x

Iklan

NOEL Aeron

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juli 2023

Kamis, 6 Juli 2023 19:05 WIB

Mengenal Bahaya Gigitan Anjing dan Kucing Pengidap Rabies

Anjing dan kucing adalah hewan yang dapat menimbulkan penyakit sangat parah bernama Rabies. Mengapa anjing dan Kucing bisa terkena penyakit rabies dan bagaimana mencegahnya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rabies yaitu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus RNA dari genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae,virus berbentuk seperti peluru yang bersifat neurotropis,menular dan sangat ganas. Reservoir utama rabies adalahanjing domestik. Sebagian besar kasus (98%) disebabkan oleh gigitan anjing, sedangkan sisanya oleh hewan lain seperti monyet dan kucing.

Rabies adalah infeksi virusakut yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan mamalia. Penyakit ini sangat ditakuti karena prognosisnya sangat buruk. Pada pasien yang tidak divaksinasi, kematian mencapai 100%. Di Indonesia, sampai tahun 2007, rabies masih tersebar di 24 propinsi, hanya 9 propinsi yang bebas dari rabies, yaitu Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, NTB, Bali, Papua Barat dan Papua.(Zakaria,2005; Susanto,2009).

Dihebohkan warga NTT meninggal digigit anjing rabies pada bulan Januari – juni 2023 sebanyak 13 warga NTT meninggal .Timur tengah sebanyak enam orang sisanya di flores – Lembata . sebanyak 5.441 anjing di TTS diberi vaksin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah anjing milik warga di Kelurahan Naimata, depan rumah sakit Jiwa Naimata, Kota Kupang, Kamis (29/6/2023), masih berkeliaran. Belum ada kebijakan dari pemerintah kota agar warga mengikat atau mengandangkan anjing peliharaannya.

Sejumlah anjing milik warga di Kelurahan Naimata, depan rumah sakit Jiwa Naimata, Kota Kupang, Kamis (29/6/2023), masih berkeliaran. Belum ada kebijakan dari pemerintah kota agar warga mengikat atau mengandangkan anjing peliharaannya.

”Sekarang wabah rabies sudah meluas ke Timor Tengah Selatan (TTS) di Pulau Timor. Total korban meninggal periode Januari-Juni 2023 di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi 13 orang. Sebanyak 6 orang di TTS, Ende dan Manggarai Timur masing-masing 2 orang, dan Kabupaten Sikka 1 orang,” kata Asep.

Mewabahnya rabies sampai menyebabkan korban meninggal di TTS termasukcepat. Sejak penemuan kasus pada 26Mei 2023-29 Juni 2023 sudah enam orang meninggal. Lima di antaranya adalah anak-anak.

Jumlah kasus kematian akibat gigitan anjing rabies di Flores-Lembata selama 26 tahun mendekati 400 orang. Kebanyakan korban adalah anak-anak, usia di bawah 15 tahun. Andaikan masih hidup, saat ini mereka sudah memasuki usia produktif.

Populasi anjing di Flores-Lembata mendekati 600.000 ekor. Setiap tahun, pertambahan kelahiran baru rata-rata 10.000 ekor anjing per kabupaten atau 90.000 untuk sembilan kabupaten. Namun, belum ada gerakan mengikat atau mengandangkan anjing-anjing di sana.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies. 95% kasus rabies tersebut disebabkan oleh gigitan anjing.

“95% kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95% karena gigitan anjing,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, Jumat (2/6).

 

Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia. Saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Di samping itu, banyak pulau yang bebas rabies di Indonesia, misalnya di NTT ada pulau bebas rabies seperti Pulau Sumba. Ada juga pulau lainnya antara lain Pulau Tabuan dan Pulau Pisang di Lampung, Pulau Meranti di Riau, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Kepulauan Sintaro di Sulawesi Selatan, Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan di Kalimantan Utara.

Sudah ada dua kabupaten yang menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Situasi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.

Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies, hewan yang berisiko tinggi tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.

Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 - 12 minggu, setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala mirip flu, demam otot melemah, kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan, sakit atau nyeri kepala, demam, mual dan muntah, merasa gelisah, bingung atau terancam tanpa ada penyebab, hiperaktif, halusinasi, insomnia atau gangguan tidur, kesulitan menelan ketika makan atau minum serta produksi air liur berlebih. Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap dimulai dengan gejala awal yang mirip flu lalu berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah. Meski bisa berakibat fatal, pasien tetap berpeluang sembuh asal segera diobati setelah terpapar virus rabies.

Beberapa cara penanganan luka gigitan hewan penularan rabies pada manusia cuci luka gigitan secepatnya dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit lalu diberikan antiseptic, segera dibawa ke rumah sakit untuk kembali dilakukan pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR), penanganan luka sesegera mungkin efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.

Tindakan-tindakan pencegahan terinfeksi virus rabies adalah dengan mengurangi faktor-faktor risiko dengan cara :

1. Melakukan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan.

2. Mendapatkan vaksin rabies untuk diri sendiri.

3. Menjaga kontak dari hewan yang berpotensi memiliki virus rabies.

4. Menjaga hewan peliharaan agar tidak berinteraksi dengan hewan liar atau asing.

5. Melaporkan ke petugas kesehatan apabila menemui seseorang atau hewan yang mempunyai gejala rabies.

6. Cegah hewan-hewan lain yang berpotensi menyebarkan rabies masuk kedalam rumah.

 

Tak terbatas pada anjing, rabies juga bisa terjadi pada kucing. 

Jika mendengar kata “rabies”, kamu mungkin akan membayangkan penyakit pada hewan, terutama anjing. Rabies memang lebih dikenal dengan sebutan penyakit anjing gila. Namun, faktanya rabies tidak hanya dialami anjing, tapi juga bisa menyebar kepada hewan mamalia lain seperti kucing. 

Penyakit ini bisa menyebar ke sesama hewan dan menjadi sangat fatal jika menginfeksi manusia. Namun, pemilik kucing tak perlu khawatir karena virus penyebab rabies bisa dicegah dengan vaksinasi dan pemeriksakan kesehatan hewan secara rutin.

Pada artikel berikut, kita akan mengetahui apa itu rabies pada kucing dan mengenali ciri-ciri kucing rabies. 

Apa Itu Rabies Pada Kucing? 

Rabies adalah penyakit pada hewan, termasuk kucing, yang terjadi karena infeksi virus. 

Namun, rabies pada kucing bisa dicegah dengan vaksinasi maupun pemeriksaan kesehatan ke dokter hewan secara rutin. Vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan kucing dan melindunginya dari risiko rabies. 

Perlu diketahui bahwa rabies umumnya menyerang sistem saraf pusat, kemudian menyebar hingga ke sistem saraf bagian otak. Rabies bisa menyerang berbagai jenis hewan mamalia. Adapun hewan yang menjadi penyebar virus rabies disebut sebagai reservoir host. 

Hewan yang termasuk kategori reservoir host yaitu sigung, musang, dan kelelawar. Sementara itu, kucing termasuk resisten dan bukan hewan penyebar virus rabies. 

Penyebab paling umum rabies pada kucing adalah gigitan hewan. Gigitan tersebut kemudian menularkan virus lewat air liur. Selain gigitan, penularan virus rabies pada kucing juga bisa terjadi lewat luka terbuka atau melalui selaput lendir mata, hidung, dan mulut pada kucing.

Seekor kucing yang terinfeksi rabies bisa menularkan virus pada manusia. Umumnya kucing akan menggigit manusia dan virus pun menyebar lewat kontak air liur. 

Rabies bisa menular jika terjadi sentuhan dengan selaput lendir ataupun luka yang kamu miliki. Penyebaran virus rabies pada manusia juga bisa terjadi melalui cakaran. Meskipun cukup jarang, penyebaran virus lewat cakaran hewan sangat mungkin terjadi. 

Saat kamu dicakar atau digigit kucing hingga menyebabkan luka, segera hubungi dokter. Tindakan medis yang cepat bisa meminimalkan risiko terjadinya penyebaran virus dan kemungkinan yang tidak diinginkan. 

Salah satu tanda kucing rabies yaitu adanya bekas gigitan hewan pada tubuh kucing. Jika kucing mengalami bekas gigitan akibat diserang hewan lain, maka langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah membawanya ke dokter hewan terdekat. 

Biasanya dokter hewan akan memberikan pertolongan pertama, kemudian dilakukan penyuntikan vaksin rabies. Setelah itu, kucing akan diisolasi dan dilakukan observasi untuk mengetahui gejala maupun perkembangan kesehatan selanjutnya. 

Berikut ciri-ciri kucing rabies yang penting untuk kamu ketahui: 

1. Perubahan Perilaku

Adanya perubahan perilaku bisa jadi tanda kucing rabies. Kucing peliharaan yang biasanya tenang, tiba-tiba menjadi penuh semangat atau gelisah. Sedangkan, kucing yang biasanya ekstrovert berubah menjadi kurang penyayang dan sering mengasingkan diri. 

2. Lebih Sensitif

Tanda kucing rabies lainnya adalah lebih sensitif. Kucing akan lebih agresif saat ada yang mendekati. Selain itu, kucing juga akan lebih galak terhadap hewan lain dan pemiliknya sendiri. 

3. Lendir di Mulut 

Rabies dapat menimbulkan rasa sakit, termasuk pada otot-otot mulut kucing. Akibatnya mereka kesulitan mengontrol air liurnya sendiri. Gejala rabies pada kucing yang sangat terlihat yaitu sering meneteskan air liur. Bahkan, pada kondisi yang cukup kritis, mulut kucing akan mengeluarkan busa.

4. Lumpuh 

Ciri-ciri kucing rabies yang terakhir adalah mereka terlihat begitu lemas. Rabies pada kucing menyebabkan mereka kehilangan kontrol pada otot tubuh. Akibatnya, kucing mengalami kelumpuhan, koma, hingga kematian. 

Itulah penjelasan mengenai Dampak Bahayanya gigitan rabies pada anjing dan kucing , dan bagaimana ciri-ciri kucing rabies , tindakan pencegahan terinfeksi virus rabies anjing. Kini saatnya #JagaSehatmu dan kucing ,anjing kesayanganmu. Jangan lupa memberi perhatian lebih pada hewan peliharaan dan periksa kesehatannya secara rutin.

 

https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/ciri-ciri-kucing-rabies

https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/06/29/13-warga-ntt-meninggal-digigit-anjing-rabies-periode-januari-juni-2023

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230602/3343156/hingga-april-2023-ada-11-kasus-kematian-karena-rabies-segera-ke-faskes-jika-digigit-anjing/

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2531/mengenal-penyakit-rabies

https://media.neliti.com/media/publications/36792-ID-penyakit-rabies-dan-penatalaksanaannya.pdf

Ikuti tulisan menarik NOEL Aeron lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu