Dari Ikan Asin hingga Waktu

Senin, 31 Juli 2023 07:48 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mencatat sejumlah ide dan menuliskannya kembali, perlu kontemplasi. Mempertahankan makna, termyata tidak selalu bertolak dari arti.

/1/

dibakar cemburu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ikan asin membolakbalik tubuhnya nan gemulai

mencemplungkan diri dalam baluran kecap manis

dan cincang bawang cabe rawit

padahal aku ingin menggorengmu

pada wajan berlumur minyak zaitun

dan menyantapmu pada sajian malam

ketika kabut mulai menuruni tebing

dan bercengkerama dengan aur

padahal aku bernafsu melumatmu

hingga tak lagi tinggal belulang

padahal aku selalu bergairah

melihat liuk ekormu di akuarium

padahal selalu begitu

sedari dulu!

 

 

/2/

linglung tibatiba menelikung

sekian pengkolan dan tanjakan membuatnya limbung

"dimana jalan ular yang kelok-berkelok itu, Bung?"

mereka tersesat di alur lumbung

dan terperosok pada selokan nan suwung

 

(dari atas sini senja tampak makin menyusut

ketika para penolong turun, senyummu tak kecut)

 

/3/

terima kasih telah  mengantarkan

sepotong cinta lewat  matamu

yang selalu meletupkan rindu

yang memancarkan kesucian

 

/4/

tersiram cahaya-Mu yang dahsyat

aku bersijingkat

beranjak

menuju teratak

berbenah

menengadah

 

/5/

Hujan nan deras meluluhlantakkan mimpimu

dan melumat aneka hasrat

gairah itu tumpah ke segala penjuru

di taman hikmat

 

/6/

mawar itu selalu saja

merekah di dada

 

/7/

yang membuktikan ternyata waktu

yang menyosok dalam aneka rupa

masih lupakah?

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
img-content
img-content
Lihat semua