x

Iklan

elly purwanti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 September 2023

Selasa, 19 September 2023 06:54 WIB

Mendamaikan Konservasi dan Investasi

Indonesia kaya akan berbagai jenis koro yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Tingginya penduduk Indonesia, menuntut penyediaan bahan pangan dalam jumlah besar, bergizi dan merata”

        Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, jumlah penduduk di Indonesia kini telah mencapai sebanyak 278,69 juta jiwa pada pertengahan 2023. Angka tersebut naik 1.05% dari tahun sebelumnya.(13 Jul 2023). Tingginya jumlah penduduk, konsekuensinya menuntut penyediaan bahan pangan dalam jumlah banyak , bermutu dan merata. Rata rata konsumsi per kapita sehari di Indonesia tercata sebesar 2.196,82 kkal. Konsumsi kalori per kapita sehari di Indonesia sudah kembali berada diatas angka kecukupan gizi (AKG) pada September 2022.(22 Juni 2023). Data Indonesia : https://dataindonesia.id

      Di sisi lain kebutuhan konsumsi protein yang berasal dari protein nabati masih rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber bahan pangan alternatif yang harganya murah dan baik bagi kesehatan.  Sumber protein nabati  selama ini  mengandalkan dari sumber kacang kacangan, yaitu kedelai salah satunya. Padahal sebenarnya Indonesia memiliki berbagai tanaman biji-bijian yang bisa dimanfaatkan untuk menggantikan kedelai, yaitu jenis jenis kacang koro.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

        Berbagai tanaman biji-bijian dari jenis-jenis kacang koro (koro gude, koro pedang, koro komak) bisa dimanfaatkan sumber protein dan sumber pangan fungsional. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan (Elly dkk, PDUPT 2018-2020) diketahui kandungan senyawa bioaktifnya pada ketiga jenis koro tersebut sangat bermanfaat sebagai sumber pangan fungsional dan kandungan nutrisinya tidak kalah dibanding kacang hijau maupun kedelai. Ada banyak jenis koro potensial seperti koro komak, koro pedang dan koro gude yang di dibudidayakan pada lahan-lahan kering, tetapi belum dimanfaatkan sebagai pangan fungsional.

          Permasalahan utama yang ditemukan hingga saat ini, antara lain : (1) Tingkat ketergantungan masyarakat secara khusus dan Indonesia secara umum kepada beras sangatlah tinggi, sehingga diperlukan inovasi pangan lokal untuk mendukung diversivikasi pangan nasional. (2) Tanaman kacang koro adalah tanaman yang identik dengan lahan kering namun belum banyak dimanfaatkan selama ini. (3) Keterbatasan pengetahuan petani  dalam teknis budidaya maupun pemanfaatan tanaman kacang koro. (4) Petani belum mengerti nilai ekonomis tanaman koro dari bagian selain biji untuk dimanfaatkan sebagai subtitusi pakan ternak dan pupuk kaya Nitrogen. (5) Belum ada sentuhan teknologi untuk mendapatkan tepung kaya protein (TKP) berbahan koro untuk dijadikan sumber pangan fungsional atau kita sebut MOKORBEF (Modified Koro Bean Flour) yang memiliki khasiat Kesehatan dan daya jual bisnisnya tinggi.

Tujuan kegiatan Matching Fund yang diajukan dari Perguruan Tinggi dan Mitra Dudi start up “aKancaTani” adalah untuk mengembangan produk baru MOKORBEF sebagai pangan fungsional. Melalui kerjasama antara Perguruan tinggi dengan Mitra Dudi, inovasi yang akan dikembangkan merupakan ide bersama kedua belah pihak dan mempertemukan antara pengetahuan/pengalaman bisnis mitra Dudi dengan kepakaran dan pengetahuan dari dosen perguruan tinggi terkait nutrisi dan bahan aktif koro, dan melalui pendanaan Maching Fund Kedaireka

            Urgensi/keutamaan dari program yang diajukan adalah: a). Diversifikasi pangan lokal, untuk meningkatkan ketahanan pangan, melalui intensifikasi dan pendampingan petani. Hal ini bertujuan agar masyarakat tidak tergantung hanya pada satu produk saja seperti beras atau gandum. b). Pengembangan pangan fungsional Tepung Kaya Protein (TKP)/ MOKORBEF (Modified Koro Bean Flour) memiliki kandungan protein dan serat tinggi, senyawa antioksidan, asam lemak tak jenuh, glutein rendah yang sangat dibutuhkan untuk diet penderita diabetes, stunting dan KKP (kondisi kekurangan protein).  c). Intensifikasi penyediaan bahan pangan berbasis kacang lokal, kaya protein dan berfungsi sekaligus pangan funsional untuk kebutuhan nutrisi maupun kesehatan. d).Konservasi pengembangan sumber pangan lokal berbasis keanekaragaman hayati, sesuai fokus rencana strategis perguruan tinggi “Kemandirian Pangan Berbasis Ekosistem Tempatan”. e). Meningkatkan nilai ekonomi melalui inovasi pangan lokal guna meningkatkan nilai tambah dan kandungan gizinya yang sangat menjanjikan untuk menciptakan peluang bisnis baru.     

Pangan Fungsional Berbasis Kacang Koro

       Indonesia kaya akan berbagai jenis koro yang sangat potensial sebagai sumber protein nabati. Biji koro dimodifikasi sebagai tepung melaui proses fermentasi, akan menghasilkan tepung kaya protein. Kandungan gizi dari tepung berbahan koro, mampu sebagai sumber  pangan fungsional dan dipercaya dapat mencegah timbulnya penyakit degenaratif, karena adanya kandungan komponen bioaktif di dalamnya, seperti serat pangan, inulin, FOS, antioksidan, vitamin. Berbagai tanaman biji-bijian dari jenis-jenis kacang koro (koro gude, koro pedang, koro komak) bisa dimanfaatkan sumber protein dan sumber pangan fungsional

Pentingnya kolaborasi antar Perguruan Tinggi dan Industri dalam proses hilirisasi inovasi Melalui Program Maching Fund Kedaireka

       Program ini dilaksanakan dengan mekanisme “Diagonal Tetra Helix” yang akan mempertemukan Perguruan Tinggi (pemegang Inovasi), KEMENDIKBUD DIKTI (Pemberi Dana), Mitra aKancaTani (Dunia Industri), dengan Petani (Objek/Penerima Manfaat Utama). Kegiatan ini selain bertujuan untuk mengembangkan inovasi teknologi untuk kesejahteraan petani, juga turut mendukung ketercapaian program MBKM mahasiswa di perguruan Tinggi dengan meningkatkan Indikator Kinerja Utama, setidaknya dari beberapa program terdapat lima program yang dapat diikuti oleh mahasiswa yaitu, penelitian, magang kerja, KKN, Kuliah tamu, dan penerapan pembelajaran berbasis permasalahan. Pelaksanaan program ini dilaksanakan melalui bentuk kegiatan survey, FGD, Penelitian Produk Inovasi, pelatihan capacity building, Magang & KKN Membangun Desa, uji hilirisasi pembinaan penguatan kelembagaan. Kegiatan program dilaksanakan selama 1 tahun.

Kegiatan ini akan menghasilkan produk berupa prototype MOKORBEF (Modified Koro Bean Flour). Tentunya dalam jangka panjang kegiatan ini akan berdampak terhadap perubahan social masyarakat petani dari sisi ekonomi (terdapat peningkatan) serta memberikan pilihan diversifikasi pangan lokal yang berkhasiat. Manfaat yang akan dirasakan oleh semua pihak yang berkegiatan, tidak hanya petani saja namun tentunya perguruan tinggi, dan juga mitra, manfaatnya sebagai berikut:

  1. a) Bagi Masyarakat: Hasil kegiatan MF ini bermanfaat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan pangan diversifikasi makanan berbasis koro, serta berpotensi meningkatkan ekonomi petani koro

b). Bagi Pemerintah: Mendukung tersukseskannya program diversifikasi pangan local di .

c). Bagi Perguruan Tinggi : Mendapatkan pengakuan & sertifikat HKI tentang Pengembangan pangan fungsional Tepung Kaya Protein (TKP)/ MOKORBEF dari berbagai biji kacang koro potensial, memiliki kandungan protein dan serat tinggi, senyawa    antioksidan dan asam lemak tak jenuh, glutein rendah, sangat dibutuhkan untuk diet bagi penderita diabetes, stunting dan KKP (kondisi kekurangan protein. Selain itu juga meningkatkan pencapaian IKU Univresitas (IKU 1- IKU 7)

d).    Mitra DUDI (aKancaTani): membuka peluang bisnis baru (pioneer) pengolah tepung berbahan koro (MOKORBEF) yang menjanjikan, serta produk sampingan seperti pakan dan pupuk yang juga memiliki nilai ekonomi.

 

                        Oleh : Elly Puwanti, Univ Muh Malang

Ikuti tulisan menarik elly purwanti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu