x

palu hakim ilustrasi

Iklan

Puspo Lolailik Suprapto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juli 2023

Sabtu, 29 Juli 2023 10:37 WIB

Pengadilan di Negeri Absurdistan

Kisah Rudy menjadi contoh yang menggelikan dan menyedihkan tentang betapa konyolnya sistem peradilan di Absurdistan. Dan sejak itu, desa-desa di seluruh negeri memperingati kisah ini sebagai peringatan akan bahaya keabsurdan dalam sistem hukum mereka.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di suatu negeri bernama Absurdistan, semua hukum dan keputusan pengadilan didasarkan pada logika yang aneh dan tak masuk akal. Di sinilah kisah tentang seorang pria bernama Rudy yang terseret ke dalam perangkap keabsurdan sistem peradilan di negerinya.

Rudy adalah seorang petani yang hidup sederhana di desa kecil. Suatu hari, dia menemukan bahwa tanah pertaniannya dikuasai oleh seorang penguasa kaya bernama Raja Wira. Tanpa izin atau alasan yang jelas, Raja Wira telah mengklaim lahan Rudy sebagai miliknya sendiri dan mengusir Rudy dari tanah itu.

Merasa dianiaya, Rudy memutuskan untuk mengajukan gugatan ke pengadilan. Dia berharap bahwa keadilan akan dilakukan dan tanahnya akan dikembalikan kepadanya. Namun, begitu Rudy masuk ke ruang sidang, dia langsung disambut oleh sekelompok hakim dengan wajah yang tak terbaca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hakim pertama berkata, "Kami tidak akan mempertimbangkan gugatan Anda kecuali Anda bisa mengajukan bukti bahwa Raja Wira adalah manusia asing dari planet lain."

Rudy bingung, "Bagaimana saya bisa membuktikan hal seperti itu?"

Hakim kedua menyahut, "Oh, sangat mudah. Cukup bawa kami tiga batang wortel berukuran sama dengan panjangnya dari kepala hingga kaki Raja Wira. Hanya dengan cara ini, kami dapat memverifikasi status asingnya."

Rudy merasa semakin konyol, tetapi dia mencoba mencari cara untuk memenuhi permintaan itu. Dia pergi ke pasar dan mencari tiga batang wortel terpanjang yang bisa dia temukan.

Ketika Rudy membawa wortel-wortel itu ke pengadilan, para hakim berkumpul dan memulai pengukuran. Mereka dengan serius mengukur wortel pertama dan mencatat ukurannya. Kemudian, mereka mengukur wortel kedua dan mencatatnya lagi. Tapi ketika tiba saat mengukur wortel ketiga, hakim ketiga berkata, "Stop! Ukuran wortel ketiga ini lebih pendek dari yang pertama. Bukti ini tidak dapat diterima!"

Rudy terkejut, "Tapi tunggu sebentar! Saya mengambil wortel-wortel ini dari toko yang berbeda, dan mereka tidak selalu sama panjangnya!"

Hakim pertama menggelengkan kepala, "Maaf, aturan tetap aturan. Gugatan Anda ditolak karena bukti tidak sah."

Rudy merasa putus asa. Dia tahu bahwa sistem ini tidak masuk akal, tetapi dia belum menyerah. Dia memutuskan untuk mencari seorang pengacara untuk membantunya.

Setelah berbicara dengan beberapa pengacara, Rudy menemukan seorang pengacara terkenal yang ahli dalam kasus-kasus absurd. Namun, pengacara itu memberinya perkiraan biaya yang sangat besar untuk membela kasusnya.

Rudy berkata, "Tapi saya hanya seorang petani miskin. Saya tidak mampu membayar biaya sebanyak itu!"

Pengacara itu tersenyum, "Jangan khawatir. Di Absurdistan, kita memiliki sistem khusus untuk ini. Jika Anda tidak mampu membayar biaya pengacara, Anda bisa mengajukan gugatan baru melawan sistem peradilan itu sendiri. Jika Anda menang, biaya pengacara Anda akan ditanggung oleh pemerintah!"

Rudy terdiam sejenak, tetapi akhirnya dia setuju dengan rencana itu. Dia mengajukan gugatan baru melawan sistem peradilan yang mengada-ada, berharap bahwa keabsurdan yang ada akan mengaturnya.

Tapi ironisnya, saat sidang kedua ini berlangsung, Rudy dihadapkan pada dinding yang sama. Hakim-hakim terus mengajukan pertanyaan aneh dan membatalkan bukti yang sah. Akhirnya, Rudy dinyatakan kalah lagi.

Dia merasa hancur dan bingung. Bagaimana mungkin dia menang melawan sistem ini yang begitu aneh dan tidak masuk akal?

Di tengah keputusasaan, seorang aktivis hak asasi manusia mendengar kisah Rudy dan memberitahukan kasusnya ke media. Cerita tentang Rudy dan pengadilan yang absurd segera menarik perhatian publik dan menjadi viral.

Banyak orang mulai menyuarakan keprihatinan mereka tentang sistem peradilan yang tidak adil ini. Tekanan dari masyarakat menjadi begitu besar sehingga akhirnya pemerintah harus meninjau kembali kasus Rudy.

Penguasa Absurdistan akhirnya sadar bahwa mereka telah berbuat salah, dan tanah Rudy dikembalikan kepadanya. Namun, meskipun Rudy menang dalam akhir yang indah, banyak orang masih terjebak dalam perangkap sistem pengadilan yang aneh dan tak masuk akal di negeri itu.

Ikuti tulisan menarik Puspo Lolailik Suprapto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu