x

Siomay Bumbu Kacang. TEMPO/Anwar Siswadi

Iklan

Suhana Lim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Filosofi Bacang - Anti Korupsi & Patriotisme

Makna filosofi di balik perayaan makan bacang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Filosofi Bacang - Anti Korupsi & Patriotisme

Oleh:Suhana Lim

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

China 300 BC (Before Christ): penyair Qu Yuan (??), adalah seorang akademisi dan seorang menteri di istana Raja Chu (?) di Dinasti Zhou pada periode Warring States (403-221 BC.) Beliau adalah seorang negarawan, patriotik dan dikagumi oleh rakyat. Karena ancaman dari Negara Qin (?), Qu Yuan mengusulkan reformasi dan aliansi dengan Negara Qi (?) untuk menjamin keamanan negara. Setelah menerima suap dari utusan dari Qin, Raja Huai yang korup dari Chu, tidak hanya menolak saran Qu Yuan, tapi menuduhnya berkhianat dan sebagai hukumannya, Qu Yuan dibuang/diasingkan.

 

Nasib sang Raja korup pun tidak bagus. Belakangan, Raja Huai ditipu oleh utusan untuk pergi ke Qin, di mana akhirnya ia meninggal setelah tiga tahun ditawan.

 

Kecintaan Qu Yuan pada tanah air dan rakyatnya dituangkan dalam puisi-puisinya yang ditulis selama pengasingannya. Meskipun usulan Qu Yuan diabaikan, perkiraannya terbukti ketika ibukota Chu ditaklukkan oleh Qin 28 tahun kemudian. Dalam kesedihan, keputus asaan, dan patah hati Qu Yuan membunuh diri dengan cara menenggelamkan dirinya di Sungai Miluo???di Hunan, pada hari ke 5 bulan lunar ke-5.

 

Mengetahui tokoh yang dicintainya bunuh diri, masyarakat setempat  melemparkan makanan ke sungai agar jasad Qu Yuan bisa terhindar dimakan oleh ikan. Sementara kelompok masyarakat yang lainnya bergegas memakai perahu untuk mengambil tubuhnya dari sungai. Apa yang orang dilakukan pada kesempatan itu selanjutnya menjadi “trademark” dari Duanwu Festival alias Dragon Boat Festival/Festival Perahu Naga.

 

Makanan tidak lagi dilempar begitu saja kedalam sungai, tetapi dibungkus dengan daun bambu. Bukan lagi untuk makanan ikan tetapi untuk persembahan kepada arwah Qu Yuan.

 

Makanan yang dibungkus dengan daun bambu dan umumnya berbentuk piramid ini yang kemudian kita kenal sebagai zhongzi (??). Perlombaan perahu untuk mengambil jenasah Qu Yuan pun berevolusi menjadi lomba perahu Naga atau Dragon boat race (???). Ini sebab mengapa Duanwu Festival juga dikenal sebagai Dragon Boat Festival.

 

Jakarta tahun 70 an: Sebagai seorang anak-anak, selain perayaan Imlek, saat perayaan makan bacang, makan kue bulan dan makan onde adalah saat-saat yang menyenangkan. Saat dimana saya bisa menikmati makanan khas yang enak-enak. Tentu saja tidak berpikir terlalu jauh untuk mengetahui asal usul kenapa adanya bacang, dan sebagainya. Hanya ingat diceritain bahwa untuk mengenang seorang patriot. That’s all that I wanted to know.

 

Setiap musim bacang, kami saling mengantar ke lingkungan keluarga dan tetangga dekat. Itu mengapa dirumah ada beberapa macam bacang. Favorit saya ialah bacang kongfu (Cantonese) karena isinya yang “royal” ada telor nya segala. Itu mengapa ukurannya pun lebih gede ketimbang bacang gaya Hokkian, gaya Hakka ataupun versi Qiaoshen (Kiau sheng.) Bacang Hokkian ada xianggu/jamur dan potongan dagingnya kentara, ada ebi dan biji teratai. Kalau yang versi Hakka dan Qiaoshen dagingnya dicincang. Ada lagi bacang yang tanpa isi berwarna kuning dan dimakan dengan air gula, disebut kweecang/kicang.

 

Pokoknya kalau hari makan bacang, menu breakfast, lunch and dinner nya hanya bacang. Sesekali ortu mengingatkan untuk “hati-hati” karena umumnya terbuat dari beras ketan (meski ada yang dari beras) maka kalau kebanyakan makan bisa bikin eneg. Untuk kweecang harus hati-hati karena ada air abu nya, yang tidak baik bagi usus dan lambung.

 

Present Time: Zong zi (??) atau sering disingkat sebagai zong adalah kata Mandarin, Zong zi disebut pula sebagai rouzong ?? – yang artinya meat dumpling. Dalam istilah Hokkian disebut bakcang/bacang. Untuk Western world, Zong zi dikenal sebagai rice dumpling atau Chinese tamales. Di Jepang disebut chimaki, bagi orang Laos, Thai dan Kamboja dikenal sebagai Nom Asom. Di Filipina lebih populer sebagai machang.

 

Isi bacang tersedia dalam berbagai variasi tergantung dari suku apa dan asal daerah si pembuatnya. Meski tidak sebanyak pada Peh Cun, bacang bisa didapatkan all year round.

 

? ?pachuan adalah kata Mandarin untuk mendayung perahu. Dalam dialek Hokkian disebut peh cun, dari sinilah timbul istilah Hari/Festival Peh Cun untuk hari makan bacang.

 

Peh Cun jatuh pada tanggal lima bulan ke lima dalam penanggalan Imlek. Dari sinilah timbul istilah Duan Wu Jie (???) atau Twan Ngo Ciap (Hokkian) or Double Fifth Festival. Sedangkan dalam sistim????? Èrshísì jiéqì, Peh Cun ada diantara periode??Mángzhòng (Wheat grows ripe), mulai 5 Juni atau 6 Juni sampai 21 Juni dan periode ??Xiàzhì (The Summer Solstice), mulai 21 Juni hingga 07 Juli. Pada penanggalan Internasional, setiap tahunnya berbeda alias tidak sama. Di tahun 2014 ini, Peh Cun jatuh pada 02 Juni 2014.

 

Happy Duan Wu Jie! Semoga spirit bacang - anti korupsi dan partiotisme - menyertai kita semua!

Ikuti tulisan menarik Suhana Lim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu