangan UNESCO kepada wayang Potehi Fu He An dari Gudo ini tentunya sangat membanggakan Wayang Potehi dari Indonesia Go Internasional.

Di Gudo Jombang  wayang Potehi yang dipandegani Toni Harsono tetap  bertumbuhkembang dan lestarai. Bahkan di Gudo banyak anak-anak muda yang belajar wayang Potehi baik sebagai dalang (sehu) maupun pengrawit gamelan. Bahkan Gudo juga ada museum wayang potehi yang dilengkapi dengan sanggar tempat belajar dan bengkel  pembuatan wayang potehi.

 “Mengapa Wayang Ptehi dari Indonesia yang diundang UNESCO. Bisa jadi Wayang Potehi dari Gudo Indonesia ini masih orisinal dan otentik wayangnya terbuat dari bahan kayu. Sedangkan kalau di China dan Taiwan bahan baku wayangnya sudah dari plastik,” ujarnya.

Harjanto menambahkan wayang Potehi ini kesenian yang memiliki nilai filosofi dan nilai sosial tinggi yaitu, nilai toleransi.  Bukti nyatanya, lanjut Harjanto, Wayang Potehi yang akarnya merupakan budaya dari masyarakat Tionghoa ternyata sekarang sebagian besar sehu (dalang) nya sudah bukan orang Tionghoa tetapi orang Jawa.

Harjanto menandaskan, menariknya mereka malah lebih paham ritual-ritual yang dilakukan sebelum mempergelarkan Wayang Potehi yang orang Tionghoa sendiri banyak yang tidak paham.“Mereka justru lebih paham ritual-ritual yang biasanya dilakukan oleh orang Tionghoa,”imbuhnya.

Harjanto  mendukung keberangkatan rombongan Wayang Potehi Sanggar Fu He An dari Jombang sebagai duta seni budaya yang bakal pentas di Naples dan Perancis.

“Pementasan Wayang Potehi dalam Tou de Europe ini  menjadi duta seni yang bisa menunjukan kepada dunia kehidupan yang penuh toleransi di Imdonesia. Kehidupan antar etnis yang bisa saling mendukung dalam melestarikan kesenian sebagai warisan budaya, Seharusnya banyak yang mendukungnya, ” tandas Harjanto yang juga Ketua Perkumpulan Sosial dan Budaya Boen Hian Tong Semarang.

Christian Heru Cahyo Saputro, Jurnalis,  Pemerhati  seni tradisi, tinggal di Semarang.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua