Pernah kubilang padamu agar hati terus memanggil
Namun rintihan kalbu tiada lagi berair kian mengering
Kau begitu kejam meninggalkan luka
di antara harapan dan doa yang masih basah.
Dulu saat kita memulai bukankah saksi itu adalah air mata?
Kita pernah sama mengemis harapan
Hingga kau dan aku sempat singgah di anjung harapan
Namun kini hanya tinggal sebuah lintasan yang mendampar tanya
Kau dan aku : "Kita siapa?"
Dua orang yang saling asing
Tiada lagi bermuka-muka
Tiada lagi memuja, tatapan muka saling berpaling.
(2023)
Ikuti tulisan menarik Dimas Nurdiansyah lainnya di sini.