x

Iklan

Sekar Octavia Nawangsih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 September 2023

Rabu, 18 Oktober 2023 08:30 WIB

Stres? Kenali Apa Permasalahanmu dan Temukan Solusinya

Stres merupakan masalah pokok yang sering terjadi di era ini. Stres dapat dialami oleh semua kalangan dan kebanyakan menyerang pada usia-usia produktif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kesehatan Mental

Menurut P2PTM Kemenkes RI, stres merupakan reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila terjadi perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri. Menurut saya, tentu, stres dipicu oleh adanya aksi dan reaksi. Stres timbul karena adanya tekanan dan gesekan dalam kehidupan sehari-hari. Stres tidak mengenal usia, namun sering dijumpai dan mudah diidentifikasi apabila terjadi di kalangan remaja dan dewasa. Menurut pengalaman dan pengamatan saya, apabila sedang stres, biasanya seseorang akan sering mengunggah foto dan tulisannya yang berkaitan dengan suasana hati ke akun media sosial pribadinya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Stres juga tidak mengenal gender, namun ada studi yang mengatakan bahwa stres lebih rentan terjadinya pada wanita. Ketika mengalami stres, tubuh akan merespon secara alamiah dengan adanya aktivitas hormonal di dalamnya, yaitu pelepasan hormon adrenalin dan kortisol. Respon tubuh ini dikenal dengan istilah mekanisme fight or flight yang dimulai di amigdala, kemudian mengirimkan sinyal ke hipotalamus dan merangsang sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom terdiri dari tiga, yaitu sistem saraf simpatis, sistem saraf parasimpatis, dan sistem saraf enterik. Sistem saraf simpatis ini memiliki tugas dalam respon terhadap fight or flight. Sementara, sistem saraf parasimpatis yang bertugas dalam pengendalian respon freeze. Terakhir, ketika stres memicu pelepasan hormon, sistem saraf enterik yang bertugas dalam menangkap sinyal untuk memperlambat motilitas yang akan berakibat pada peradangan. 

 

Saat adanya bahaya, reaksi yang dihasilkan sangat bergantung pada sistem mana yang mendominasi. Ketika terjadi rangsangan pada sistem saraf otonom, saat inilah tubuh akan melepas hormon kortisol dan hormon adrenalinnya. Pelepasan hormon adrenalin sendiri dapat memicu jantung berdegup kencang, sedangkan pelepasan kortisol bertindak untuk peningkatan glukosa darah, tekanan darah, dan aktivitas imunologis.

 

Stres, erat kaitannya sebagai sumber penyakit, baik secara fisik maupun mental, apalagi stres dalam jangka panjang dan berulang-ulang. Saya menemukan banyak faktor yang memengaruhi seseorang menjadi rentan terhadap stres, baik itu dari dalam maupun dari luar. Di antaranya adalah faktor genetik, usia, jenis kelamin, konsumsi obat-obatan atau zat tertentu, penyakit bawaan terdahulu, gangguan fungsi tubuh, masa pubertas, pengalaman emosional, status perkawinan, kemampuan seseorang menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan, tipe kepribadian, dan dukungan sosial dari sekitarnya. 

 

Stres juga dapat berpengaruh pada sistem imun. Pada kondisi tertentu, stres dapat menimbulkan gejala-gejala seperti pusing, mual, muntah, mudah lelah, insomnia, sakit perut, gelisah, dan diare. Diikuti dengan tanda-tanda yang muncul, seperti peningkatan tekanan darah, denyut nadi, denyut jantung, dan suhu tubuh. Bahkan, pada akhirnya stres dapat bermanifestasi menjadi penyakit yang serius.

 

Stres berkaitan erat dengan gangguan mental. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita sudah sering sekali dihadapkan dengan berbagai kondisi dan persoalan, hal ini pun mengakibatkan stres dapat terjadi secara terus-menerus. Persoalan ini bisa jadi didapatkan dari lingkungan keluarga, kampus, masyarakat, pertemanan, tempat kerja, perjalanan, dan bahkan tak jarang pada tempat makan atau tempat wisata sekalipun.

 

Gangguan mental yang terjadi akibat stres dapat berupa depresi, kecemasan, hingga gangguan kepribadian seperti bipolar pada seseorang. Stres memiliki 3 tingkatan, yaitu stres ringan, sedang, dan berat. Masing-masing stres memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung dari pengalaman dan ketahanan individu.

 

Stres berat dapat memengaruhi sistem saraf dan susunan otak sehingga memicu ketidakseimbangan materi otak dalam pemrosesan informasi pada otak. Hal ini tentu berhubungan dengan penurunan daya ingat, fokus, konsentrasi, kesulitan berkomunikasi, dan lamban mengambil keputusan yang sering terjadi pada beberapa orang dengan gangguan mental.

 

Penumpukan berlebih dari sisa pelepasan kortisol yang terjadi saat stres dan tidak tertangani inilah yang pada akhirnya memicu depresi. Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati yang sedih dan kelam secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang. Perubahan mood secara drastis pada depresi ini memunculkan perasaan tidak berharga, tidak berdaya, dan putus asa sehingga sering kali seseorang mengalami penurunan semangat, nafsu makan, dan kualitas hidup. 

<--more-->

Dewasa ini, sepertinya sangat sulit untuk seseorang terhindar dari stres. Stres seolah-olah menjadi hal yang melekat pada setiap orang. Hal-hal yang bisa kita lakukan ialah upaya untuk mengurangi stres dan penanganan apabila stres itu sudah muncul. 

 

Berikut tips untuk mencegah sekaligus mengurangi stres, antara lain: 

  1. Meluangkan waktu untuk melakukan ibadah yang lebih, selain ibadah yang sudah rutin dilakukan
  2. Menonton film komedi
  3. Menonton konser atau mendengarkan musik favorit atau genre musik yang bersemangat atau fun
  4. Waktu tidur dan istirahat yang cukup
  5. Berolahraga secara rutin dan teratur
  6. Menyalurkan hobi yang menyenangkan, seperti bernyanyi, bermain musik, melukis, menulis, atau jalan-jalan dengan hewan peliharaan
  7. Mengkonsumsi minuman yang kaya akan vitamin, antioksidan, dan dapat membantu tubuh lebih relaks seperti teh hijau, jus buah, atau teh Chamomile
  8. Jangan kunjungi tempat yang sedang ramai atau viral, tunggu sampai situasi kondusif, aman, dan terkendali
  9. Ketahui apa yang sering memicu stres, hindari stresor tersebut
  10. Tidak memaksakan diri dalam situasi apapun

Rajin Berolahraga

Kemudian, beberapa cara berikut ini dapat dimanfaatkan untuk mengelola dan mengatasi stres yang sudah mulai muncul :

  • Mengatur napas. Lakukan teknik pernapasan dalam, kemudian hembuskan. Buat ketukan yang sama, senyaman dan semampu kamu ketika melakukan tarikan napas dalam dan hembusan napas panjang
  • Melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran dan lebih meningkatkan fokus
  • Mengobrol dengan teman yang dapat dipercayai
  • Melakukan relaksasi otot-otot, misal dengan senam wajah
  • Memberikan afirmasi positif kepada diri sendiri
  • Makan makanan favorit
  • Memanjakan diri dengan melakukan perawatan seperti facial, creambath, hair spa, berendam di bathtub, nail art, atau eyelash extension, dsb.
  • Coba untuk berkonsultasi dan dapatkan penanganan dari ahli, seperti Psikolog dan Dokter

Makan Makanan Favorit dan Tidak Lupa Mengatur Asupan dan Pola Makan

Tips-tips ini dapat menyesuaikan dengan keadaan kamu masing-masing, ya. Ingat, bahwa sesuatu yang dipaksakan juga tidak baik. Kamu bisa memasang tips ini di kaca meja riasmu per kalimat atau pada meja kerjamu di kantor atau di suatu tempat yang kamu ingat dan mudah kamu raih. 

 

Kita harus lebih aware terhadap kapasitas tubuh dan kondisi mental diri sendiri. Stres yang berlebihan dapat membuat kita jadi mudah tersulut emosi dan meledak-ledak atau sebaliknya, menjadi muram dan mengurung diri dari dunia luar. Sehingga, kadang kala bisa saja melakukan hal-hal yang di luar kendali.

 

Perlu diingat lagi bahwa aku tidak sama kuatnya dengan kamu, kamu tidak sama kuatnya dengan dia, dia tidak sama kuatnya dengan mereka, dan mereka tidak sama kuatnya dengan kita dalam menghadapi sebuah persoalan dan beradaptasi dengan lingkungan. Tingkat stres dan kondisi mental seseorang itu berbeda-beda, ya teman-teman.

 

Ikuti tulisan menarik Sekar Octavia Nawangsih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 jam lalu

Terpopuler