Kontaminan air adalah substansi yang ada dalam air, yang dapat menjadikannya tidak aman untuk diminum dan menyebabkan komplikasi kesehatan.
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS, kontaminan yang dapat mencemari air terbagi dalam empat kategori berbeda, yaitu kontaminan fisik, kimia, biologi, dan radiologis. Masing-masing kontaminan ini mempengaruhi sifat fisik dan kimia air secara berbeda. Mari kita jelajahi lebih dalam keempat jenis kontaminan ini.
Kontaminan Fisik
Kontaminan fisik mengacu pada polusi yang disebabkan oleh batuan dan sedimen di dalam air. Zat-zat ini menyebabkan perubahan warna dan bau air. Oleh karena itu, mereka termasuk polutan yang paling jelas untuk dikenali.
Kontaminan fisik sangat umum terjadi di perairan tawar dimana erosi tanah sering terjadi. Untungnya, tidak seperti jenis kontaminan air lainnya, kotoran fisik tidak terlalu berbahaya jika jumlahnya kecil.
Contoh kontaminan fisik adalah lumpur. Ciri utama mengenali kandungan lumpur dalam air adalah menyebabkan air keruh. Meskipun lumpur merupakan kontaminan, namun tidak berbahaya jika tertelan. Meski demikian Anda tetap harus menghindari sumber air minum yang terlihat keruh.
Contoh lainnya adalah besi. Sama seperti lumpur, besi membuat air menjadi keruh dan membuat rasanya tidak enak tetapi tidak membahayakan tubuh manusia dalam kondisi normal. Namun, zat besi dalam air dapat menyebabkan masalah sekunder seperti pertumbuhan bakteri, penyumbatan pipa, dan noda merah pada perlengkapan.
Kontaminan Kimia
Kontaminan kimia merupakan salah satu pengotor yang paling melimpah di sumber air. Mereka tidak mengubah karakteristik air secara signifikan seperti kontaminan fisik.
Kontaminan kimia terdiri atas Kontaminan kimia alami dan buatan manusia. Polutan kimia alami termasuk nitrogen, arsenik, dan racun yang dihasilkan oleh bakteri. Mereka sering kali merupakan produk sampingan dari limpasan, erosi, atau organisme di dalam air. Bahan kimia ini biasanya meresap ke dalam air tanah dalam jumlah kecil, namun dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius jika terpapar dan tertelan secara terus-menerus.
Sementara itu, polutan kimia buatan manusia termasuk pemutih, pestisida, dan korosi pada pipa timbal dan tembaga. Erosi tanah bisa membawa polutan berbahaya ini melalui sungai dan turun ke air tanah.
Dan parahnya, sebagian besar komplikasi kesehatan akibat air minum disebabkan oleh polutan kimia. Gejala umumnya termasuk mual dan perubahan warna kulit. Paparan kontaminan kimia dalam jangka panjang bahkan dapat menyebabkan kerusakan organ dan meningkatkan risiko kanker.
Kontaminan Biologis
Kontaminan biologis meliputi mikroorganisme dan mikroba. Bakteri, protozoa, virus, dan parasit termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan dari mereka berukuran mikroskopis kecuali mereka berkumpul dalam koloni. Mikroba bertanggung jawab atas penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan demam tifoid.
Polutan biologis umumnya ditemukan pada air permukaan dan air tanah. Pengolahan limbah yang tidak baik, meluapnya area pengelolaan limbah, dan rusaknya akuifer adalah beberapa kasus yang dapat menyebabkan kontaminan biologis memasuki air.
Untungnya pengolahan dan penyaringan air yang ekstensif dapat mengatasi ancaman kontaminan biologis.
Kontaminan Radiologis
Mirip dengan kontaminan kimia, kontaminan radiologis terjadi secara alami dan buatan manusia. Pembuangan limbah radiologi yang tidak tepat, reaktor yang rusak, atau dampak nuklir dapat mencemari pasokan air.
Ketika polutan-polutan ini membusuk di dalam sumber air, mereka akan merusak lingkungan perairan, menciptakan lebih banyak kotoran melalui kematian makhluk hidup dan pembusukan.
Unsur radioaktif terkait erat dengan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk kanker.
Ikuti tulisan menarik Tirta Pakuan Bogor lainnya di sini.