x

Ilustrasi Sihir Iklan. Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay.com

Iklan

trimanto ngaderi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 September 2022

Jumat, 7 Juli 2023 13:57 WIB

Sihir Iklan yang Anda Turuti Begitu Saja

Para pembuat iklan mahfum belaka cara terbaik memprogram seseorang untuk membeli adalah menempatkan Anda dalam keadaan gelombang otak Alfa. Itu saat Anda menerima informasi yang disajikan tanpa menganalisis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

MENGAPA IKLAN BEGITU MAMPU MENYIHIR MANUSIA?

 

Pernahkah setelah melihat iklan tertentu, Anda begitu tertarik dengan produk/jasa yang ditawarkan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernahkah setelah menonton iklan tertentu, Anda begitu memercayai akan informasi sebuah produk/jasa?

Pernahkah setelah melihat iklan tertentu, Anda begitu tertarik dengan produk/jasa yang ditawarkan?

Pernahkah setelah menyimak iklan tertentu, Anda begitu terdorong untuk membeli  produk/jasa yang ditawarkan?

Hidup kita tak bisa lepas dari iklan. Jika dahulu kita hanya menemukan iklan di media cetak maupun media  elektronik. Kini, iklan telah menyertai kehidupan kita secara penuh, 24 jam 7 hari.  Setiap kali kita membuka smartphone, iklan akan selalu muncul baik di media sosial, website/blog, maupun aplikasi.

Iklan muncul dengan sendirinya tanpa kita minta. Bahkan, dalam platform tertentu, kita wajib menonton iklan minimal beberapa detik terlebih dahulu, setelah itu baru bisa kita abaikan (skip). Berbeda halnya, jika kita berlangganan, maka iklan tak akan muncul.

Pada kenyataannya, iklan masih dinilai masih efektif sebagai media promosi sebuah produk atau jasa. Buktinya, masih banyak perusahaan (besar) yang rela mengeluarkan ratusan juta hingga  miliaran rupiah untuk biaya promosi via iklan. Terutama mereka yang mengiklankan produknya di media eletronik (televisi).

 

Bagaimana Iklan Bekerja?

Tentu Anda pernah menyaksikan seseorang yang benar-benar terpikat oleh sebuah acara televisi sedemikian rupa, sehingga ketika Anda mencoba memanggil atau berbicara dengannya, ia tidak mendengar Anda. Saat itu, orang tersebut sedang mengalami kondisi gelombang otak Alfa (trance), sebuah keadaan yang sangat disarankan untuk masuknya informasi.

Sementara konten iklan melakukan sugesti. Hal ini mengakibatkan pemirsa akan menerima dan percaya pada apapun informasi tanpa menganalisisnya. Dalam keadaan ini, pemirsa begitu asyik dan begitu fokus pada apa yang ia tonton, sehingga ia tampak terpesona dan tidak bergerak. Tiada hal lain yang ada (penting) baginya, kecuali obyek perhatian dia.

Apabila orang tersebut tidak menganalisis informasi yang ia hadapi, ia cenderung menerima, percaya, dan atau menyerah karena tidak ada filter analitis. Maka, masuk akal jika semakin Anda disarankan (disugesti), semakin Anda kurang analitis. (Demikian juga sebaliknya: semakin Anda analitis, semakin sedikit Anda mendapatkan informasi, karena kemungkinan kecil otak Anda dalam kondisi gelombang Alfa).

Apa yang sepenuhnya dipahami oleh pembuat iklan adalah bahwa cara terbaik untuk memprogram seseorang untuk mengambil tindakan (membeli) adalah menempatkan Anda dalam keadaan gelombang otak Alfa, sehingga informasi yang disajikan tidak dianalisis.

Ketika sebuah iklan diulang, atau iklan serupa dengan pesan yang sama diputar berulang-ulang, cepat atau lambat, program itu akan memasuki alam bawah sadar Anda. Semakin kita terpapar pada stimulus, semakin otomatis respons yang diprogramkan.

Akhirnya, ketika Anda secara tidak sadar menghafal rangsangan dan responsnya otomatis, pikiran sadar tidak perlu lagi memikirkan atau menganalisis informasi yang masuk. Sementara itu, pikiran bawah sadar akan memetakan informasi, merekam, dan menyimpannya seperti rekaman suara atau video.

Setelah dipetakan di otak Anda, setiap kali Anda dihadapkan pada iklan, iklan tersebut terus-menerus mengembangkan jaringan saraf yang sama. Pada gilirannya akan memperkuat program, pemikiran, dan keyakinan yang sama.

Agar pengiklan benar-benar mendapatkan uang mereka dalam  usaha komersial ini,  tindakan terbaik bagi mereka adalah berulang kali menjalankan iklan di waktu larut malam, saat yang paling tepat untuk melakukan pemrograman (otak bawah sadar). Mengapa?

Pada larut malam, kadar melatonin meningkat sebagai respons terhadap kegelapan. Melatonin menyebabkan gelombang otak  kita melambat dalam persiapan untuk tidur dan bermimpi. Gelombang otak kita bergerak dari Beta ke Alfa, ke Teta  ke Delta di malam hari. Hal ini menyebabkan orang menjadi kurang analitis dan jendela bawah sadar mereka terbuka.

 

*****

Cara terbaik agar tidak terpapar sihir iklan adalah mengurangi (seminimal mungkin) dalam menonton televisi atau menggunakan smartphone.

 

Referensi:

Dr. Joe Dispenza, Becoming Supranatural, Javanica, 2021

Ikuti tulisan menarik trimanto ngaderi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu