Teruntuk hati yang sering memendam.

Kenapa sih sering memendam? Untungnya apa?

Atas nama gengsi, makanya gak berani memulai duluan. Menyiksa diri berlarut-larut, sengaja diam meski jiwa memberontak.

Menatap wajahnya hanya dari jepretan. Itu pun jepretan nya hasil maling. Diam-diam suka screenshot tanpa sepengetahuan orangnya.

Menguntit bagai anggota FBI yang sedang menjalani misi rahasia.

Dalam hati berbicara sambil mendoakan, ayo dong chat aku duluan. Kesal dan marah pada diri sendiri kenapa tak kunjung punya keberanian untuk memulai duluan.

Ada apa sih?

Gengsi itu varian terbaru apa? Rasanya apa? Emang seenak Jalapeno kesukaanku?

Kalau enak sepedas Jalapeno kesukaanku, ya bolehlah di adu. Tapi kalau rasanya malah menyiksa kenapa harus dinikmati lagi kalau ternyata Jalapeno lebih enak?

Bahkan gak ribet dan gak pake lama. Seenak itu kok.

Tapi kenapa gengsi masih aja dirangkul kalau ternyata merangkul masa depan cerah lebih menjanjikan?

Mau cari kemana?

Dia disini. Ngapain juga harus repot-repot? Tinggal buka ruang chat itu lalu ketik sesuatu disana.

Hai.

Ya, hai.

Tidak seribet itu. Tapi?

Tapi kenapa masih tertahan?

A I U E O ....

Tatap dinding kamar kaya orang bego, emangnya menyelesaikan masalah gengsimu itu?

Ayolah.

Dia udah terlalu sering memulai duluan. Sekarang giliranmu. Nanti dia jadi mikir kalau kamu gak effort. Takutnya dia juga larut dalam khayalnya sama sepertimu.

Awas, penyesalan selalu datang terlambat. Kalau datang di awal itu namanya pendaftaran.

Jadi gimana?

Kirimin aku pesan duluan, nanti aku ajak menikmati Jalapeno kesukaanku.

Hehehe...

Aku lagi mengumpulkan keberanian. Ini lebih pedas dari varian mie instan manapun. Sensasinya juga berbeda. Yang ini lebih enak.

Menantang.

Sekali lagi, aku bisa gak ya?

Penasaran.

Bisa gak ya?

Daripada sibuk menebak, mending bertanya langsung.

Kamu gak gengsi kirim pesan duluan ke aku? Akhir-akhir ini kamu duluan yang mengirim pesan. Aku bahkan belum pernah sama sekali. Selalu menunggu pesan darimu masuk duluan.

Maaf ya, aku gengsi. Terimakasih.

Ikuti tulisan menarik Acha Hallatu lainnya di sini.