x

Pastikan tak tertibkan Perppu KPK

Iklan

Indŕato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Juli 2020

Jumat, 15 September 2023 12:42 WIB

Selamat Tinggal Hilirisasi Aspal Buton di Era Pak Jokowi

Apakah pak Jokowi masih mempunyai hati untuk aspal Buton? Dan kalau memang pak Jokowi sudah tidak cinta dan sayang lagi kepada aspal Buton, maka rakyat Buton akan mengucapkan: Selamat Tinggal Hilirisasi Aspal Buton” di era pak Jokowi. Semoga aspal Buton akan menemukan jodohnya yang jauh lebih baik. Aamiin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemerintahan pak Jokowi sebentar lagi akan berakhir. Fokus pak Jokowi sekarang ini sudah tidak ke masalah hilirisasi aspal Buton lagi. Fokus pak Jokowi sekarang sudah beralih kepada upaya-upaya untuk mencari sosok siapa Presiden baru, pengganti pak Jokowi, yang akan mampu melanjutkan visi dan misi pak Jokowi.  Khususnya mengenai proyek-proyek Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dan kereta api cepat Jakarta (KCIC) – Bandung. Tetapi sangat disayangkan sekali, proyek hilirisasi aspal Buton ini, tidak termasuk di dalam proyek-proyek prioritas dan strategis nasional. Oleh karena itu rasanya sudah tiba saatnya bagi rakyat Indonesia untuk harus mengucapkan selamat tinggal kepada hilirisasi aspal Buton.

Hilirisasi aspal Buton adalah program pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku aspal alam di pulau Buton menjadi aspal Buton ekstraksi guna mengsubstitusi aspal impor. Seharusnya proyek hilirisasi aspal Buton ini termasuk di dalam daftar proyek-proyek prioritas dan strategis nasional, karena memiliki potensi sangat besar untuk menghemat devisa negara sebesar Rp 13,5 triliun per tahun. Disamping itu, proyek hilirisasi aspal Buton ini juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang signifikan. Khususnya dengan akan terciptanya banyak sekali lapangan pekerjaan baru yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.

Mungkin yang sangat membingungkan rakyat adalah pak Jokowi sudah pernah datang berkunjung ke pulau Buton, Sulawesi Tenggara, pada tanggal 27 September 2022 yang lalu. Dan pak Jokowi telah memutuskan Indonesia akan stop impor aspal pada tahun 2024. Tetapi sampai saat ini tidak ada sedikitpun upaya-upaya dari pemerintah untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton sebagai tindaklanut untuk antisipasi dan mitigasi menghadapi momentum pak Jokowi akan stop impor aspal pada tahun 2024 tersebut. Jadi apa sejatinya maksud dan tujuan pak Jokowi telah datang ke pulau Buton, kalau bukan untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekarang mari kita analisa bersama mengapa di masa pemerintahan pak Jokowi sekarang ini, hilirisasi aspal Buton tidak juga kunjung terwujud? Padahal pada tahun 2015, pak Jokowi sendiri sudah pernah menginstruksikan kepada semua jajaran kementerian - kementerian terkait untuk mengsubstitusi aspal impor dengan aspal Buton. Dan pada tahun 2022, pak Jokowi juga sudah menegaskan kembali untuk mengsubstitusi aspal impor dengan aspal Buton. Tetapi mirisnya, apa yang sudah pak Jokowi instruksikan berulang kali tersebut, tetapi tidak ada satupun yang terwujud. Jadi rakyat merasa sangat heran dan bertanya-tanya, pak Jokowi ini maunya apa sih?

Seandainya pak Jokowi masih tidak mau mewujudkan hilirisasi aspal Buton, mungkin pak Jokowi mempunyai alasan untuk itu. Tentunya rakyat pasti ingin tahu, apa kira-kira alasan pak Jokowi mengapa hilirisasi aspal Buton masih belum juga kunjung terwujud? Dan kalau pak Jokowi tidak mau memberitahukan dan menjelaskan alasan-alasannya kepada rakyat, maka rakyat akan berandai-andai, berasumsi, dan berprasangka buruk. Apakah alasannya adalah karena mungkin ada Mafia impor aspal, atau ada kepentingan bisnis dari para oligarki, dibalik fenomena impor aspal ini?

Seandainya saja benar apa praduga dan prasangka tersebut, maka apa yang masih bisa kita perbuat dan upayakan untuk aspal Buton? Rasanya sudah tidak ada lagi yang bisa kita perbuat dan upayakan, kecuali mengatakan selamat tinggal kepada hilirisasi aspal Buton. Mimpi untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton sudah pupus di era pemerintahan pak Jokowi. Jadi kita harus mau menerima kenyataan dan fakta pahit ini. Karena segala daya dan upaya sudah pernah dilaksanakan dan diperjuangkan untuk mengingatkan kepada pak Jokowi bahwa masih ada hutang janji pak Jokowi untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton yang masih belum dibayar lunas.

Pemerintahan pak Jokowi masih tersisa 1 tahun lagi. Apa yang masih bisa pak Jokowi perbuat untuk aspal Buton di masa yang sesingkat ini? Kalau untuk mewujudkan hilirisasi aspal Buton, waktu pak Jokowi sudah habis dan kadaluarsa. Mungkin untuk membuat sebuah Undang-undang aspal Buton wajib untuk mengsubstitusi aspal impor masih ada cukup waktu. Oleh karena itu diharapkan agar pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara berani mengusulkan kepada Komisi VII DPR untuk menyampaikan Rancangan Undang-Undang: “Aspal Buton wajib untuk mengsubstitusi aspal impor”.

Diharapkan dengan adanya Undang-undang aspal Buton wajib untuk mengsubstitusi aspal impor ini, maka para Investor sudah berani untuk berinvestasi di bidang industri hilirisasi aspal Buton. Karena pemerintah Indonesia sudah berani keluar dari jebakan dan perangkap zona nyaman impor aspal. Dan dengan adanya Undang-undang ini, maka pemerintah Indonesia wajib melaksanakan Undang-undang dengan mewujudkan hilirisasi aspal Buton untuk untuk mengsubstitusi aspal impor.

Apakah pak Jokowi masih mempunyai hati untuk aspal Buton? Dan kalau memang pak Jokowi sudah tidak cinta dan sayang lagi kepada aspal Buton, maka rakyat Buton akan mengucapkan: “Selamat Tinggal Hilirisasi Aspal Buton” di era pak Jokowi. Semoga aspal Buton akan menemukan jodohnya yang jauh lebih baik. Aamiin..

Ikuti tulisan menarik Indŕato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB