x

Iklan

TD Tempino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 13 September 2023 09:07 WIB

Anda Mau Ganti Nama

Nama adalah doa. nama adalah identiotas. Banyak alasan mengganti nama. salah satu alasan agar Hoki.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

thamrindahlan

Selamat sore. ganti nama kenapa tidak. Berkisah Ibunda Hj Kamsiah Binti Sutan Mahmud. Ketika kecil dikau sakit sakitan terus nyaris wafat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang guru ngaji menyarankan agar ganti nama. Husin menjadi Thamrin. Alhamdulillah sampai usia ke 71 nama itu tetap terpakai ditambah Dahlan.

Apakah suatu kebetulan atau memang demikianlah adanya nama yang “keberatan” tidak sesuai dengan badan masih tanda tanya .

Bisa kah “keberatan nama” dibilang menjadi biang penyakit. Berangkat dari pengalaman hidup, untuk anak kandung sepakat kami orang tua memberi nama baik bernuansa doa terdapat di Al Qur’an.

Satu lagi pesan Ayahanda Haji Dahlan bin Affan setiap anak sebelum usia 40 hari agar dilakukan doa selamat dalam ritual Aqiqah. 2 ekor kambing untuk putra, 1 ekor kambing untuk anak perempuan. Undang Ustazd dan kerabat minimal 40 orang mohon doa selamat.

Soal India menganti nama menjadi Bharat rasanya tidak terlalu ribet, lancar lancar saja. Teringat pada 8 penjuru angin. Utara, Selatan, Barat, Timur, Tenggara, Timur Laut, Barat Daya dan Barat Laut. Asal usul nama “Tenggara” itulah yang perlu ditanya ke Bapak Chandra Adiwana.

Indonesia tetap Indonesia. 78 tahun merdeka jadi bukti nama itu Sakti bersebab ada Ideologie Pancasila. Pembukaan UUD 45 di cantumkan Kosa Kata INDONESIA 10 kali.

The Faunding Father mewasiatkan isi UUD 45 Boleh di amandemen 4 kali dimasa awal orde reformasi. Ingat  jangan sekali – kali merubah Naskah Preambule UUD 45. Catat tercantum 10 Kata INDONESIA di Preambule.

Selamat Pagi Fiona Handoko Mario, Bung Liam Then, Bang Jimy Marta anda All Rusuhwan.

Bertanya awak ke Bapak Chandra Adiwana (CA) , apa nama nan elok dan hoki untuk Kaum Perusuh. Julukan Perusuh diberi Abah kepada Para Komentator Disway.id bersebab isi komentar keterlaluan.

Kemudian nama itu oleh teman teman di muliakan menjadi Rusuhwan. Alasan logis bersebab setiap nama ber-akhir-an “Wan” adalah suatu kehormatan. Contoh Pahlawan, Dermawan, Budayawan dan Hartawan dll.

Hasil googling. Dalam Buku “Selamat Tinggal Indonesia” CA mengatakan jangan sepelekan urusan nama salah memilih nama akibatnya bisa fatal.” Tambah informasi Kliennya 27 Konglomerat termasuk Klub Inter Milan. Luar Biasa prestasi CA menambahkan didepan namanya gelar Teuku.

Hello I’m Dahlan Iskandarshah. Hello I’m Thamrin Dahlan.Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan Belang, Manusia Wafat meninggalkan nama. Peninggalan Gading nan sangat berharga itu ada di museum atau di ruang tamu orang berada. Demikian pula belang harimau di jadikan boneka (?) harimau.

Sedangkan nama manusia tersimpan abadi di google (seandainya aktif bersosial media). Dimana lagi ada nama anda setelah wafat. Di cover buku dan di batu Nisan. Seandainya Abah jadi mengganti nama Dahlan Iskandarshah, tentu perlu diselenggarakan prosesi khusus.

Menurut hemat awak nama pemberian orang tua memiliki nilai keberkahan. Bolehlah ditambah dibelakang nama pakai bin. atau langsung nama Ayah Kandung. Contoh Thamrin Dahlan

 

Sumber Inspirasi Tulisan Bapak Dahlan iskan disway.id 8/923

NAMA saya pun sebaiknya diganti: menjadi Dahlan Iskandarshah. Yang minta, Anda sudah tahu: Chandra Adiwana. Ia seorang ahli nama dan logo asal Aceh, kelahiran Medan (Disway kemarin:Bharat Timur).

Nama Dahlan Iskan ia nilai seperti Indonesia: kurang baik, kurang hoki, sakit-sakitan.

Saya akhirnya bisa bicara dengan Chandra. Kemarin. Ngobrol panjang. Di akhir obrolan saya pun bertanya: mengapa nama Dahlan Iskan kurang baik.

“Terputus,” katanya. “Namanya terpotong”.

Tahun 2005 ternyata Chandra telah menggambarkan jabatan saya tidak akan ditambah di tahun 2014. “Bulan sembilan energi menurun, bahkan teman sendiri bisa ambil aset Kanjeng,” kata Chandra. Meski baru sekali ini bertemu ia panggil saya begitu.

“Orang pada tidak percaya. Padahal kalau nama ditambah DACHLAN ISKANDARSHAH energi raja uang terus menerus hadir,” katanya. “Nama yang sekarang harus banyak berjuang. Kalau waktu itu JAWA POST dan Majalah LIBERTY tahu dan mempertemukan kita tentu sudah beda negeri ini,” katanya.

Waktu tidak bisa diputar balik.

“Kenapa orang Aceh lahir di Medan?” tanya saya.

“Bapak saya keturunan raja Sigli. Kawin dengan keturunan raja Langkat. Tinggal di Medan. Ayah jadi pedagang,” ujar Chandra.

Di Medan itu ia sekolah SD. Lalu, ayahnya mengirim Chandra ke SMP dan SMA Asy Syafi’iyah Jakarta. Itu pesantren milik tokoh besar NU KH Abdullah Syafi’i.

Chandra memang keturunan NU. Kakeknya adalah ketua Syuriah NU Deli Serdang.

“Leluhur saya dari Banten. Keturunan Sunan Kalijogo dan Sunan Muria,” kata Chandra.

Sejak SD Chandra mengamalkan bacaan salawat nabi. Tiap hari. Siang dan malam. Sehari ia bersalawat puluhan ribu kali. “Saya dapat ilham untuk melakukan itu,” katanya.

Meski kuliahnya di Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) tapi yang ia pelajari lebih serius adalah soal nama dan logo. Akhirnya ia ahli nama dan logo, terkait dengan hoki.

Waktu masih SD ia mengatakan bahwa Ibrahim Hasan akan jadi gubernur Aceh dua periode. Lalu jadi menteri. Ternyata benar.

Sewaktu Jokowi jadi wali kota Solo, ia menemui beliau. Katanya: Bapak akan jadi Gubernur Jakarta lalu jadi presiden dua periode. “Benar kan?”.

Setelah ini beliau akan jadi apa?

“Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa,” tegasnya.

Waktu itu Chandra tidak minta apa-apa. Hanya saja kalau omongannya jadi kenyataan ia minta diundang ngopi di Istana.

Lalu minta agar ibu kota dipindah: ke satu lokasi antara Cirebon dan Brebes. Nama ibu kota baru itu pun ia usulkan: Indrasaka.

Menurut penglihatan batinnya, lokasi itu aman. Pun bila ada perang dunia. Bisa seperti Surabaya di tahun 1945: dihujani bom tapi bomnya masuk laut dan sungai.

“Anda kan juga mengusulkan nama ibu kota bisa juga Nusantara?”

“Iya. Tapi penulisannya harus Nuswantara. Bukan Nusantara,” jawabnya.

Kini Chandra berumur 61 tahun. Sehat. Keliling terus. Berat badannya ideal: 68 kg. Ia ziarah terus. Ke makam-makam wali. Makam raja. Ke tempat ziarah di Banjarmasin saja 51 kali.

Di zaman Presiden Soeharto sebenarnya Chandra ingin menghadap. Meski masih remaja ia berani diadu dengan kepandaian penasihat spiritual presiden saat itu: Sudjono Humardani. “Mungkin saya dianggap anak kecil. Ditolak,” katanya.

“Sudah berapa banyak nama yang diperbaiki berdasar saran Anda?”

“Tak terhitung. Terlalu banyak”.

“Berapa banyak logo perusahaan yang diperbaiki setelah konsultasi dengan Anda?”

“Sudah ribuan,” jawabnya.

Ia menyebut beberapa nama tapi tidak bisa dipublikasikan. Yang ia sebut adalah nama perusahaan yang sedang ia kerjakan: MS Glow. “Sekarang anak Jawa Timur kita baguskan,” katanya. “MS GLOW Insya Allah nanti bisa jadi perusahaan skin care 10 besar di dunia,” tambahnya.

Chandra bercerita: dua bulan sebelum peristiwa Kanjuruhan telah memberi tahu akan banyak orang mati di sana. “Logo Arema berantem internal dan namanya Malang. Waktu itu saya minta ganti Aresi. Arek Singosari. Nggak mau, karena menganggap saya bukan kiai,” katanya.

Ia tetap menyarankan agar nama Malang diganti. Tiap ceramah, mulai tahun 90-an, kita selalu ingatkan jangan sampai anak Malang orang tua Bangka dan nenek Seram. Itu nama yang tidak Pancasila,” katanya.

Maka di pertemuan perusuh Disway kelak saya akan bertanya: perlukah nama saya diganti.(Dahlan Iskan)

 

  • Salamsalaman
  • BHP, 100923
  • Tede

Ikuti tulisan menarik TD Tempino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu