x

Aspal. Ilustrasi Pembangunan Jalan

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Rabu, 16 Agustus 2023 18:16 WIB

Kemana Arah Pengembangan Aspal Buton?

Sekarang rakyat Indonesia bebas memilih. Mau impor aspal terus, atau mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Kalau mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton, tentukan arah pengembangan aspal Buton sesuai dengan UUD’45, Pasal 33, Ayat 3. Karena kalau kita sudah merdeka, berarti kita bebas memilih. Apakah kita mau masuk Surga, atau masuk Neraka?.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton adalah harta karun yang terdapat di pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Meskipun pak Jokowi sudah pernah datang berkunjung ke pulau Buton pada tanggal 27 September 2022 yang lalu. Tetapi nasib aspal Buton yang sekarang ini, ternyata masih tetap sama seperti nasib aspal Buton yang dulu. Masih belum ada perubahan sama sekali. Jadi apa sejatinya hasil konkrit dari kunjungan pak Jokowi ke pulau Buton? Kelihatannya masih belum ada. Pak Jokowi telah memutuskan Indonesia akan stop impor aspal pada tahun 2024. Namun kemana arah dari kebijakan pak Jokowi untuk mengembangan aspal Buton?.

Aspal Buton sudah 43 tahun tidak berkembang, karena pemerintah lebih mengutamakan aspal impor untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional. Indonesia mengimpor aspal 1,2 juta ton per tahun. Atau  setara dengan US$ 900 juta per tahun. Mengapa selama ini potensi besar aspal Buton yang sangat luar biasa besar selalu diabaikan? Apakah mungkin karena mengimpor aspal itu lebih menguntungkan daripada memproduksi aspal Buton. Apakah benar demikian? Apa latar belakang bahwa mengimpor aspal itu pasti lebih menguntungkan daripada memproduksi aspal Buton?. Dari sudut pandang mana impor aspal selalu lebih menguntungkan daripada memproduksi aspal Buton?

Mari kita analisa harga aspal impor. Pada pertengan tahun 2021, harga aspal minyak menurut Maryland Asphalt Indes adalah sekitar US$ 400 per ton. Dan setelah terjadinya perang antara Rusia dengan Ukraina, harga aspal minyak melonjak naik secara signifikan menjadi sekitar US$ 600 per ton. Kenaikan harga aspal minyak ini sudah sejalan dengan kenaikan harga minyak bumi dunia. Dan sampai sekarang di tahun 2023, harga aspal minyak belum ada tanda-tanda akan turun kembali ke harga semula, yang sekitar US$ 400 per ton. Karena perang antara Rusia dengan Ukraina masih belum usai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melihat fakta dan data-data bahwa antara tahun 2021 sampai 2023 harga aspal minyak menurut Maryland Asphalt Index telah naik secara signifikan sebesar US$ 200 per ton, maka sudah berapa banyak kerugian Indonesia sebagai salah satu negara pengimportir aspal terbesar di dunia? Dengan asumsi, Indonesia telah mengimpor aspal sejumlah 1,2 juta ton per tahun, maka selama tahun 2021 – 2023, Indonesia telah mengimpor aspal sebesar 2,4 juta ton. Hal ini berarti, sekarang Indonesia telah membeli aspal impor seharga US$ 1,44 milyard, atau setara dengan Rp 21,6 triliun lebih mahal daripada harga aspal pada tahun 2021. Haruskah kita tertawa, atau menangis melihat data-data dan fakta ini? Apakah masih ada anggota DPR yang masih mau peduli dengan pemborosan impor aspal ini?

Dengan asumsi harga aspal impor pada saat ini adalah sebesar Rp 15.000 per kilogram, atau Rp 15 juta per ton. Maka dengan asumsi kurs 1 US Dollar adalah RP 15.000, harga 1 ton aspal minyak adalah sebesar US$ 1.000. Data ini menimbulkan tanda tanya besar. Karena menurut data Maryland Asphalt Index, harga aspal minyak di USA pada bulan Agustus 2023 adalah sebesar US$ 620 per ton. Jadi kelihatannya ada selisih harga yang cukup besar antara harga aspal minyak di Indonesia, dengan harga aspal minyak di USA. Dimana harga aspal minyak di Indonesia jauh lebih mahal.

Mengutip berita dari detik.com, tanggal 15 Agustus 2023, dengan judul: “18 Proyek Pembangunan Jalan Senilai Rp 129 M Pakai Apal Buton”, menginformasikan bahwa Kementerian PUPR terus berkomitmen mendorong percepatan belanja APBN untuk Produk Dalam Negeri (PDN) sebesar 95% atau Rp 135,64 triliun dari Pagu Anggaran TA 2023 sebesar RP 153,8 triliun. Hal ini pun diwujudkan lewat penggunaan aspal Buton sebagai salah satu PDN.

Membaca paragraf di atas ini, kita merasa bangga dan kagum kepada Kementerian PUPR, karena sudah berani berkomitmen menggunakan aspal Buton, yang merupakan produk dalam negeri. Tetapi selain kita merasa hormat kepada Menteri PUPR, sekaligus juga kita merasa prihatin dan trenyuh, terharu bercampur sedih. Karena dana yang disebutkan sebesar RRp 129 M itu apabila akan digunakan untuk membeli aspal Buton ekstraksi, maka hanya akan bisa diperoleh sebanyak 8,600 ton aspal Buton ekstraksi, dengan asumsi harga aspal Buton ekstraksi sama dengan harga aspal minyak.

Indonesia mengimpor aspal 1,2 juta ton per tahun. Kementerian PUPR membeli aspal Buton ekstraksi sebesar 8,600 ton. Jadi jumlah ini tidak sampai 1% dari jumlah aspal impor tersebut. Haruskah kita tertawa atau menangis melihat data-data dan fakta ini ? Aspal Buton telah menjadi korban dari aspal impor.

Ingat, Indonesia sudah merdeka selama 78 tahun. Masak sih, kita masih mau impor aspal terus? Kita punya cadangan deposit aspal alam yang sangat melimpah di pulau Buton. Masak sih, kita abaikan, dan dibiarkan terlantar selama hampir 1 abad? Apakah Indonesia masih merdeka? Hal ini perlu dipertanyakan kembali, apabila aspal Buton hanya dijadikan sebagai pelengkap penderita saja dalam pembuatan infrastrukstur jalan-jalan. Jumlah aspal Buton yang digunakan selama ini tidak lebih dari 1% dari jumlah aspal impor. Apakah ini bukan pelecehan, penghinaan, dan merendahkan harga diri dari aspal Buton, yang nota bene adalah produksi dalam negeri?

Siapa yang dapat menjawab pertanyaan ini: “Kemana arah pengembangan aspal Buton?”. Ke Surga atau ke Neraka?. Kalau kita mau ke Neraka, silahkan impor aspal terus sampai pada suatu saat nanti, kita pasti akan menyesal sendiri. Karena harga aspal impor akan cenderung naik terus. Tetapi kalau kita mau ke Surga, mari kita bersama-sama mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Harga aspal Buton bisa lebih murah dengan kualitas yang lebih unggul daripada harga aspal impor. Oleh karena itu, pak Jokowi tidak perlu repot-repot lagi untuk stop impor aspal pada tahun 2024. Karena kalau hilirisasi aspal Buton sudah terwujud, maka pasti sedikit demi sedikit aspal impor pun akan berhenti dengan sendirinya.

Sekarang rakyat Indonesia bebas memilih. Mau impor aspal terus, atau mewujudkan hilirisasi aspal Buton. Kalau mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton, tentukan arah pengembangan aspal Buton sesuai dengan UUD’45, Pasal 33, Ayat 3. Karena kalau kita sudah merdeka, berarti kita bebas memilih. Apakah kita mau masuk Surga, atau masuk Neraka?.

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB