Perempuan

Pada hakikatnya, laki-laki dan perempuan punya kedudukan yang sama dengan tugas dan fungsi masing-masing. Apakah hal ini kemudian membatasi perempuan untuk tidak bisa mengerjakan pekerjaan laki-laki dan sebaliknya? Tentu beberapa hal bisa dilakukan. Dalam hubungan sosial sehari-hari atau kegiatan yang dikerjakan dengan tenaga dan keahlian, perempuan bisa mengambil peran dalam mengerjakan pekerjaan laki-laki dan sebaliknya, laki-laki dapat mengerjakan apa yang dikerjakan oleh perempuan.

Sekarang banyak sekali kita jumpai sosok-sosok pemimpin wanita dan tidak sedikit menemukan petugas kebersihan atau juru masak yang merupakan seorang pria. Pada era ini, setiap wanita memiliki kesempatan untuk berproses meraih impian dan cita-citanya. Tidak menutup kemungkinan pula, bahwa wanita pun dapat melakukan tindakan-tindakan sosial menyimpang yang selama ini hanya melabeli pria saja.

Poster Drama Korea Chef Moon

Jika berbicara tentang fungsi-fungsi organ tubuh tertentu dalam kebutuhannya secara biologis, tentu ada batasan yang diciptakan antara pria dan wanita. Hal ini nampak sudah diatur sedemikian rupa oleh Sang Pencipta. Namun, dalam menjalankan kehidupan ini, kita benar-benar dihadapkan pada pilihan kita sendiri untuk menjadi mampu atau tidak. Kendatipun, memang masih sering terjadi penolakan terhadap peran wanita dalam suatu tatanan secara langsung, karena adanya stereotip yang mendarah daging dan berkembang di masyarakat. Hal ini tentu tidak dapat kita pungkiri kehadirannya.

Ilustrasi Wanita Karir

Terlepas dari semuanya itu, perempuan dan laki-laki adalah makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain. Perihal cinta, bukan hanya laki-laki yang mau berkorban untuk perempuan saja, melainkan perempuan pun juga rela berkorban untuk laki-laki yang dicintainya. Jika banyak film romantis yang menerangkan alur tentang usaha seorang pria mendapatkan wanita, apakah berarti wanita tidak boleh berusaha untuk mendapatkan pria? Tentu bukan seperti itu maksudnya.

Romantis

Dalam sebuah jurnal penelitian Social and Personal Relationships, pria memang terbukti lebih sering jatuh cinta duluan ketimbang wanita. Hal ini pula yang membuat mayoritas pria akan menyatakan cintanya lebih dulu. Seperti yang kita ketahui bahwa perempuan memang sangat mengedepankan perasaan dan emosional, namun hal ini justru membuat perempuan menjadi lebih berhati-hati dalam mengungkapkan isi hati secara gamblang. Rasa malulah yang kebanyakan juga membuat seseorang untuk pikir-pikir dulu. 

Hmmm... Pikir-Pikir Dulu, Deh. 

Cinta kadang-kadang membuat orang bingung, sakit apabila dipendam sendiri, apalagi jatuh cinta sendiri. Banyak pengalaman yang tidak menyenangkan juga soal menyatakan cinta. Ketakutan akan ditolak bahkan sampai takut akan membuat jarak. Namun, bila tidak diungkapkan akankah dapat jawabannya? Kita bukan cenayang yang pandai menebak-nebak perasaan kalau belum nembak. 

Love

Apakah wanita tidak boleh menjadi yang pertama menyatakan cintanya kepada seorang pria? Apakah seluruh dunia akan menghakimi seorang wanita apabila sampai melakukan hal tersebut? Ada juga studi yang mengatakan bahwa wanita memang penuh pertimbangkan dan kadang ragu-ragu, berbeda dengan pria yang selalu penuh keyakinan. Namun, perasaan cinta yang disembunyikan lama itu juga tidak baik adanya, saya masih berpegang pada kata-kata now or never. Jadi ungkapkanlah isi hati kepada lawan jenis selagi bisa dan tidak terlarang.  

Now or Never?

Stigma tentang perempuan tidak boleh menyatakan perasaan duluan, harus jual mahal, jaga gengsi, jangan ngegas, jangan berlebihan, dan jangan agresif ini dipatahkan dengan latar belakang penelitian pada jurnal tentang Personality and Social Psychology bahwa wanita umumnya dianggap lebih tertarik dan bersedia untuk mengungkapkan cinta dan komitmennya dibandingkan pria. Meskipun pada kesimpulannya laki-laki memang lebih dominan menyatakan cinta, namun sedikit dibahas tentang laki-laki juga dapat merasa lebih bahagia apabila mendengar sebuah pernyataan cinta dari seorang wanita. Hal ini tergantung dengan kepribadian masing-masing dan kondisinya saat itu. Sehingga, tidak ada halangan bagi seorang wanita untuk “Make a First Move.”

Menciptakan Ketertarikan Emosional dengan Pria

Seiring berkembangnya zaman, banyak cara untuk mengungkapkan perasaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Persoalan asmara kini menjadi lebih dinamis dan ekspresif. Berbagai platform telah tersedia sebagai media untuk pria maupun wanita untuk sekadar berkenalan, mencari jodoh, dan mengungkapkan komitmennya. Banyak juga tempat-tempat menarik dengan situasi asyik dan mendukung untuk saling mengobrol secara langsung. Gawai dan teknologi membawa pengaruh besar bagi keberanian wanita masa kini. Wanita bebas untuk speak up mengenai hal-hal yang bergejolak dalam hatinya.  Memang, tidak mudah bagi seorang wanita untuk membuat sebuah pengakuan tersebut, bahkan pria sekalipun juga butuh waktu berminggu-minggu untuk melancarkan aksinya. 

Sepasang

Jadi, apakah kamu memilih untuk menunggu atau pada akhirnya mengubur perasaanmu? Apakah perempuan yang menyatakan cinta masih menjadi hal tabu di sekelilingmu? Apakah kamu memilih untuk menjadi pasif hanya untuk tidak disangka agresif? Tidak ada salahnya untuk menyatakan cinta duluan. Kamu tidak sedang melakukan tindak kejahatan, sekali lagi jika itu bukan suatu hubungan yang terlarang. Tidak salah apabila perempuan tampil lebih berani, percaya diri, dan mengambil inisiatif. Menunggu hanya membuatmu gelisah, sulit tidur, menangis di pojok kamar, susah makan, dan membuat tanda tanya dalam hati makin besar. Jika belum berani ungkapkan cinta duluan, maka berilah sinyal yang kencang, mudah ditangkap, dan tepat sasaran.

Gelisah

Bukankah perempuan juga butuh kejelasan? Maka dari itu, mulai sekarang kita bisa mengubah pola pikir bahwa hanya laki-lakilah yang boleh lebih dulu menyatakan cintanya. Perempuan juga harus lebih bisa untuk mengabaikan rasa malu dan gengsinya soal cinta, dengan mengesampingkan perasaan takut akan di-judge negatif oleh orang lain. Perempuan berhak untuk memperoleh kejelasan, melakukan hal-hal romantis, menghilangkan hambatan-hambatan yang mengganggu perasaannya, dan menjalankan hidup sebagaimana mestinya.

Ikuti tulisan menarik Sekar Octavia Nawangsih lainnya di sini.